KERACUNAN
BATASAN
Masuknya
racun kedalam tubuh melalui saluran cerna, pernafasan, kulit, mata, suntikan,
gigitan ular atau serangga, dan menimbulkan tanda atau gejala klinis
ETIOLOGI
1.
Obat-obatan : Salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofilin
2.
Gas toksin : Karbon monoksida, gas toksin iritan
3. Zat kimia industri : Metil
alkohol, asam sianida, kaustik, hidrokarbon
4. Zat kimia pertanian : Insektisida
5. Makanan : Singkong, Jengkol, Bongkrek
6. Bisa ular atau serangga
ERITERA DIAGNOSIS
Onset yang mendadak
Usia biasanya
1-5 th
Riwayat adanya pica
atau keracuan sebelumnya
Stres lingkungan yang kuat
Melibatkan sistem organ
Perubahan tingkat kesadaran
Gejala klinis tidak khas untuk penyakit tertentu
Tanda Vital
Takikardia : alkohol,
teofilin, amfetamin, kokain, antikolinergik
Bradikardia : Digitalis,
barbiturat, kolinergik, narkotik
Takipnea : Amfetamin,
karbon monoksida, salisilat
Bradipnea : Etanol,
barbiturat, narkotik
Apnea : Botulismus,
fosfat organik
Wheezing : Fosfat
organik, hidro karrbon
Hipertermia : Salisilat,
hidrokarbon, amfetamin, teofilin, antikolinergik
Hipotermia : Barbiturat,
fenotiazid, narkotik, etanol
Neuromuskular
Koma : Narkotik,
hipnotik sedatif, alkohol, barbiturat, karbon monoksida
Ataksia : Dilantin,
benzodiazepin, etanol, barbiturat
Kejang : Teofilin,
kamper, amonia, isoniazid, kokain
Reaksi
distonik : Fenotiazid, haloperidol
Paralisis : Botulismus,
logam berat
Mata
Miosis : Opiat, barbiturat, fenotiazid, fosfat organik
Midriasis : Amfetamin, kokain, antikolinergik
Nistagmus : Dilantin
Kulit
Kering
dan hangat : Antikolinergik
Berkeringant
banyak : Fosfat organik, amfetamin, jamur, salisilat, kokain
Sianosis : Methemoglobinemia, hipoksia, karbon monoksida
Kemerahan : Antikolonergik,
borat, amfetamin
Saluran cerna
Ileus : Antikolonergik,
narkotik
Muntah : Teofilin,
kaustik, salisilat, besi, keracunan makanan
Retensi
urin : Antikolinergik
Bau nafas
Aseton : Aseton, metil alkohol, saliswilat
Alkohol : Etanol
Bitter
Almond : Sianida
Bawang Putih : Arsen, fosfor, fosfat
organik
Buah-buahan : Amil nitrit, metanol
Hidrokarbon : Hidrokarbon
( minyak tanah, terpentin, bensin)
Jengkol : Jengkol
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Berdasarkan kasus pertama
Darah lengkap, analisis gas, osmolalitas serum, elektrolit, urea N,
kreatinin, glukosa, transaminase hati
EKG
Foto toraks/ abdomen
Skrining toksiokologi unutk kelebihan dosis obat
Tes toksikologi kuantitatif
PENATALAKSANAAN
Terapi Non-Farmakologi
Prinsip terdiri dari 4 tahap
Suportif
Setelah penilaian kondisi penderita, langkah ABC resusitas harus segera
dilaksanakan untuk mempertahankan pernafasan dan sirkulasi yang adekuat,
sebelum dilakukan penanganan lain
Jika sumber racun tidak diketahui, atasi gejala yang timbul
1.
Depresi pernafasan
¨
Bebaskan jalan nafas
¨
Bantuan
nafas dan berikan O2
¨ Beri nalokson (Narcan*) jika diduga overdosis narkotika: flumazenil (Anexate*) jika diduga benzodiazepin
2.
Syok
¨ Posisi kaki lebih tinggi dari tempat tidur
¨ Beri cairan unutk menambah volume
intravaskular: monitor CVP (bila ada) dan output urin. Obat-obat yang dapat meningkatkan tekanan darah
hanya digunakan pada keadaan khusus.
3.
Kejang
¨
Diazepam atau klonazepam (Rifotril*)i.v.
¨ Fenitoin i.v. aman jika diberikan
perlahan-lahan
¨ Untuk status konvulsivus diatasi dengan
anestesia umum
4.
Nyeri
¨
Nyeri hebat à gunakan analgetik
narkotik
5.
Aritmia jantung
¨
Anti-aritmia sesuai dengan kelainan klinis dan
EKG
6.
