INFERTILITAS
Infertilitas adalah ketidak mampuan sepasang suami istri untuk memiliki
keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur
2 - 3 x / minggu, tanpa memakai metoda pencegahan selama 1 tahun. Ada 2 jenis infertilitas :
1.
Infertilitas primer : bila pasangan tersebut belum pernah mengalami
kehamilan sama sekali.
2. Infertilitas sekunder : bila pasangan
tersebu tsudah pernah melahirkan namun setelah itu tidak pernah hamil lagi.
ETIOLOGI
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil
penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil,
istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan
bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri. Berbagai
gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antaralain :
Gangguan organ reproduksi
1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan
keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat
transportasi sperma ke vagina
2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi
hormone esterogen yang mengganggu pengeluaran mucus serviks. Apabila mucus sedikit
di serviks, perjalanan sperma kedalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi
pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga
sperma tidak dapat masuk kerahim
3. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan
oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi
uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan
fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang
4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi
yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma
tidak dapat bertemu.
Ganggua novulasi :
Gangguan
ovulasi ini dapat terjadi karena ketidak seimbangan hormonal seperti adanya hambatan
pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan
ini dapat terjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan
yang menyebabkan terjadinya disfungsi hypothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan
sekresi kedua hormone ini, maka follicle mengalam hambatan untuk matang dan berakhir
pada gangguan ovulasi.
Kegagalan implantasi : Wanita dengan kadar progesteron yang rendah
mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi
pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus
tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
Endometriosis
Abrasigenetis
Faktor immunologis : Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari
ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing.
Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
Lingkungan : Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas
ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian
tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
MANIFESTASI KLINIS
Terjadi kelainan system endokrin
Hipomenore dan amenore
Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan
masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara
yang tidak berkembang, dan gonatnya abnormal
Wanita infertile dapat memiliki uterus
Motilitas tuba danujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat
infeksi, adhesi, atau tumor
Traktus reproduksi internal yang abnormal
PATOFISIOLOGI
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya
gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan
LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di
ovarium. Penyebab lainya itu radiasi dan toksik yang mengakibatkan gangguan pada
ovulasi. Gangguan bentuk anatomi system reproduksi juga penyebab mayor
dari infertilitas, diantaranya cidera tuba falofii.
No comments:
Post a Comment