Monday, June 15, 2015

keracunan



KERACUNAN

BATASAN

Masuknya racun kedalam tubuh melalui saluran cerna, pernafasan, kulit, mata, suntikan, gigitan ular atau serangga, dan menimbulkan tanda atau gejala klinis

ETIOLOGI
1.      Obat-obatan    :  Salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofilin
2.      Gas toksin       :  Karbon monoksida, gas toksin iritan
3.      Zat kimia industri        :           Metil alkohol, asam sianida, kaustik, hidrokarbon
4.      Zat kimia pertanian     :           Insektisida
5.      Makanan         :  Singkong, Jengkol, Bongkrek
6.      Bisa ular atau serangga

ERITERA DIAGNOSIS

Onset yang mendadak
Usia biasanya  1-5 th
Riwayat adanya pica atau keracuan sebelumnya
Stres lingkungan yang kuat
Melibatkan sistem organ
Perubahan tingkat kesadaran
Gejala klinis tidak khas untuk penyakit tertentu
Tanda Vital
Takikardia    :  alkohol, teofilin, amfetamin, kokain, antikolinergik
Bradikardia  :  Digitalis, barbiturat, kolinergik, narkotik
Takipnea       :  Amfetamin, karbon monoksida, salisilat
Bradipnea     :  Etanol, barbiturat, narkotik
Apnea           :  Botulismus, fosfat organik
Wheezing     :  Fosfat organik, hidro karrbon
Hipertermia  :  Salisilat, hidrokarbon, amfetamin, teofilin, antikolinergik
Hipotermia   :  Barbiturat, fenotiazid, narkotik, etanol
Neuromuskular
Koma              :  Narkotik, hipnotik sedatif, alkohol, barbiturat, karbon monoksida
Ataksia            :  Dilantin, benzodiazepin, etanol, barbiturat
Kejang             :  Teofilin, kamper, amonia, isoniazid, kokain
Reaksi distonik  :  Fenotiazid, haloperidol
Paralisis           :  Botulismus, logam berat
Mata
Miosis        :  Opiat, barbiturat, fenotiazid, fosfat organik
Midriasis   :  Amfetamin, kokain, antikolinergik
Nistagmus :  Dilantin
Kulit
Kering dan hangat   :        Antikolinergik
Berkeringant banyak         :           Fosfat organik, amfetamin, jamur, salisilat, kokain
Sianosis                 :  Methemoglobinemia, hipoksia, karbon monoksida
Kemerahan            :  Antikolonergik, borat, amfetamin
Saluran cerna
Ileus          :  Antikolonergik, narkotik
Muntah      :  Teofilin, kaustik, salisilat, besi, keracunan makanan
Retensi urin  :        Antikolinergik
Bau nafas
Aseton          :  Aseton, metil alkohol, saliswilat
Alkohol        :  Etanol
Bitter Almond  :     Sianida
Bawang Putih :     Arsen, fosfor, fosfat organik
Buah-buahan   :     Amil nitrit, metanol
Hidrokarbon :  Hidrokarbon ( minyak tanah, terpentin, bensin)
Jengkol         :  Jengkol


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Berdasarkan kasus pertama
Darah lengkap, analisis gas, osmolalitas serum, elektrolit, urea N, kreatinin, glukosa, transaminase hati
EKG
Foto toraks/ abdomen
Skrining toksiokologi unutk kelebihan dosis obat
Tes toksikologi kuantitatif

PENATALAKSANAAN

  Terapi Non-Farmakologi

Prinsip terdiri dari 4 tahap
Suportif
Setelah penilaian kondisi penderita, langkah ABC resusitas harus segera dilaksanakan untuk mempertahankan pernafasan dan sirkulasi yang adekuat, sebelum dilakukan penanganan lain
Jika sumber racun tidak diketahui, atasi gejala yang timbul
1.      Depresi pernafasan
¨        Bebaskan jalan nafas
¨      Bantuan nafas dan berikan O2
¨      Beri nalokson (Narcan*) jika diduga overdosis narkotika: flumazenil (Anexate*) jika diduga benzodiazepin
2.      Syok
¨      Posisi kaki lebih tinggi dari tempat tidur
¨      Beri cairan unutk menambah volume intravaskular: monitor CVP (bila ada) dan output urin. Obat-obat yang dapat meningkatkan tekanan darah hanya digunakan pada keadaan khusus.
3.      Kejang
¨      Diazepam atau klonazepam (Rifotril*)i.v.
¨      Fenitoin i.v. aman jika diberikan perlahan-lahan
¨      Untuk status konvulsivus diatasi dengan anestesia umum
4.      Nyeri
¨      Nyeri hebat à gunakan analgetik narkotik
5.      Aritmia jantung
¨      Anti-aritmia sesuai dengan kelainan klinis dan EKG
6.      Keseimbangan air dan elektrolit
¨      Monitor dan koreksi secara hati-hati
¨      Periksa AGD
¨      Diuresis paksa menggunakan furosemid
7.      Hipotermia
¨      Selimut penderita dengan selimut unutk mencegah kehilangan panas. Selimut plastik mungkin lebih efektif tetapi ini dapat membahayakan anak menjadi sulit bernafas

