Wednesday, June 24, 2015

CEFIKSIM



CEFIKSIM
Komposisi                   : sefiksim 100 mg kapsul
Indikasi                      : Pengobatan infeksi pada saluran urin, otitis media, infeksi saluran nafas termasuk suspek dari S. pneumonia dan S. Pyogenes, H. Influenza dan beberapa Enterobacteriaceae; tidak termasuk N. Gonorrhoeae gonorrhea pada serviks dan ureter
Dosis                           : 400 mg/hari dibagi setiap 12-24 jam; Gonorrhoeae pada serviks dan uretra tanpa komplikasi yang disebabkan oleh N.gonorrhea : 400 mg dosis tunggal. Selama maksimal 10 hari.
Efek samping             : 10% : Saluran cerna : Diare (16%)
2-10% : Abdominal pain, mual, dispepsia, perut kembung(flatulense),
2% : Gagal ginjal akut, reaksi anafilaktik, angioderma, peningkatan BUN, kandidiasis, peningkatan kreatinin, pusing, demam, sakit kepala, hepatitis, hiperbilirubinemia, erythema multiforme, facial edema, demam, jaundice, leucopenia, pruritus, colitis pseudomembran, rash, seizure, menyerupai serum sickness, sindrome Stevens-Johnson,trombositopenia,urtikaria, vaginitis, muntah. Dilaporkan reaksi dengan sefalosporin lain termasuk agranulositosis, kolitis, nefritis intertisial, pendarahan, anemia aplastik dan hemolitik, pansitopenia, disfungsi ginjal, superinfeksi, nefrotoksik.

Farmakokinetika       : Absorbsi : 40-50%. Distribusi : Didistribusikan secara luas di dalam tubuh dan mencapai efek pada konsentrasi terapi dalam jaringan dan cairan tubuh, termasuk cairan sinovial, perikardial, pleural dan cairan peritonial, empedu, sputum, urin tulang, jantung, saluran empedu, kulit dan jaringan lunak. Ikatan Protein : 65%. Waktu paruh eliminasi : pada fungsi ginjal normal : 3-4 jam; pada kerusakan ginjal : diatas sampai lebih dari 11,5 jam. Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak pada serum : 2-6 jam, lebih lama dengan adanya makanan. Ekskresi : Urin (50% diabsorbsi dari dosis sebagai obat aktif); feses (10%).
Mekanisme aksi         : Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan dengan satu atau lebih ikatan protein - penisilin (penicillin-binding proteins-PBPs) yang selanjutnya akan menghambat tahap transpeptidasi sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri sehingga menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akan mengalami lisis karena aktivitas enzim autolitik (autolisin dan murein hidrolase) saat dinding sel bakteri terhambat.

No comments:

Post a Comment