EPIGLOTITIS
BATASAN
Keadaan yang mengancam jiwa anak akibat obstruksi
saluran nafas yang disebabkan peradangan akut disertai edema pada daerah
supraglotis laring yang meliputi epiglotis beserta plika arieglopika dan
hipofaring ; disebut juga supraglotitis.
ETIOLOGI
- Haemophilus influenzae type b (paling sering)
- Streptococcus beta haemolyticus
- Stafilokokus (jarang)
KRITERIA DIAGNOSIS
·
Gejala
klinis timbul tiba-tiba dengan panas badan tinggi, sakit tenggorokan dan
nyeri menelan, batuk dan dalam beberapa jam cepat menjadi progresif sehingga
timbul stridor inspirasi, disfagia, megap-megap, pucat, gelisah, sianosis dan
tampak toksik.
·
Pada anak yang besar biasanya berada dalam
posisi duduk membungkuk ke depan, mulut terbuka, lidah menjulur dan air liur
menetes.
·
Biasanya tidak didahului infeksi saluran nafas
atas
·
Pemeriksaan fisis menunjukkan tanda distres
pernafasan
·
Laboratorium : leukositosis dengan pergeseran ke
kiri
·
Paling sering terjadi pada anak 2-6 tahun
·
Radiologi : foto leher menunjukan pembesaran dan
pembengkakan epiglotis serta pelebaran hipofaring. Gambaran radiologi yang khas
yaitu thumb print like pada epiglotis yang membengkak
·
Laringoskopi : epiglotis tampak merah dan edema
pada plika ariepiglotika
DIAGNOSIS
Laringotrakeabronkitis oleh virus
Supraglotitis oleh penyebab Streptococcus group
A
Trakeitis bakteri
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laringoskopi
Foto leher AP, lateral (soft tissue technique)
serta foto toraks AP dalam posisi tegak
Darah : Rutin, kultur (darah diambil sebelum
diberikan antibiotik), analisis gas (bila memungkinkan)
Tindakan ini dilakukan di ruang perawatan intensif
(berbahaya karena dapat menyebabkan laringospasme)
PENYULIT
Edema paru
Atelektasis fokal
Pneumonitis
HIE
Gagal nafas
Pneumotoraks dan emfisema mediastinum akibat
trakeostomi
KONSULTASI
Bagian
THT
PENATALAKSANAAN
Terapi Non-Farmakologi
1.
Trakeostomi
2.
Perawatan di ruang intensif
3.
Diperlukan intubasi endotrakeal atau trakeostomi
4.
O2 lembab
Terapi Farmakologi
1.
Antibiotik
diberikan 10 hari (7 hari secara i.v selanjutnya p.o)
2.
Kloramfenikol 75 – 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
3.
Atau sefotaksin 100-200 mm/kgBB/hari dibagi 2 dosis
atau sefukroksim 75-150 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
Catatan :
1. Epinefrin rasemat tidak ada gunanya
2. Kortikosteroid masih kontroversil (tidak
diberikan)
PROGNOSIS
Tergantung
penilaian dan cepatnya tindakan gawat darurat
No comments:
Post a Comment