Saturday, June 13, 2015

infeksi saluran kemih



INFEKSI SALURAN KEMIH

BATASAN
Adanya pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih

KLASIFIKASI
  1. Berdasarkan anatomi/lokasi : 
    • ISK atas
    • ISK bawah
  2. Berdasarkan ada atau tidaknya kelainan struktur :
·         ISK penyulit
·         ISK non penyulit
  1. Berdasarkan ada atau tidaknya gejala :
·         ISK simptomatik
·         ISK non simptomatik
  1. Berdasarkan onset klinis :
·         ISK akut
·         ISK berulang atau kronik

ETIOLOGI
Terbanyak E Coli : ISK akut (90%) dan ISK berulang (70-80%)

PATOFISIOLOGI
  1. Terbanyak asenderen, jarang perkontinuitatum atau limfogen.
  2. Pada neonatus, terbanyak hematogen.
.
KRITERIA DIAGNOSIS
1.      Gejala Klinis
a.       Asimptomatik
b.      Simptomatik
c.       Neonatus :
Gambaran sepsis dengan gejala tidak khas seperti demam, ikterus,  malas minum, muntah, mencret, BB tidak naik dan kesadaran menurun
d.      Anak :
Disuria, frekuensi meningkat, urgensi, polakisuria, nyeri   perut/pinggang, gangguan pertumbuhan, muntah, demam yang tidak diketahui penyebabnya, dan enuresis.
2.            Bakteriuria bermakna 
Tergantung dari metode pengambilan urin
3.            Pemeriksaan untuk meningkatakan kewaspadaan kemungkinan ISK :
a.       Adanya kuman pada air kemih tidak dipusing dengan atau tanpa pewarnaan :   Bila ditemukan  2 kuman/10 LPB atau 5 kuman/LPB
b.      Adanya piuria atau lekosituria
Sedimen air kemih : leukosist ≥ 5/LPB
Jumlah leukosit dalam air kemih tidak dipusing : laki-laki ≥ 10/mm3        
Perempuan ≥ 50/mm3   
c.       Tes kimiawi
      Nitrit, reduktase biru metilen

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urin : leukosit
          Kuman (gram/biakan/jumlah koloni)
          Kimia

PENYULIT
1.      Sepsis
2.      Abses perinefrik
3.      Gagal ginjal kronis

KONSULTASI
Bagian bedah Urologi

PENATALAKSANAAN

Terapi Non-Farmakologi

1.      Bedah
Koreksi bedah sesuai dengna kelainan saluran kemih yang ditemukan.
2.      Suportif
Selain pemberian antibiotik, penderita ISK perlu mendapat asupan cairan yang cukup, perawatan hygiene daerah perineum dan periuretra, pencegahan konstipasi.
3.      Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialis lainnya, dll)
·   Rujukan ke Bedah Urologi sesuai dengan kelainan yang ditemukan.
·   Rujukan ke Unit Rehabilitasi Medik untuk buli-buli neurogenik.
·   Rujukan kepada SpA(K) bila ada gagal ginjal.

Terapi Non-Farmakologi
Penyebab tersering ISK ialah Escherichin coli. Sebelum ada hasil biakan urine dan uji kepekaan, antibiotik diberikan secara empiris selama 7-10 hari untuk eradikasi infeksi akut. Jenis antibiotik dan dosis dapat dilihat pada lampiran.

PEMANTAUAN (MONITORING)
1. Terapi
1.      Dalam 2 x 24 jam setelah pengobatan fase akut dimulai, gejala ISK umumnya menghilang. Bila belum menghilang, dipikirkan untuk mengganti antibiotik yang lain.
2.      Dilakukan pemeriksaan kultur dan uji resistensi urin ulang 3 hari setelah pengobatan fase akut dihentikan, dan bila memungkinkan setelah 1 bulan dan setiap 3 bulan. Jika ada ISK berikan antibiotik sesuai hasil uji kepekaan.
3.      Bila ditemukan adanya kelainan anatomi maupun fungsional yang menyebabkan obstruksi, maka pengobatan fase akut dilanjutkan dengan antibiotik profilaksis (lihat lampiran). Antibiotik profilaksis juga diberikan pada ISK berulang, ISK pada neonatus, dan pielonefritis akut.


Tabel interpretasi hasil biakan urin

Cara Penampungan
Jumlah koloni
Kemungkinan infeksi
Fungsi supra pubik



Kateterisasi



Urin pancar tengah
Laki-laki
Perempuan

Bakteri gram negative : asal ada kuman Bakteri Gram positif: beberapa ribu
> 105
104-105
103-104
< 103

> 104
3 x biakan > 105
2 x biakan > 105
1 x biakan > 105
5 x 104 - 105
104 - 5 x 104 :
Klinis simtomatik
Klinis asimtomatik
< 104
> 99%



95%
Diperkirakan ISK
Diragukan, ulangi
Tidak ada ISK (kontaminasi)

Diperkirakan ISK
95%
90%
80%
Diragukan, ulangi

Diperkirakan ISK, ulangi
Tidak ada ISK
Tidak ISK



2. Tumbuh Kembang
ISK simpleks umumnya tidak mengganggu proses tumbuh kembang, sedangkan ISK kompleks bila disertai dengan gagal ginjal kronik akan mempengaruhi proses tumbuh kembang.

Jenis dan dosis antibiotik untuk terapi ISK

Table Dosis Antibiotika parenteral (a), oral (b) dan profilaksis (c) untuk pengobatan ISK

Obat
Dosis mg/kgBB/hari
Frekuensi/ (umur bayi)
(A) Parenteral


Ampisilin

Sefotaksim
Gentamisin

Seftriakson
Seftazidim
Sefazolin
Tobramisin
Ticarsilin
100

150
5

75
150
50
5
100
Tiap 12 jam (bayi < 1 minggu)
Tiap 6-8 jam (bayi > 1minggu)
Dibagi setiap 6 jam
Tiap 12 jam (bayi < 1 minggu)
Tiap 8 jam (bayi > 1 minggu)
Sekali sehari
Dibagi setiap 6 jam
Dibagi setiap 8 jam
Dibagi setiap 8 jam
Dibagi setiap 6 jam

(B) Oral
Rawat jalan, antibiotik oral (pengobatan standar)

Amoksisilin
Ampisilin
Augmentin
Sefaleksin
Sefiksim
Nitrofurantoin*
Sulfisoksazole*
Trimetoprim*
sulfamatetoksazole
20-40 mg/kg/hari
50-100 mg/kg/hari
50 mg/kg/hari
50 mg/kg/hari
4 mg/kg
6-7 mg/kg
120-150
6-12 mg/kg
30-60 mg/kg
q8h
q6h
q8h
q6-8h              (C) Terapi profilaksis
q12h                1 x malam hari
q6h ………..   1-2 mg/kg
q6-8h ……..   50 mg/kg
q6h………...   2 mg/kg
q6-8h………  10 mg/kg
* Tidak direkomendasikan untuk neonatus dan penderita dengan insufisiensi ginjal


No comments:

Post a Comment