Saturday, June 13, 2015

gagal ginjal akut



GAGAL GINJAL AKUT (GGA)

BATASAN
          Sindroma klinis kegagalan mendadak fungsi ginjal dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh, dengan manifestasi klinis gangguan keseimbangan asam-basa, air dan elektrolit serta gangguan eliminasi zat-zat sisa
Oliguria → produksi urin < 240 ml/m²/hari
Anuria   → tidak ada produksi urin dalam 24 jam

ETIOLOGI
1.      Prerenal    : Gagal ginjal akut fungsional
2.      Renal        : Gagal ginjal akut intrinsik organik
3.      Postrenal  : Gagal ginjal akut obstruksi

PATOFISIOLOGI
Sesuai dengan  etiologi GGA
1.      Prerenal
Kegagalan fungsi ginjal akibat parfusi ginjal menurun yang disebabkan volume intraintravaskular,  tekanan darah atau curah jantung yang menurun
2.      Renal
Kegagalan fungsi ginjal akibat kerusakan ginjal, baik langsung maupun berasal dari GGA prerenal atau postrenal
3.      Postrenal
Obstruksi saluran kemih yang menyebabkan peningkatan tekanan intratubular →  filtrasi glomerulus

KRITERIA DIAGNOSIS
1.      Diuresis ↓ (Oliguria, anuria). Pada kasus tertentu bisa non oliguria
2.      Pucat, anemia, perdarahan saluran cerna
3.      Retensi air dan garam (edema, hipertensi, payah jantung kongestif)
4.      Kejang, koma, perubahan perilaku → ensefalopati uremia
5.      Laboratorium
6.      Urea N ↑, kreatinin ↑, hiponatremia, hiperkalemia, hiperfosfatemia, asidosis metabolik,anemia, leukopenia, trombositopenia

DIAGNOSA BANDING
            Gagal ginjal kronik (GGK) eksaserbasi akut

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Darah: Hb, leukosit, trombosit, elektrolit, urea N, kreatinin, analisis gas darah
2.      Foto toraks
3.      EKG

PENATALAKSANAAN

Terapi Non-Farmakologi
·         Dietetik
Kebutuhan nutrisi ditentukan/tergantung frekuensi dan cara dialisis yang dipakai.