Dekontaminasi (mencegah absorbsi racun lebih lanjut)
1.      Mata/kulit
¨      Basuh dengan air mengalir
¨      Jangan menggunakan antidotum kimia
2.      Terinhalasi
¨      Jauhkan segera dari sumber racun, O2, dan bila perlu pernafasan buatan
3.      Suntikan/gigitan ular
¨      Pasang tourniquet dibagian proksimal, kompres dingin, dan penderita diimobilisasi
4.      Tertelan
¨      Perangsangan muntah
Indikasi :
·         Racun sangat toksik dalam jumlah membahayakan
·         Menelan racun < 4 jam
·         Anak sadar dan kooperatif
Kontraindikasi :
·         Keracunan zat korosif, hidrokarbon
·         Penderita tidak sadar, kejang
·         Tidak ada refleks muntah
Cara :
·         Rangsang mekanik
Sirup ipekak : dosis 15 mL (anak< 1 th: 10 mL) (onset 20 mnt, kurang disukai karena bau)
·         Bilas lambung
Tidak sebaik rangsang muntah à pemasangan NGT menimbulkan truma

Tabel . Dosis Arang Aktif

Usia (th)
Dosis (g)
Pelarut air (mL)
Dewasa
12
10
7
3
1
50 - 100
35 - 75
30 - 65
25 - 50
15 - 30
12,5 - 25
210
150
120
100
65
50

Bubuk arang aktif dikocok dengan air sampai larut
Dosis                  :  1-2 g/kgbb/dosis, p.o./pipa nasogastrik diberikan setelah pengosongan lambung, paling baik dalam jam pertama keracunan
Dosis dialisis usus :  ¼ dosis diatas, tiap 2 jam sampai feses berwarna hitam
·         Katartik
Indikasi
Bila perangsangan muntah/bilas bilas lambung merupakan kontraindikasi
Menelan preparat lepas lambat atau tabel salut selaput
Kontraindikasi
Menelan zat korosif
Bising usus (-)
Disfungsi ginjal atau gangguan elektrolit
Anak kecil/neonatus
Dosis
Mg/Na sulfat   :  250 mg/kgbb/dosis, p.o.atau
Mg sitrat          :  4 mL/kgbb/dosis, p.o., diikuti dengan arang aktif

 

