MIOMA UTERI
Mioma Uteri adalah
tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan
fibroid dan kolagen. Beberapa istilah untuk mioma uteri antara lain fibromioma,
miofibroma, leimiofibroma, fibroleiomioma, fibroma dan fibroid.
ETIOLOGI
Mioma uteri yang
berasal dari sel otot polos myometrium, menurut teori onkogenik maka patogenesa
mioma uteri dibagi menjadi dua faktor yaitu inisiator dan
promotor.Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma uteri masih belum diketahui
dengan pasti.Dari penelitian menggunakan glucose-6-phosphatase dehydrogenase
diketahui bahwa mioma berasal dari myometrium normal dan interaksi kompleks
dari hormone steroid seks dan growth faktor lokal. Mutasi somatic ini merupakan
peristiwa awal dalam proses pertumbuhan tumor.
Tidak
didapat bukti bahwa hormone estrogen brperan sebagai penyebab mioma, namun
diketahui estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan dalam pertumbuhan mioma.Mioma
terdiri dari reseptor dengan konsentrasi yang lebih tinggi disbanding dari
myometrium sekitarnya namun konsentrasinya lebih rendah disbanding
endometrium.Hormone progesterone meningkatkan aktivitas miotik dari mioma pada
wanita muda namun mekanisme dan faktor pertumbuhan yang terlibat tidak
diketahui secara pasti. Progesterone memungkinkan pembesaran tumor dengan cara
down-regulation apoptosis dari tumor. Estrogen berperan dalam pembesaran tumor
dengan meningkatkan produksi matriks ekstraseluler.
PATOLOGI
Mioma uteri umumnya
bersifat multiple, berbolus yang tidak teratur maupun berbentuk sferis.Mioma
utri biasanya berbatas jelas dengan myometrium sekitarnya, sehingga pada
tindakan enukleasi mioma dapat dilepaskan dengan mudah dari jaringan myometrium
disekitarnya.Pada pemeriksaan makroskopis dari potongan transversal bewarna
lebih pucat disbanding myometrium disekelilingnya, halus, berbentuk lingkaran
dan biasanya lebih keras disbanding jaringan sekitar, dan terdapat pseudocapsule.
Menurut tempatnya di uterus dan
menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi 4 jenis antara lain :
1.
Mioma
submukosa( 6,1% ).
Berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga
uterus. Jenis ini di jumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma . Jenis ini sering
memberikan keluhan gangguan perdarahan.Mioma uteri jenis lain meskipun besar
mungkin belum memberikan keluhan perdarahan, tetapi mioma submukosa, walaupun
kecil sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma submukosa umumnya
dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu kuret, di
kenal sebagai “ Currete bump” dan dengan pemeriksaan histeroskopi dapat
diketahui posisi tangkai tumor. Tumor jenis ini sering mengalami infeksi,
terutama pada mioma submukosa pedinkulata.Mioma submukosa pedinkulata adalah
jenis mioma submukosa yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari
rongga rahim ke vagina,dikenal dengan nama “mioma geburt” atau mioma
yang di lahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada
beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses di
atas.
2.
Mioma
intramural, ( 54% ).
Terdapat didinding uterus diantara serabut miometrium. Karena
pertumbuhan tumor, jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuklah
semacam simpai yang mengelilingi tumor. Bila didalam dinding rahim dijumpai
banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang berbenjol-benjol dengan
konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus, dalam
pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih keatas, sehingga dapat
menimbulkan keluhan miksi.
3.
Mioma
subserosa( 48,2% )
Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus diliputi oleh serosa.Mioma subserosa dapat tumbuh diantara
kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter.
4.
Mioma
intraligamenter( 4,4% ).
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain,
misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus
sehingga disebut “wondering / parasisic fibroid”.Jarang sekali ditemukan
satu macam mioma saja dalam satu uterus.Mioma pada serviks dapat menonjol ke
dalam satu saluran serviks sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan
sabit.
Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari
berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan ( whole
like pattern ) dengan psoudo kapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar
yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini.
GEJALA
KLINIS
Tanda dan gejala dari mioma uteri hanya
terjadi pada 35 – 50 % pasien.Gejala yang disebabkan oleh mioma uteri
tergantung pada lokasi, ukuran dan jumlah mioma. Gejala dan tanda yang paling
sering adalah :
1. Pendarahan
uterus yang abnormal.
Perdarahan
uterus yang abnormal merupakan gejala klinis yang paling sering terjadi dan
paling penting.Gejala ini terjadi pada 30% pasien dengan mioma uteri. Wanita
dengan mioma uteri mungkin akan mengalami siklus perdarahan haid yang teratur
dan tidak teratur. Menorrhagia dan atau metrorrhagia sering terjadi pada
penderita mioma uteri.Perdarahan abnormal ini dapat menyebabkan anemia
defisiensi besi.
Patofisiologi
perdarahan uterus yang abnormal yang brhubungan dengan mioma uteri masih belum
diketahui dengan pasti.Beberapa penelitian menerangkan bahwa adanya disregulasi
dari beberapa faktor pertumbuhan dan reseptor-reseptor yang mempunyai efek
langsung pada fungsi vaskuler dan angiogenesis.Perubahan-perubahan ini
menyebabkan kelainan vaskularisasi akibat disregulasi struktur vaskuler didalam
uterus.
