Kemoterapi
Kemoterapi sitostatika adalah proses pengobatan dengan menggunakan
obat-obatan kimia yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan
sel kanker. Obat yang digunakan dalam kemotarapi dapat tunggal atau kombinasi(Urgoseno, 2006).
Manfaat Kemoterapi
Adapun manfaat kemoterapi antara lain sebagai berikut
(Norwati, 2009):
1. Pengobatan
Beberapa
jenis kanker dapat diobati secara tuntas dengan satu jenis atau beberapa jenis
kemoterapi.
2. Kontrol
Kemoterapi
bertujuan untuk menghambat perkembangan kanker agar tidak bertambah besar atau
menyebar ke jaringan lain.
3. Mengurangi
Gejala
Bila
kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterapi yang diberikan
bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti
meringankan rasa sakit dan memberikan perasaan lebih baik serta memperkecil
ukuran kanker pada daerah yang diserang.
Pilihan Obat Antikanker
Golongan
|
Sub Golongan
|
Obat
|
I.
Alkilator
|
Mustar Nitrogen
|
Siklofosfamid
Melfalan
Mustar Urasil
Mekloretamin
|
Derivat Etinelamin
|
Trietinelamin (TEM)
Trietilentriofosformelamid (tio-TEPA)
|
|
Alkil Sulfonat
|
Busulfan
|
|
Nitrosourea
|
Kamustin (BCNU)
Lomustin (CCNU)
Semujstin (metal CCNU)
|
|
II.
Anti metabolit
|
Analog Pirimidin
|
5-Flourourasil
Sitarabin
6-Azauridin
Floksuridin (FUDR)
|
Analog Purin
|
6-Merkaptopurin
6-Tioguanid (T6)
|
|
Antagonis Folat
|
Metotreksat
|
|
III.
Produk Alamiah
|
Alkaloid Vinka
|
Vinblastin (VLB)
Vinkristin (VCR)
|
Antibiotik
|
Daktinomisin
Mitomisin
Antrasiklin:Doksorubisin
Daunorubisim
Mitramisin
Bleomisin
|
|
Enzim
|
L-asparaginase
|
|
IV.
Hormon
|
Adrenokortikosteroid
|
Prednison
|
Progestin
|
Hidroksiprogesteron kaproat
Hidroksiprogesteron asetat
Magestreol asetat
|
|
Esterogen
|
Dietil stilbestrol
Etinil Estradiol
|
|
Androgen
|
Testosteron propionat
Fluoksimesteron
|
|
V.
Isotop Radioaktif
|
Fosfor
|
Natrium fosfat (P32)
|
Iodium
|
Natrium Iodida (I131)
|
|
VI.
Lain-lain
|
Substitusi urea
|
Hidroksi urea
|
Derivat metilhidrazin
|
Prokarbazin
|
Mekanisme Kerja Sitostatika
Perbedaan
kecepatan pertumbuhan (growth) dan pembelahan (division) antara sel kanker dan
sel normal yang disebut siklus sel (cell cycle) merupakan titik tolak dari cara
kerja sitostatika. Hampir semua sitostatika mempengaruhi proses yang
berhubungan dengan sel aktif seperti mitosis dan duplikasi DNA. Sel yang sedang
dalam keadaan membelah pada umumnya lebih sensitif daripada sel dalam keadaan
istirahat.
Berdasar siklus sel
kemoterapi ada yang bekerja pada semua siklus ( Cell Cycle non Spesific)
artinya bisa pada sel yang dalam siklus pertumbuhan sel bahkan dalam keadaan
istirahat. Ada juga kemoterapi yang hanya bisa bekerja pada siklus pertumbuhan
tertentu (Cell Cycle phase spesific).
Obat yang dapat menghambat
replikasi sel pada fase tertentu pada siklus sel disebut cell cycle specific.
Sedangkan obat yang dapat menghambat pembelahan sel pada semua fase termasuk
fase G0 (dalam keadaan istirahat atau tidak membelah) disebut cell cycle
nonspecific. Obat-obat yang tergolong cell cycle specific antara lain
Metotrexate dan 5-FU, obat-obat ini merupakan anti metabolit yang bekerja
dengan cara menghambat sintesa DNA pada fase S (fase sintesa DNA).Obat ini
efektif terhadap kanker yag berpoliferase tinggi misalnya kanker sel darah.
