Wednesday, June 17, 2015

fraktur



FRAKTUR (PATAH TULANG)

DEFINISI
Terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan dan empeng pertumbuhan tulang. Fraktur tertutup bila tidak ada hubungan antara daerah fraktur dengan udara luar dan disebut terbuka untuk keadaan sebaliknya. Fraktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelum fraktur sudah menderita / patologi.
KRITERIA DIAGNOSIS           
Adanya riwayat trauma yang adekwat ( bukan fraktur patologis ). Karena fraktur    merupakan akibat dari trauma maka perlu diperiksa kemungkinan cedera pada organ atau bagian tubuh yang lain ( Primary ssurvey ATLS ).
Pada status generalis diperiksa apakah pasien mengalami syok atau pendarahan, trauma pada kepala, medulla spinalis atau organ visera serta ditentukan apakah ada faktor yang menyebabkan fraktur mudah terjadi
Pada status lokalis (secondary survey) diperiksa adanya tanda tanda fraktur secara sistematis ( look, feel, move) seperti bengkak, luka pada kulit ( fraktur terbuka atau tertutup ), deformitas, nyeri tekan, kondisi neurovaskular distal, adanya gerakan abnormal pada daerah yang diduga fraktur
DIAGNOSIS BANDING        
Terutama pada fraktur yang dekat dengan sendi; fraktur dislokasi atau fraktur dan dislokasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG  
(X-ray) untuk menetukan diagnosis pasti dan penting untuk perencanaan penatalaksanaan.
Pada pemeriksaan radiologi tentukan tulang yang fraktur, bagiannya, ekstensi ke sendi, jenis garis fraktur.
Dibuat minimal dengan dua proyeksi (AP dan lateral) mencakup dua sendi (distal dan proksilillal).
Pada pasien anak dibuat juga x-ray dari sisi yang sehat (untuk perbandingan).
Pemeriksaan radiologis khusus seperti tomografi, penggunaan zat kontras, CT Scan, MRI, radio isotope scanning, USG dll.
Pemeriksaan laboratorium : darah dan urine.
PENATALAKSANAAN        
Tujuan :
Menyelamatkan penderita dari bahaya yang mengancam jiwa pasien akibat dari trauma yang dialami.
Mendapatkan penyambungan tu lang dengan kedudukan yang dapat diterima ( memenuhi syarat, mendapatkan kembali fungsi anggota gerak yang cedera).

Penanganan secara umum :
Tindakan penyelamatan jiwa sesuai dengan prosedur ATLS ( Advanced Trauma life Support) .
Penanganan terhadap frakturnya : pada pertolongan patah pertama, dilakukan pemasangan bidai pada anggota gerak yang diduga/dislokasi untuk mengurangi pergerakkan antar fragmen tulang sehingga dapa1 mengurangi nyeri , perdarahan dan menghindari kerusakan jaringan lebih lanjut serta memudahkan transportasi.
Pada prinsipnya penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut : ( 4 R )
Recognition (diagnosis klinis dan keadaan sosial pasien:
Reduction (bila terjadi pergeseran fragmen, dapat di lakukan secara terbuka maupun tertutup)
Retention (mempertahankan kedudukan hasi I reduksi, dapat bersifat internal ataupun eksternal)
Rehabilitation (anggota gerak bawah penting untuk mobilisasi dan untuk anggota gerak atas, ketrampilan lebih dipentingkan).
Terapi Farmakologi
Pada patah tulang terbuka perlu tindakan debridemer dan disertai dengan pemberian antibiotik profilaksis Cefotaksim 2 gram perhari selama 1 – 2 hari

PENYULIT                                   
1.      Dapat timbul secara sistemik maupun pada lokal anggota, gerak yang cedera.
2.      Penyulit yang timbul segera : syok, perdarahan/ cedera, vaskuler, cedera syaraf, cedera organ, dll. Penyulit yang timbul kemudian : infeksi, kekakuan sendi, atrofi otot

PROGNOSIS                           
Dubia (tergantung bagian tulang yang fraktur, penanganan yang dipilih serta adanya penyulit).

PATOLOGI ANATOMI
Pemeriksaan ini dilakukan bila ada keeurigaan adanya fraktur patologis.

No comments:

Post a Comment