Mekanisme perdarahan abnormal pada
mioma uteri :
Peningkatan ukuran permukaan endometrium
Peningkatan vaskularisasi aliran
vaskuler ke uterus
Gangguan kontraksi uterus
Ulserasi endometrium pada mioma submukosum
Kompresi pada pleksus venosus didalam
miometrium
2. Nyeri
Panggul
Mioma uteri dapat menimbulkan nyeri panggul yang
disebabkan oleh karena degenerasi akibat oklusi vaskuler, infeksi, torsi dari
mioma yang bertangkai maupun akibat kontrsksi myometrium yang disebabkan mioma
subserosum.Tumor yang besar dapat mengisi rongga pelvik yang dapat menekan
saraf sehingga menyebabkan rasa nyeri yang menyebar ke bagian punggung dan
ekstremitas posterior.
3. Penekanan
Pada mioma uteri yang besar dapat menimbulkan
penekanan terhadap organ sekitar.Penekanan mioma uteri dapat menyebabkan
gangguan berkemih, defekasi maupun dyspareunia.Tumor yang besar juga dapat
menekan pembuluh darah vena pada pelvik sehingga menyebabkan kongesti dan
menimbulkan edema pada ekstremitas posterior.
4. Disfungsi
Reproduksi
Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab
infertilits masih belum jelas.Dilaporkan sebesar 27 – 40 % wanita dngan mioma
uteri mengalami infertilitas.Mioma yang terletak didaerah kornu dapat
menyebabkan sumbatan dan gangguan transportasi gamet dan embrio akibat
terjadinya oklusi tuba bilateral.
Mioma uteri dapat menyebabkan gangguan kontraksi
ritmik uterus yang sebenarnya diperlukan untuk motilitas sperma didalam uterus.Perubahan
bentuk kavum uteri karena adanya mioma dapat menyebabkan disfungsi reproduksi.
Mekanisme gangguan
fungsi reproduksi dengan mioma uteri :
Gangguan transportasi gamet dan embrio
Gangguan kemampuan bagi pertumbuhan uterus
Perubahan aliran darah vaskuler
Perubahan histologi endoterium
DIAGNOSIS
Hampir kebanyakan mioma
uteri dapat didiagnosa melalui pemeriksaan bimanual rutin maupun dari palpasi
abdomen bila ukuran mioma yang besar. Diangnosa semakin jelas bila pemeriksaan
bimanual diraba permukaan uterus benjol akibat penonjolan massa maupun adanya
pembesaran uterus. Pemeriksaan sonografi pelvik dan magnetic resonance imaging
(MRI) dapat mendeteksi mioma uteri.
PENATALAKSANAN
Secara umum penatalaksanaan mioma uteri
dibagi atas dua metode :
1. Terapi
Medisinal (Hormonal)
Saat ini pemakaian Gonadotropin-releasing hormone
(GnRH) agonis memberikan hasil untuk memperbaiki gejala-gejala klinis
yang ditimbulkan oleh mioma uteri.Pemberian GnRH agonis bertujuan untuk
mengurangi ukuran miom denagn jalan mengurangi produksi estrogen dari
ovarium.Dari suatu penelitian multisenter didapati data pada pemberian GnRH
agonis selama 6 bulan pada pasien dengan mioma uteri didapati adanya
pengurangan volume mioma secara bermakna.
Pemberian GnRH agonis sebelum dilakukan tindakan
pembedahan akan mengurangi vaskularisasi pada tumor sehingga akan memudahkan
tindakan pembedahan. Terapi hormonal lainnya seperti kontrasepsi oral dan
preparat progesterone akan mengurangi ukuran dari mioma.
2. Terapi
Pembedahan
Terapi pembedahan pada mioma uteri dilakukan
terhadap mioma yang menimbulkan gejala. Menurut American of Obstetricians and
Gynecologist (ACOG) dan American Society for Reproductive Medicine
(ASRM) indikasi pembedahan pada pasien mioma uteri adalah :
Perdarahan uterus yang tidak respon
terhadap terapi konservatif
Sangkaan adanya keganasan
Pertumbuhan mioma pada masa menopause
Infertilitas karena gangguan pada cavum
uteri maupun karena oklusi tuba.
Nyeri dan penekan yang sangat menganggu.
Gangguan berkemih maupun obstruksi
traktus urinarius
Anemia akibat perdarahan
Tindakan pembedahan yang dilakukan
adalah miomektomi maupun histerektomi.
Miomektomi (operasi pengambilan
mioma uteri)
Dipertimbangkan
apabila seorang wanita masih berusia muda atau masih ingin memiliki anak lagi.Setelah
miomektomi, pasien disarankan untuk menunda kehamilan selama 4-6 bulan karena
rahimmasih dalam keadaan rapuh setelah dioperasi.Komplikasi dari miomektomi berupa
risiko perdarahan harus dipertimbangkan.Kemungkinan untuk pertumbuhan mioma
lagi setelah miomektomi berkisar 20-25% pasien.
Histerektomi
No comments:
Post a Comment