Obat antikanker yang tergolong cell cycle nonspecific antara lain Cisplatin
(obat ini memiliki mekanisme cross-linking terhadap DNA sehingga mencegah
replikasi, bekerja pada fase G1 (fase mitosis) dan G2 (fase pramitosis)),
Doxorubicin (fase S1, G2, M (fase mitosis)), Bleomycin (fase G2, M),
Vincristine (fase S, M).
Dapat dimengerti bahwa zat
dengan aksi multipel bisa mencegah timbulnya klonus tumor yang resisten, karena
obat-obat ini cara kerjanya tidak sama. Apabila resiten terhadap agen
tertentu kemungkinan sensitif terhadap agen lain yang diberikan, dikarenakan
sasaran kerja pada siklus sel berbeda.
Mekanisme Kerja Beberapa
Obat Anti Kanker
Kerja Antikanker
Pada Proses Dalam Sel
Kerja antikanker berdasarkan atas gangguan pada
salah satu proses sel yg esensial. Karena tidak ada perbedaan kualitatif antara sel kanker dengan sel normal maka semua antikanker bersifat
mengganggu sel normal, bersifat sitotoksik dan bukan kankerosid atau
kankerotoksik yg selektif.
Alkilator.
•
Berbagai
alkilator menunjukkan persamaan cara kerja yaitu
melalui pembentukan ion karbonium atau kompleks lain yg sangat
reaktif. lkatan kovalen (alkilasi) akan terjadi dengan
berbagai nukleofilik penting dalam tubuh,
misal fosfat, amino, sulfhidril, hidroksil, karboksil atau gugus imidazol. Efek
sitostatik maupun efek sampingnya berhubungan langsung dg terjadinya alkilasi
DNA ini.
•
Alkilator
yang bifungsional misal mustar nitrogen dapat
berikatan kovalen dengan 2 gugus asam nukleat pada
rantai yang berbeda membentuk
cross-linking sehinggaterjadi
kerusakan pada fungsi DNA. Hal ini dapat
menerangkan sifat sitotoksik dan mutagenik dari alkilator.
Antimetabolit.
•
Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat purin dan pirimidin dalam
pembentukan
nukleosida, sehingga
mengganggu berbagai reaksi penting dalam tubuh. Penggunaannya sebagai obat kanker didasarkan atas kenyataan bahwa
metabolisme purin dan pirimidin lebih tinggi pada sel
kanker dari sel normal. Dengan demikian, penghambatan sintesis DNA sel kanker lebih dari terhadap sel normal.
•
Antagonis pirimidin misal
5-fluorourasil, dalam tubuh diubah menjadi 5-fluoro-2-deoksiuridin
5'-monofosfat (FdUMP) yang
menghambat timidilat sintetase dengan akibat hambatan sintesis DNA. Fluorourasil
juga diubah menjadi fluorouridin monofosfat (FUMP) yg langsung mengganggu
sintesis RNA. Sitarabin diubah menjadi nukleosida yang berkompetisi dengan
metabolit normal untuk diinkorporasikan ke dalam
DNA. Obat ini bersifat cell cycle specific yang spesifik untuk
fase S dan tidak berefek terhadap sel yang tidak
berproliferasi.
•
Antagonis purinmisal
merkaptopurin merupakan antagonis kompetitif dari
enzim yang menggunakan senyawa purin
sebagai substrat. Suatu alternatif lain dari
mekanisme kerjanya ialah pembentukan 6-metil merkaptopurin (MMPR), yang menghambat biosintesis purin, akibatnya
sintesis RNA, CoA, ATP dan DNA dihambat.
•
Antagonis folatmisalnya
metotreksat menghambat dihidrofolat reduktase dengan
kuat dan berlangsung lama. Dihidrofolat reduktase ialah enzim yang mengkatalisis dihidrofolat (FH2) menjadi
tetrahidrofolat (FH4). Tetrahidrofolat merupakan
metabolit aktif dari asam folat yang berperan sebagai kofaktor penting dalam
berbagai reaksi transfer satu atom karbon pada
sintesis protein dan asam nukleat. Efek penghambatan ini tidak dapat
diatasi dengan pemberian asam folat, tetapi dapat
diatasi dengan leukovorin (asam folinat) yang tersedia sebagai kalsium leukovorin. Antagonis folat membasmi
sel dalam fase S, terutama pada fase
pertumbuhan yg pesat. Namun dengan
efek penghambatan terhadap
sintesis RNA dan protein, metotreksat menghambat sel memasuki fase S, sehingga bersifat swabatas (self limiting) terhadap efek sitotoksiknya.
Alkaloid Vinka
Zat ini berikatan secara spesifik dg tubulin, komponen
protein mikrotubulus, spindle mitotik, dan memblok polimerisasinya. Akibatnya
terjadi disolusi mikrotubulus, shg sel terhenti dlm metafase (spindle poison).
