Sunday, June 14, 2015

RABIES



RABIES
(HIDROFOBIA)

BATASAN
Infeksi virus yang mengenai SSP, biasanya ditularkan melalui kontaminasi luka dengan air liur binatang yang menderita rabies

ETIOLOGI
Rabies virus

KRITERIA DIAGNOSIS
ª      Adanya riwayat gigitan atau jilatan pada luka goresan, luka beset, luka terbuka, ulkus oleh binatang: anjing : anjing, kucing, kera, tupai, kelelawar, serigala yang menderita rabies atau disangka menderita rabies.
ª      Lama terjadinya rabies sejak digigit berkisar 3-8 minggu (dapat samapi 1 tahun)
ª      Dua bentuk gejala klinis: tipe furious (80%) atau tipe paralitik (20%)

.  Tipe furious
  1. Stadium prodromal (2-4 hari)
ª      Nyeri kepala
ª      Panas
ª      Serak
ª      Rasa baal/kesemutan/rasa dibakar/gatal/sakit berdenyut sakit seperti tusukan di daerah gigitan dan gatal di tenggorokan
ª      Kadang-kadang ditemukan hiperakusis, fotofobi, dilatasi pupil, lakrimasi, hipersalivasi, dan hiperhidrasi
  1. Stadium eksitasi
ª      Panas
ª      Hipersalivasi, lakrimasi, hiperhidrasi, dilatasi pupil
ª      Hidrofobi
ª      Sulit menelan oleh karena spasme otot laring dan faring waktu makan dan minum. Hanya mendengan suara air saja sudah dapat membuat spasme otot tersebut, yang demikian disebut hidrofobi
ª      Kejang
ª      Tonus otot, : refleks tendo :
ª      Bingung, halusinasi, ingin menyerang, menggigit pakaian, merobek sprei, sarung bantal, muka tampak beringas
  1. Stadium paralisis
ª      Gejala paralisis dapat terjadi sejak permulaan penyakit atau kapan saja
ª      Kelumpuhan otot sekitar gigitan
ª      Muka tanpak depresi
ª      Spasme otot menghilang
ª      Apati à stupor à koma à meninggal

.  Tipe paralitik
Setelah timbul gejala prodromal, akan timbul gejala paralisis flasid pada tungkai yang digigit, kemudian terjadi ascending paralysis yang bersifat asimetris atau simetris dengan rasa sakit dan fasikulasi, diikuti dengan kelumpuhan otot yang bertambah berat yang melibatkan juga otot pernafasan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ª      Fluorescent antibody stain dari hapus (smear) sel epitel kornea atau irisan kulit leher sebatas garis rambut
ª      Serologik pada periode akut dengan pemeriksaan terhadap neutralizing antibody serum maupun cairan serebrospinal > 100 IU

PENATALAKSANAAN
TERAPI
ª      Terapi dasar untuk virusnya sendiri tidak ada
ª      Penanggulangan untuk penderita yang sudah menunjukkan gejala klinis hanya simtomatik dan suportif sedangkan untuk orang yang baru digigit binatang yang dicurigai sakit rabies adalah profilaksis dengan vaksinasi

PROGNOSIS
Bila penanganannya lebih dini dan tepat akan menurunkan risiko terjadinya rabies dari 35-70% menjadi hampir tidak ada. Penanganan yang terlambat prognosisnya buruk.

PENCEGAHAN
.  Sebelum terjadi gigitan
Tergantung dari jenis vaksin yang digunakan
ª      Suckling mouse brain vaccine (SMBV)
·         Imunisasi dasar : 3 x @ 0,25 mL selang 3 minggu
·         Imunisasi ulangan : tiap satu th @ 0,25 mL i.k.
ª      Purrified vero-cell rabies vaccine (PVRV)
·         Imunisasi dasar : 2 suntikan 0,5 mL s.k atau i.m dengan waktu selang 1 bulan. Booster satu dosis satu tahun kemudian
·         Imunisasi ulangan : tiap 3 tahun satu dosis

.  Sesudah terjadi gigitan
  1. Pertolongan pertama
ª      Luka gigitan harus segera dicuci dengan air sabun atau ditergen, kemudian dibilas dengan air bersih.
ª      Selanjutnya luka gigitan diberi alkohol 40-70%, tinktura yodii atau zefiran 0,1%
  1. Terapi luka secara khusus (dengan pengawasan dokter)
ª      Lakukan seperti di atas, kemudian
ª      Semprotkan serum anti rabies kedalam luka dan infiltrasikan serum tersebut di sekitar luka
ª      Jangan menjahit luka karena akan memperbesar kemungkinan rabies.
ª      Berikan pencegahan terhadap tetanus bila ada indikasi, dan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder kuman lain.

  1. Terapi spesifik
ª      Belum pernah mendapat vaksinasi
·         Rabies immunoglubulin (RIG) diberikan secara i.m. dengan dosis 20 IU/kgbb, jika perlu berikan ½ dosis suntikan  sekitar luka, dan ulangi setelah 7 hr pemberian vaksin pertama
·         PVRV : diberikan sebanyak 5 x pada hari ke-0,3,7,14 dan 30, dosis 0,5 ml
·         Anti rabies serum (ARS) dosis 0,5 mL/kgbb
·         SMBV
o   Imunisasi dasar  : 7 x suntikan s.k. sekitar luka @ mL (<3 tahun: 1 mL), tiap hari 1 dosis selama 7 hari berturut-turut, diikuti 2 suntikan i.k: dibagian fleksor lengan bawah, dosis @ m> (<3 th: 0,1 mL) pada hari ke 11 dan ke 15 sesudah suntikan s.k pertama.
o   Ulangan              : diberikan pada hari ke-25, 35, dan 90 sesudah sentikan s.k pertama, bila diberikan juga serum antirabies. Pada hari ke-30 dan 90 setelah suntikan s.k pertama, bila tidak diberikan serum anti rabies.
ª      Pernah mendapat vaksinasi
·         PVRV :
o   masa vaksinasi lengkap <1 tahun diberikan 1 x 0,5 mL s.k. atau i.m
o   Masa vaksinasi lengkap > 1 th diberikan 3 x 0,5 mL s.k atau i.m
·         SMBV :
o   jarak 3 bulan dari suntikan vaksinasi lengkap terakhir, tidak perlu vaksinasi
o   Bila > 3-6 bulan setelah suntikan terakhir, perlu diberikan 2 x s.k dengan masa antara 2 minggu.
o   Bila > 6 bulan setelah suntikan terakhir, dianggap penderita baru dan harus diberikan pengobatan lengkap 

No comments:

Post a Comment