Terapi Farmakologi

1.      Perbaiki diuresis
a.      GGA prerenal
·         Bila dehidrasi à segera atasi dengan cairan yang sesuai, misalnya NaCl fisiologis 20-30 ml/kgBB selama 30-60 menit.
·         Jika hipovolemia diakibatkan oleh kehilangan darah atau hipoproteinemia, maka cairan yang dipakai adalah plasma ekspander (plasma fusin, polygeline, darah). Biasanya diuresis timbul setelah 2 jam infus.
·         Selanjutnya bila diuresis tetap tidak ada :
¨                  Evaluasi
§ Status dehidrasi (perlu pemasangan tekanan vena sentral 3-6 mmHg)
§ Ada retensi urin (evaluasi dengan kateterisasi)
§ Gagal ginjal
¨                  Bila gagal ginjal
§ Manitol 20% sebanyak 0,5 g/kgBB i.v. selama 1-2 jam
§ Bila terdapat diuresis 6-10 ml/kgBB à gagal ginjal (tipe prerenal)
§ Atau diuretik kuat (furosemid) dosis awal 1-2 mg/kgBB dengna kecepatan 4 mg/menit. Jika tidak berhasil à naikkan dosis sampai 10 mg/kgBB. Apabila diuresis tetap (-), pemberian dihentikan. Bila tidak ada hipertensi pemberian diuretik dapat disertai doamin 5g/kgBB/menit
§ Bila diuresis tetap (-) à GGA renal
b.      GGA renal
·         Restriksi cairan : 400 ml/m2/hari + diuresis 24 jam sebelumnya + kehilangan cairan ekstrarenal
·         Cairan yang digunakan adalah Dekstrosa 10-30%
2.      Koreksi ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa
a.      Hiperkalemia
·         Bila K serum > 5,5-7 mEq/I
Kayeksalat (kalitake) 1 g/kgBB
Cara : p.o. : Dilarutkan dalam 10 ml/kgBB sorbitol 70%
Enema : Dilarutkan dalam 10 ml/kgBB sorbitol 20%, diberikan melalui foley kateter kemudian diklem selam 30-60 menit selanjutnya dilepaskan
Dapat diulangi tiap 2-6 jam sampai kadar K normal
·         Bila K serum > 7 mEq/I
Disamping kayeksalat juga harus diberikan :
§  Ca glukonas 10% : 0,5 ml/kgBB i.v. perlahan-lahan (10-15 menit). Perlu dimonitor detak jantung. Jika terdapat brandikardia (↓ detak jantung 20x/menit) à infus dihentikan sampai detak jantung kembali normal
§  Na bikarbonat 7,5% : 3 mEq/kgBB i.v.
§  Glukosa 50% : 1 ml/kgBB + Unit regular insulin untuk setiap 5 g glukosa (monitor tanda hipoglikemia)
b.      Asidosis
·         Koreksi asidosis dilakukan pada keadaan
·         Ph darah < 7,15
·         Kadar HCO3 < 8 mEq/I
·         Kebutuhan NaHCO3 = 0,3 x BB x (12-HCO3 serum) mEq/I
c.       Hiperkalsemia dan hiperfosfatemia
·         Hiperfosfatemia à AIOH3 60 mg/kgBB/hari (3-4 dosis)
·         Bila kadar fosfat sudah normal namun tetap hiperkalsemia à
·         Suplemen Ca dosis 50 mg/kgBB/hari
·         Jika terdapat tetani : Ca glukonas 10%, dosis 0,5 ml/kgBB i.v
·         Selama 5-10 menit
d.      Hiponatremia
Koreksi Na diberikan jika kadar Na serum < 120 mEq/l
Cara : Larutan NaCl 3% (ml) = 0,6 x kgBBx(125 – Na serum) mEq/l
3.      Hipertensi
Furosemid 1-2 mg/kgBB, p.o. atau i.v., dapat diulang tiap 6-8 jam reserpin 0,02-0,07 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
Bila terjadi krisis hipertensi à penatalaksanaan krisis hipertensi (lihat bab hipertensi)
4.      Kejang
·         Diazepam 0,25-0,5 mg/kgBB/kali i.m./i.v./supositoria, dapat diulang tiap 15 menit atau
·         Fenobarbital 8-10 mg/kgBB/kali p.o.
5.      Anemia
Bila Hb < 7 g/dl à transfusi PRC 10 ml/kgBB
6.      Dialisis
Lihat bab dialisis peritoneal

PROGNOSIS
Tergantung etiologi, kecepatan dan ketepatan pengelolaan.
Umumnya GGA prerenal dan post renal yang belum terjadi kerusakan ginjal prognosisnya lebih baik.

Table 3. Dietetik Penderita GGA


Predialisis
Dialisis
Air



Kalori




Protein



K

Na
Restriksi
400 ml/m2/hari + diuresis/hari
20-30 l/ 100 kal + diuresis

>35 kal/kgBB/hari
10 kg pertama 100 kal/kgBB
Berat selisihnya 50 kal/kgBB


0,5-1 g/kgBB/hari



1 mEq/kgBB/hari

1-2 mEq/kgBB/hari atau
60-120 mg/kgBB/hari
Restriksi
400 ml/m2/hari + diuresis/hari
20-30 l/ 100 kal + diuresis

>35 kal/kgBB/hari
10 kg pertama 100 kal/kgBB
10 kg kedua 50 kal/kgBB
10 kg selebihnya 20 kal/kgBB

0,5-1 g/kgBB/hari + hilangnya protein dalam dialysis
0,2-1 g/liter cairan dialysis

1-2 mEq/kgBB/hari

1-2 mEq/kgBB/hari atau
60-120 mg/kgBB/hari

No comments:

Post a Comment