Antibiotik
§ Antrasiklin berinteraksi dengan
DNA, sehingga
fungsi DNA sebaga
template dan pertukaran sister chromatid terganggu dan pita DNA putus.
Antrasiklin juga bereaksi dg sitokrom P450 reduktase yg dg adanya MADPH membtk
zat perantara, yg kmd bereaksi dengan oksigen menghasilkan radikal bebas yang menghancurkan sel. Pembentukan
radikal bebas ini dirangsang oleh adanya Fe.
§ Aktinomisinmemblok polimerase RNA yang dependen terhadap DNA, karena terbentuknya
kompleks antara obat dengan DNA.
§ Bleomisinbersifat sitotoksik berdasarkan daya memecah
DNA
§ Asparaginase. Obat ini ialah suatu enzim katalisator yang berperan dalam
hidrolisis asparagin menjadi asam aspartat dan amonia. Dg demikian sel kanker kekurangan asparagin yang berakibat kematian.
Cara Pemberian Kemoterapi
Secara umum kemoterapi
bisa digunakan dengan 4 cara kerja yaitu :
1.
Sebagai neoadjuvan yaitu pemberian kemoterapi
mendahului pembedahan dan radiasi.
2.
Sebagai terapi kombinasi yaitu kemoterapi diberikan
bersamaan dengan radiasi pada kasus karsinoma stadium lanjut.
3.
Sebagai terapi adjuvan yaitu sebagai terapi tambahan
paska pembedahan dan atau radiasi
4.
Sebagai terapi utama yaitu digunakan tanpa radiasi dan
pembedahan terutama pada kasus kasus stadium lanjut dan pada kasus kanker jenis
hematologi (leukemia dan limfoma).
Menurut prioritas
indikasinya terapi terapi kanker dapat dibagi menjadi dua yaitu
terapi utama dan terapi adjuvan (tambahan/ komplementer/ profilaksis).Terapi
utama dapat diberikan secara mandiri, namun terapi adjuvan tidak dapat mandiri,
artinya terapi adjuvan tersebut harus meyertai terapi utamanya. Tujuannya
adalah membantu terapi utama agar hasilnya lebih sempurna.
Terapi adjuvan
tidak dapat diberikan begitu saja tetapi memiliki indikasi yaitu bila setelah
mendapat terapi utamanya yang maksimal ternyata :
-
kankernya masih ada, dimana biopsi masih positif
-
kemungkinan besar kankernya masih ada, meskipun tidak
ada bukti secara makroskopis.
-
pada tumor dengan derajat keganasan tinggi ( oleh
karena tingginya resiko kekambuhan dan metastasis jauh).
Berdasarkan saat
pemberiannya kemoterapi adjuvan pada tumor ganas dibagi menjadi :
1.
neoadjuvant atau induction chemotherapy.
2. concurrent,
simultaneous atau concomitant chemoradiotherapy.
3.
post definitive chemotherapy.
Efek Samping
Kemoterapi
Agen kemoterapi tidak
hanya menyerang sel tumor tapi juga sel normal yang membelah secara cepat
seperti sel rambut, sumsum tulang dan sel pada traktus gastro intestinal.
Akibat yang timbul bisa berupa perdarahan, depresi sum-sum tulang yang
memudahkan terjadinya infeksi. Pada traktus gastro intestinal bisa terjadi
mual, muntah anoreksia dan ulserasi saluran cerna. Sedangkan pada sel rambut
mengakibatkan kerontokan rambut.Jaringan tubuh normal yang cepat
proliferasi misalnya sum-sum tulang, folikel rambut, mukosa saluran pencernaan
mudah terkena efek obat sitostatika. Untungnya sel kanker menjalani siklus
lebih lama dari sel normal, sehingga dapat lebih lama dipengaruhi oleh
sitostatika dan sel normal lebih cepat pulih dari pada sel kanker.
Efek samping yang muncul
pada jangka panjang adalah toksisitas terhadap jantung, yang dapat dievaluasi
dengan EKG dan toksisitas pada paru berupa kronik fibrosis pada paru.
Toksisitas pada hepar dan ginjal lebih sering terjadi dan sebaiknya
dievaluasi fungsi faal hepar dan faal ginjalnya. Kelainan neurologi juga
merupakan salah satu efek samping pemberian kemoterapi.
