MENINGITIS BAKTERIALIS AKUT
ICD = G.009.
Sinonim : Meningitis Purulenta, Meningitis Supurativa,
Meningitis Nosokomial,
Meningitis Post Neurosurgical.
DEFINISI
:
Adalah reaksi peradangan pada pia dan
arachnoid yang mengelilingi medula
spinalis dan otak.
ETIOLOGI :
Neonatal :
· Enterobasil Gram Negative.
· Streptokokus Group B.
Infan dan Anak
anak :
Hemophylus
Influenza.
Neisseria
Meningitidis.
Streptokokus
Pneumonia.
Dewasa :
Streptokokus
Pneumonia.
Neisseria
Meningitidis.
Staphylococus
Aureus.
PATOFISIOLOGI
/ PATOGENESA :
Pada orang dewasa infeksi ini didasari oleh :
1.
Keadaan tertentu seperti
Alkoholisme, Sepsis, AID Syndrome dan Neoplasma.
2.
Obat obatan (kortikosteroid)
yang menekan mekanisme immune (contiguous -structure).
Sumber infeksi :
1.
Dari daerah berdekatan seperti
mastoid, sinus paranasal, telinga tengah, gigi -kerongkongan dan mata.
2.
Cedera kepala (fraktur basis
kranii).
3. Prosedur tindakan bedah
saraf.
GAMBARAN
KLINIK :
1. Mula mula demam, nyeri
kepala, kaku kuduk, fotofobia dan perobahan mental.
2. Lama lama berkembang cepat
(6-24 jam), namun sebagian kasus berkembang lambat (beberapa hari sampai l
minggu).
3. Kadang kadang dapat dijumpai
mual, muntah dan gangguan pernafasan.
4. Disusul dengan konfusi,
stupor dan delirium. Tanda kelumpuhan nervus kranialis oleh karena penekanan
eksudasi disepanjang perjalanan nervus kranialis.
5. Bila penyebabnya kuman
stafilokokus endocarditis, dapat dijumpai purpura dan petechiae.
6. Gangguan kesadaran (lethargi
dan konfusi).
7.
Kejang disertai defisit
neurologik fokal.
8. Tanda tanda rangsangan
meningeal berupa tanda Kernig dan Brudzinski, namun tanda rangsangan meningeal
ini kurang menonjol pada usia lanjut atau bayi.
DASAR
DIAGNOSIS :
1. Anamnesa yang teliti dengan
memperhatikan riwayat perjalanan penyakit.
2. Pemeriksaan fisik dengan
menemukan tanda tanda yang objektive seperti adanya
3. tanda tanda rangsangan
meningeal dan refleks patologi.
4. Punksi Lumbal untuk pemeriksaan cairan serebro-spinal.
5. Identifikasi agent
etiologinya.
Perthatikan :
·
Tekanan CSS (meningkat sampai
diatas 180 mmH2O).
·
Warna CSS, mulai jernih sampai berawan.
·
Sel (pleositosis, PMN, leukosit
bisa 10 - 10.000 sel/mm3).
·
Protein tinggi (lebih dari
1 gram/dl).
·
Glukosa rendah (kecil dari
40 mg% atau hipoglikorrhachia).
·
Ratio Gluksa Darah /
Glukosa CSS = 0,5 – 0,6.
·
Gram stain dijumpai
Stafilokokus dan Streptokokus pada 20-40%
·
kasus.
·
Kultur aerobic dan anaerobic.
·
Acid fast stain dan kultur
mycobact tbc.
·
Latex particel agglutination
untuk identifikasi kapsul antigen.
·
Serologic test untuk syphilis dan cytologic untuk sel ganas.
6. Neuro-imajing : Dengan CT atau MRI
akan terlihat adanya 'enhancement' pada leptomeningen.
DIAGNOSA
BANDING :
1. Abses Otak.
2. Abses Epidural.
3. Empiema Subdural.
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
:
Terapi
medikamentosa ditentukan dengan hasil
pewarnaan Gram Negative dan Kultur.
1.
Jika CSS dengan PMN predominan, tetapi Gram Stain
(-) dan tidak diketahui (non diagnostic gram stain) diberikan Vancomycine
atau Cephalosporin generasi ke-3 (Ceftazidine).
2.
Pada Meningitis
Streptokokus Group A diberikan Penicilline G.
3.
Pada Meningitis karena
Stafilokokus aureus deiberi Nafcilline atau Oxacilline.
Sumber infeksi sistemik.
1.
Neonatal :
Aminoglycosida.
Pencilline.
2.
Anak usia l – 5 tahun :
Ampicilline.
Khloramphenikol.
3. Anak usia > 5 tahun :
Pencilline / Ampicilline
.
Khlorampenicol.
4. Dewasa :
Jika CSS
dengan mixed pleocytosis, Gram stain (-) dan Gula normal, maka Latex Particle
agglutination dapat menentukan etiologinya.
PROGNOSA dan KOMPLIKASI :
1.
37 - 56% dapat menyebabkan
kematian, terutama pada DM, atau kasus spontan.
2.
Kematian berhubungan dengan
usia lanjut (>60 tahun), koma dan bakteremia serta D.I.C.
3.
12 % yang bertahan akan
mengalami sekuele neurologik terutama pada dewasa.
No comments:
Post a Comment