Keseimbangan air dan elektrolit
¨ Monitor dan koreksi secara hati-hati
¨
Periksa AGD
¨
Diuresis paksa menggunakan furosemid
7.
Hipotermia
¨
Selimut penderita dengan selimut unutk mencegah
kehilangan panas. Selimut plastik mungkin lebih efektif tetapi ini dapat
membahayakan anak menjadi sulit bernafas
Dekontaminasi (mencegah absorbsi racun lebih lanjut)
1. Mata/kulit
¨ Basuh dengan air mengalir
¨ Jangan menggunakan antidotum kimia
2. Terinhalasi
¨ Jauhkan segera dari sumber racun, O2,
dan bila perlu pernafasan buatan
3. Suntikan/gigitan ular
¨ Pasang tourniquet dibagian
proksimal, kompres dingin, dan penderita diimobilisasi
4. Tertelan
¨ Perangsangan muntah
Indikasi :
·
Racun
sangat toksik dalam jumlah membahayakan
·
Menelan
racun < 4 jam
·
Anak
sadar dan kooperatif
Kontraindikasi :
·
Keracunan
zat korosif, hidrokarbon
·
Penderita
tidak sadar, kejang
·
Tidak
ada refleks muntah
Cara :
·
Rangsang
mekanik
Sirup ipekak : dosis 15 mL
(anak< 1 th: 10 mL) (onset 20 mnt, kurang disukai karena bau)
·
Bilas
lambung
Tidak sebaik rangsang muntah à pemasangan NGT menimbulkan truma
Tabel . Dosis Arang Aktif
Usia (th)
|
Dosis (g)
|
Pelarut air (mL)
|
Dewasa
12
10
7
3
1
|
50 - 100
35 - 75
30 - 65
25 - 50
15 - 30
12,5 - 25
|
210
150
120
100
65
50
|
Bubuk arang
aktif dikocok dengan air sampai larut
Dosis : 1-2 g/kgbb/dosis, p.o./pipa nasogastrik
diberikan setelah pengosongan lambung, paling baik dalam jam pertama keracunan
Dosis dialisis usus : ¼ dosis diatas, tiap 2 jam sampai feses
berwarna hitam
·
Katartik
Indikasi
Bila perangsangan muntah/bilas bilas lambung
merupakan kontraindikasi
Menelan preparat lepas lambat atau tabel salut
selaput
Kontraindikasi
Menelan zat korosif
Bising usus (-)
Disfungsi ginjal atau gangguan elektrolit
Anak kecil/neonatus
Dosis
Mg/Na
sulfat : 250
mg/kgbb/dosis, p.o.atau
Mg
sitrat : 4 mL/kgbb/dosis, p.o., diikuti dengan arang aktif
Tabel Dosis Laktulosa
Usia (th)
|
Dosis (mL)
|
Dewasa
7 – 14
1 – 6
< 1
|
15 – 45
15
5 – 10
5
|
Meningkatkan ekskresi racun
Perangsangan diuresis
Dialisis peritoneal/hemodialisis
Hemoperfusi
Antidotum spesifik
Hanya
sedikit anti dotum spesifik yang ada (5-10%), tetapi sebaiknya tersedia pada
setiap bagian GAWAT DARURAT
- Asetilsistein (Parvolex*)
Overdosis
parasetamol berat, i.v. tidak dilakukan jika kadar parasetamol serum dibawah
kadar toksik
Selalu lakukan
lambung dan pemberian arang aktif
Jika
asetilsistein tidak tersedia à antidotum oral, karbositein
Jangan memberi arang aktif jika menggunakan obat
p.o.
- Adrenalin
Untuk anafilaktik akut digunakan larutan 1:1.000
Untuk edema glotis, encerkan 1:10 dalam larutan
NaCl fisiologis i.v. perlahan-lahan
- Amonium klorida
Asidifikasi uria unutk mempercepat ekskresi
amfetamin dan fensiklidin
- Atropin sulfat
2 mg untuk mengatasi gejala kolinergik karena
overdosis insektisida organofosfat dan karbamat, dan beberapa kasus keracunan
jamur dimana gejala kolinergik merupakan gejala predominan
dosis
0,025-0,05 mg/kgbb i.v. setiap 5 mnt sampai penderita mengalami antropinisasi.
Selanjutnya setiap 3 jam
- Kalsium glukonat 10%
Untuk
overdosis fluor dan menetralkan spasme otot karena gigitan laba-laba black
widow
Untuk
hipokalsemia berat. Dosis 0,2 ml/kgbb i.v. perlahan-lahan.