Tabel  Dosis Laktulosa

Usia (th)
Dosis (mL)
Dewasa
7 – 14
1 – 6
< 1
15 – 45
15
5 – 10
5

Meningkatkan ekskresi racun
Perangsangan diuresis
Dialisis peritoneal/hemodialisis
Hemoperfusi
Antidotum spesifik
Hanya sedikit anti dotum spesifik yang ada (5-10%), tetapi sebaiknya tersedia pada setiap bagian GAWAT DARURAT
  1. Asetilsistein (Parvolex*)
Overdosis parasetamol berat, i.v. tidak dilakukan jika kadar parasetamol serum dibawah kadar toksik
Selalu lakukan lambung dan pemberian arang aktif
Jika asetilsistein tidak tersedia à antidotum oral, karbositein
Jangan memberi arang aktif jika menggunakan obat p.o.
  1. Adrenalin
Untuk anafilaktik akut digunakan larutan 1:1.000
Untuk edema glotis, encerkan 1:10 dalam larutan NaCl fisiologis i.v. perlahan-lahan
  1. Amonium klorida
Asidifikasi uria unutk mempercepat ekskresi amfetamin dan fensiklidin
  1. Atropin sulfat
2 mg  untuk mengatasi gejala kolinergik karena overdosis insektisida organofosfat dan karbamat, dan beberapa kasus keracunan jamur dimana gejala kolinergik merupakan gejala predominan
dosis 0,025-0,05 mg/kgbb i.v. setiap 5 mnt sampai penderita mengalami antropinisasi. Selanjutnya setiap 3 jam
  1. Kalsium glukonat 10%
Untuk overdosis fluor dan menetralkan spasme otot karena gigitan laba-laba black widow
Untuk hipokalsemia berat. Dosis 0,2 ml/kgbb i.v. perlahan-lahan.
Diulang jika perlu
  1. Minyak jarak/kastroli
Untuk keracunan fenol, untuk menghilangkan fenol dari kulit dan mengurangi absorpsi setelah menelan
Dosis 1 mL/kgbb p.o., diikuti dengan Na sulfat
  1. Antidotum Sianida
Tri-Pac-Cyano* (Covan Pharmaceutical 012 541-2033)  mengandung:
Amil-nitrit 0,3 mL untuk inhalasi
100 ml larutan Na tiosulfat 50% unutk injeksi
Na nitrit 3% untuk injeksi
Cara penggunaan:
Pecahkan tabung amil nitrit diatas kasa/sapu tangan, berikan kepada penderita unutk diinhalasi dengan nafas dalam
Selanjutnya beri 10 mL larutan Na nitrit i.v. dalam 3 mnt, diikuti 5 mnt kemudian dengan 50 mL larutan Na Tiosulfat i.v. (dosis dewasa)
Jika perlu dapat diulang setelah 2 jam
Kelocyanor* (Restan Labs 789-3978) hanya digunakan jika penderita sudah pasti kena racun sianida
  1. Dantrolen
Merupakan pelemas otot yang digunakan untuk hipertermia maligna yang diinduksi oleh anesthesi
  1. Desferoksamin (Desferal*)
Vial 500 + 5 mL air steril untuk membuat larutan 10%
Untuk keracunan dan overload zat besi setelah transfusi darah yang berulang
  1. Diazepam
Untuk kejang (10 mg/2 mL)
Dosis anak 0,2 mg/kgbb i.v perlahan-lahan
Klonazepam ( Rivotril*) 0,02 mg/kgbb iv pelan
  1. Dimerkaprol (BAL )
50 mg dalam 5 mL minyak untuk i.m. pada keracunan air raksa, timah dan arsen
Harus diberikan dalam 4 jam setelah keracunan
  1. Susu kental (Evaporated milk)
Susu kental atau susu sapi yang tidak diencerkan digunakan sebagai bufer untuk zat korosif yang tertelan
  1. Flumazenil ( Anexate * )
Antagonis benzodiazepin : menggantikan benzodiazepin dari reseptornya
Waktu paruh pendek (53mnt) à sering diulang
  1. Furosemid
Diuretik untuk edema paru atau overload intravaskular
  1. Glukagon
1 mg ampul i.v. untuk meningkatkan gula darah pada koma hipoglikemia   (dosis sama dengan dewasa)
  1. Lignokain
Untuk henti jantung dan aritmia tertentu
  1. Arang aktif (activated chorcoal)
Digunakan sesegera mungkin setelah penderita menelan racun
Biasanya 100 g + 400 mL air untuk dewasa, 50 g + 200 mL air untuk anak
Pada beberapa kasus dosis ulangan dapat diberikan (charcoal gutdyalisis).
  1. Methylene blue 1%
Dosis 1 – 4 mg/kgbb i.v.
Untuk methemoglobinemia, jangan diberikan secara s.k., i.m., atau intratekal
  1. Susu Magnesia
Sebagai bufer untuk keracunan zat korosif yang tertelan. Merupakan laksatif ringan
  1. Nalokson HCL (Narcan-Boots*) (0,4 mg/1 mL/ampul)
Antagonis spesifik untuk narkotik (morfin, heroin, kodein, pentazosin, difenoksilat dan propoksifen)
Ingat banyak obat batuk  anak mengandung kodein
Dosis:
0,01 mg/kg i.v., i.m. atau s.k. setiap 2-3 mnt sampai sensorium dan respirasi membaik
Setelah itu setiap 3 jam selama 12-24 jam
Penggunaan pada pencandu narkotik dapat menyebabkan gejala ketagihan berat yang mengancam nyawa
  1. Nalokson HCL Neonatal (Narcan Neonatal-Boots) (0,04 mg/2 mL amps)
Dosis : 0,01 mg/kg i.v., i.m. atau s.k. setiap 2-3 mnt sampai terdapat perbaikan respirasi, selanjutnya diberikan setiap 3 jam.
  1. Penisilamin (kapsul 250 mg)
Untuk keracunan timah dan tembaga
  1. Na Fenitoin (250 mg/5 mL ampul) (Epanutin*)
Untuk kejang dan aritmia tertentu
Dosis anak : 3-5 mg/kgbb i.v. dalam 5 mnt
Dapat diulang hanya 1 kali, setelah 30 mnt, setelah itu dosis rematan.
  1. Na bikarbonat (ampul 1 mmol/mL)
Untuk alkalinasasi urin pada keracunan salisilat, menetralkan asidosis metabolik berat
Dosis tergantung derajat asidosis, biasanya 0,5 – 1 mmol/kgbbi.v. perlahan-lahan

RUJUKAN

1.      American Academy of Pediatrics. American college of emergency physicians.
2.      Advanced pediatric life support. Elk Grove Village: American Academy of Pediatrics; 1989
3.      Baldwin GA. Handbook of pediatrics emergencies. Boston:

No comments:

Post a Comment