Tuesday, June 16, 2015

MENINGITIS BAKTERIALIS AKUT



MENINGITIS BAKTERIALIS AKUT

    
     ICD = G.009.

     Sinonim : Meningitis Purulenta, Meningitis Supurativa, Meningitis Nosokomial,
                      Meningitis Post Neurosurgical.

DEFINISI :
      Adalah reaksi peradangan pada pia dan arachnoid yang mengelilingi medula  spinalis dan otak.

ETIOLOGI :

Neonatal :
·   Enterobasil Gram Negative.    
·   Streptokokus Group B.
Infan dan Anak anak :
Hemophylus Influenza.  
Neisseria Meningitidis.
Streptokokus Pneumonia.
Dewasa :
Streptokokus Pneumonia. 
Neisseria Meningitidis.                                     
Staphylococus Aureus.

PATOFISIOLOGI / PATOGENESA :

Pada orang dewasa infeksi ini didasari oleh :
1.   Keadaan tertentu seperti Alkoholisme, Sepsis, AID Syndrome dan Neoplasma.
2.   Obat obatan (kortikosteroid) yang menekan mekanisme immune (contiguous -structure).

Sumber infeksi :
1.   Dari daerah berdekatan seperti mastoid, sinus paranasal, telinga tengah, gigi -kerongkongan dan mata.
2.   Cedera kepala (fraktur basis kranii).
3.   Prosedur tindakan bedah saraf.   

GAMBARAN KLINIK :
1.   Mula mula demam, nyeri kepala, kaku kuduk, fotofobia dan perobahan mental.
2.   Lama lama berkembang cepat (6-24 jam), namun sebagian kasus berkembang lambat (beberapa hari sampai l minggu).
3.   Kadang kadang dapat dijumpai mual, muntah dan gangguan pernafasan.
4.   Disusul dengan konfusi, stupor dan delirium. Tanda kelumpuhan nervus kranialis oleh karena penekanan eksudasi disepanjang perjalanan nervus kranialis.
5.   Bila penyebabnya kuman stafilokokus endocarditis, dapat dijumpai purpura dan petechiae.
6.   Gangguan kesadaran (lethargi dan konfusi).
7.   Kejang disertai defisit neurologik fokal.
8.   Tanda tanda rangsangan meningeal berupa tanda Kernig dan Brudzinski, namun tanda rangsangan meningeal ini kurang menonjol pada usia lanjut atau bayi.
     
DASAR DIAGNOSIS :

1.   Anamnesa yang teliti dengan memperhatikan riwayat perjalanan penyakit.
2.   Pemeriksaan fisik dengan menemukan tanda tanda yang objektive seperti adanya
3.   tanda tanda rangsangan meningeal dan refleks patologi.
4.   Punksi Lumbal untuk pemeriksaan cairan serebro-spinal.
5.   Identifikasi agent etiologinya.
        Perthatikan :
·         Tekanan CSS (meningkat sampai diatas 180 mmH2O).
·         Warna CSS, mulai jernih sampai berawan.
·         Sel (pleositosis, PMN, leukosit bisa 10 - 10.000 sel/mm3).
·         Protein tinggi (lebih dari 1 gram/dl).
·         Glukosa rendah (kecil dari 40 mg% atau hipoglikorrhachia).
·         Ratio Gluksa Darah / Glukosa CSS = 0,5 – 0,6.
·         Gram stain dijumpai Stafilokokus dan Streptokokus pada 20-40%
·         kasus.
·         Kultur aerobic dan anaerobic.
·         Acid fast stain dan kultur mycobact tbc.
·         Latex particel agglutination untuk identifikasi kapsul antigen.
·         Serologic test untuk syphilis dan cytologic untuk sel ganas.
6.      Neuro-imajing : Dengan CT atau MRI akan terlihat adanya 'enhancement' pada leptomeningen.

 DIAGNOSA BANDING :
1.   Abses Otak.
2.   Abses Epidural.
3.   Empiema Subdural.

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa :
Terapi medikamentosa  ditentukan dengan hasil pewarnaan Gram Negative dan Kultur.
1.         Jika CSS dengan PMN predominan, tetapi Gram Stain (-) dan tidak diketahui (non diagnostic gram stain) diberikan Vancomycine atau Cephalosporin generasi ke-3 (Ceftazidine).
2.         Pada Meningitis Streptokokus Group A diberikan Penicilline G.
3.         Pada Meningitis karena Stafilokokus aureus deiberi Nafcilline atau Oxacilline.
Sumber infeksi sistemik.
1.      Neonatal :
Aminoglycosida.
Pencilline.
2.      Anak usia l – 5 tahun             :
Ampicilline.
Khloramphenikol.
3.   Anak usia > 5 tahun    :
Pencilline / Ampicilline .
Khlorampenicol.
4.      Dewasa :
 Jika CSS dengan mixed pleocytosis, Gram stain (-) dan Gula normal, maka Latex Particle agglutination dapat menentukan etiologinya.


PROGNOSA  dan KOMPLIKASI :
1.      37 - 56% dapat menyebabkan kematian, terutama pada DM, atau kasus spontan.
2.      Kematian berhubungan dengan usia lanjut (>60 tahun), koma dan bakteremia serta D.I.C.
3.      12 % yang bertahan akan mengalami sekuele neurologik terutama pada dewasa.
4.      Pada anak anak akan menurunkan IQ skor. 

No comments:

Post a Comment