Diulang jika
perlu
- Minyak jarak/kastroli
Untuk
keracunan fenol, untuk menghilangkan fenol dari kulit dan mengurangi absorpsi
setelah menelan
Dosis 1 mL/kgbb p.o., diikuti dengan Na sulfat
- Antidotum Sianida
Tri-Pac-Cyano* (Covan
Pharmaceutical 012 541-2033)
mengandung:
Amil-nitrit 0,3 mL untuk inhalasi
100 ml larutan Na tiosulfat 50% unutk injeksi
Na nitrit 3% untuk injeksi
Cara penggunaan:
Pecahkan tabung amil nitrit diatas kasa/sapu
tangan, berikan kepada penderita unutk diinhalasi dengan nafas dalam
Selanjutnya beri 10 mL larutan Na nitrit i.v.
dalam 3 mnt, diikuti 5 mnt kemudian dengan 50 mL larutan Na Tiosulfat i.v.
(dosis dewasa)
Jika perlu dapat diulang setelah 2 jam
Kelocyanor*
(Restan Labs 789-3978) hanya digunakan jika penderita sudah pasti
kena racun sianida
- Dantrolen
Merupakan
pelemas otot yang digunakan untuk hipertermia maligna yang diinduksi oleh
anesthesi
- Desferoksamin (Desferal*)
Vial 500 + 5
mL air steril untuk membuat larutan 10%
Untuk
keracunan dan overload zat besi setelah transfusi darah yang berulang
- Diazepam
Untuk kejang
(10 mg/2 mL)
Dosis anak 0,2
mg/kgbb i.v perlahan-lahan
Klonazepam ( Rivotril*) 0,02 mg/kgbb iv pelan
- Dimerkaprol (BAL )
50 mg dalam 5
mL minyak untuk i.m. pada keracunan air raksa, timah dan arsen
Harus
diberikan dalam 4 jam setelah keracunan
- Susu kental (Evaporated milk)
Susu kental
atau susu sapi yang tidak diencerkan digunakan sebagai bufer untuk zat korosif
yang tertelan
- Flumazenil ( Anexate * )
Antagonis
benzodiazepin : menggantikan benzodiazepin dari reseptornya
Waktu paruh
pendek (53mnt) à
sering diulang
- Furosemid
Diuretik untuk
edema paru atau overload intravaskular
- Glukagon
1 mg ampul
i.v. untuk meningkatkan gula darah pada koma hipoglikemia (dosis sama dengan dewasa)
- Lignokain
Untuk henti jantung dan aritmia tertentu
- Arang aktif (activated chorcoal)
Digunakan sesegera mungkin setelah penderita
menelan racun
Biasanya 100 g + 400 mL air untuk dewasa, 50 g +
200 mL air untuk anak
Pada beberapa
kasus dosis ulangan dapat diberikan (charcoal
gutdyalisis).
- Methylene blue 1%
Dosis 1 – 4
mg/kgbb i.v.
Untuk methemoglobinemia, jangan diberikan secara
s.k., i.m., atau intratekal
- Susu Magnesia
Sebagai bufer
untuk keracunan zat korosif yang tertelan. Merupakan laksatif ringan
- Nalokson HCL (Narcan-Boots*) (0,4 mg/1 mL/ampul)
Antagonis
spesifik untuk narkotik (morfin, heroin, kodein, pentazosin, difenoksilat dan
propoksifen)
Ingat banyak
obat batuk anak mengandung kodein
Dosis:
0,01 mg/kg
i.v., i.m. atau s.k. setiap 2-3 mnt sampai sensorium dan respirasi membaik
Setelah itu setiap 3 jam selama
12-24 jam
Penggunaan pada pencandu narkotik
dapat menyebabkan gejala ketagihan berat yang mengancam nyawa
- Nalokson HCL Neonatal (Narcan Neonatal-Boots) (0,04 mg/2 mL amps)
Dosis : 0,01 mg/kg i.v., i.m. atau
s.k. setiap 2-3 mnt sampai terdapat perbaikan respirasi, selanjutnya diberikan
setiap 3 jam.
- Penisilamin (kapsul 250 mg)
Untuk
keracunan timah dan tembaga
- Na Fenitoin (250 mg/5 mL ampul) (Epanutin*)
Untuk kejang dan aritmia tertentu
Dosis anak : 3-5 mg/kgbb i.v. dalam 5 mnt
Dapat diulang hanya 1 kali, setelah 30 mnt,
setelah itu dosis rematan.
- Na bikarbonat (ampul 1 mmol/mL)
Untuk alkalinasasi urin pada keracunan salisilat,
menetralkan asidosis metabolik berat
Dosis tergantung derajat asidosis, biasanya 0,5 –
1 mmol/kgbbi.v. perlahan-lahan
RUJUKAN
1.
American Academy of Pediatrics. American college of
emergency physicians.
2.
Advanced pediatric life support. Elk Grove Village:
American Academy of Pediatrics; 1989
No comments:
Post a Comment