Untuk menghindari efek
samping intolerable, dimana penderita menjadi tambah sakit sebaiknya dosis obat
dihitung secara cermat berdasarkan luas permukaan tubuh (m2) atau kadang-kadang
menggunakan ukuran berat badan (kg). Selain itu faktor yang perlu diperhatikan
adalah keadaan biologik penderita. Untuk menentukan keadaan biologik yang perlu
diperhatikan adalah keadaan umum (kurus sekali, tampak kesakitan, lemah sadar
baik, koma, asites, sesak, dll), status penampilan (skala karnofsky, skala
ECOG), status gizi, status hematologis, faal ginjal, faal hati, kondisi
jantung, paru dan lain sebagainya.
Penderita yang tergolong
good risk dapat diberikan dosis yang relatif tinggi, pada poor risk (apabila
didapatkan gangguan berat pada faal organ penting) maka dosis obat harus
dikurangi, atau diberikan obat lain yang efek samping terhadap organ tersebut
lebih minimal.
Efek samping kemoterapi dipengaruhi oleh :
1.
Masing-masing agen memiliki toksisitas yang spesifik
terhadap organ tubuh tertentu.
2.
Dosis.
3.
Jadwal pemberian.
4.
Cara pemberian (iv, im, peroral, per drip infus).
5.
Faktor individual pasien yang memiliki kecenderungan
efek toksisitas pada organ tertentu.
Kanker Payudara
Kanker payudara (Carcinoma mamae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk
kulit payudara.
Etiologi
Menurut Brunner dan Suddrath tidak ada satupun
penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya serangkaian faktor genetik,
hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang kanker ini.
Sedangkan menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik dari kanker payudara
masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan
mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara.
Penatalaksanaan
Menurut
Tjindaburin, ada beberapa pengobatan kanker payudara yang tergantung pada
stadium klinik penyakit antara lain:
1. Mastektomi, yaitu operasi pengangkatan
payudara.
Jenis operasi untuk terapi
*
BCS (Breast
Conserving Surgery)
*
Simpel mastektomi
*
Radikal mastektomi modifikasi
*
Radikal mastektomi
2.
Radiasi,
yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan
sinar X dan sinar Gamma yang bertujuan untuk membunuh sel kanker yang masih
tersisa di payudara setelah operasi
Jenis radiasi:
*
primer
*
adjuvan
*
paliatif
3.
Kemoterapi,
yaitu proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau
kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker.
Jenis kemoterapi :
Khemoterapi
:
Kombinasi CAF (CEF) , CMF, AC
Khemoterapi
adjuvant : 6 siklus
Khemoterapi paliatif :
12 siklus
Khemoterapi
neoadjuvant : - 3 siklus
pra terapi primer ditambah
- 3 siklus pasca terapi primer
Kombinasi kemoterapi
pada Ca Mamae (Dipiro, 2006)
§
Kombinasi
CAF
- C : Cyclophosfamide--600 (or 500) mg/m2--iv--hari 1
- A : Adriamycin = Doxorubin--60 (or 50) mg/m2--iv--hari 1
- F : 5 Fluoro Uracil--600 mg/m2--iv--hari 1
Ulangi siklus setiap 21-28 hari
§
Kombinasi
CEF
- C : Cyclophospamide--500 mg/ m2--iv--hari 1
- Atau cyclophospamide--75 mg/m2--po--hari 1-14
- E : Epirubicin--60 (atau 100) mg/m2--iv--hari 1
- F : 5 Fluoro Uracil--600 (atau 500)mg/ m2--iv--hari 1
Ulangi siklus setiap
21 hari
§
Kombinasi
CMF
- C : Cyclophospamide--600 mg/m2--iv--hari 1
- Atau cyclophospamide--100 mg/m2--po--hari 1-14
- M : Metotrexate--40 mg/ m2--iv--hari 1 & 8
- F : 5 Fluoro Uracil--600 mg/m2--iv--hari 1 & 8
Ulangi siklus tiap 28 hari
§
Kombinasi
AC
- A : Adriamicin--60 mg/m2--iv--hari 1
- C : Cyclophospamide--400-600 mg/m2--iv--hari 1
Ulangi siklus tiap 21 hari
§ Kombinasi TAC
- Docetaxel--75 mg/m2--iv--hari 1
- Doxorubicin--50 mg/m2--iv--hari 1
- Cyclophospamide--600 mg/m2--iv--hari 1
Kemoterapi menyebabkan berkurangnya produksi sel darah putih (leukopenia), menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh lebih rentan terkena infeksi.Saya rasa pun efek kemoterapi lebih menderita dibanding kanker itu sendiri
ReplyDelete