RABIES
(HIDROFOBIA)
BATASAN
Infeksi virus yang mengenai SSP, biasanya ditularkan melalui kontaminasi
luka dengan air liur binatang yang menderita rabies
ETIOLOGI
Rabies virus
KRITERIA DIAGNOSIS
ª Adanya riwayat gigitan atau jilatan pada
luka goresan, luka beset, luka terbuka, ulkus oleh binatang: anjing : anjing,
kucing, kera, tupai, kelelawar, serigala yang menderita rabies atau disangka
menderita rabies.
ª Lama terjadinya rabies sejak digigit
berkisar 3-8 minggu (dapat samapi 1 tahun)
ª Dua bentuk gejala klinis: tipe furious (80%)
atau tipe paralitik (20%)
. Tipe furious
- Stadium prodromal (2-4 hari)
ª Nyeri kepala
ª Panas
ª Serak
ª Rasa baal/kesemutan/rasa
dibakar/gatal/sakit berdenyut sakit seperti tusukan di daerah gigitan dan gatal
di tenggorokan
ª Kadang-kadang ditemukan hiperakusis, fotofobi,
dilatasi pupil, lakrimasi, hipersalivasi, dan hiperhidrasi
- Stadium eksitasi
ª Panas
ª Hipersalivasi, lakrimasi, hiperhidrasi,
dilatasi pupil
ª Hidrofobi
ª Sulit menelan oleh karena spasme otot
laring dan faring waktu makan dan minum. Hanya mendengan suara air saja sudah
dapat membuat spasme otot tersebut, yang demikian disebut hidrofobi
ª Kejang
ª Tonus otot, : refleks tendo :
ª Bingung, halusinasi, ingin menyerang,
menggigit pakaian, merobek sprei, sarung bantal, muka tampak beringas
- Stadium paralisis
ª Gejala paralisis dapat terjadi sejak
permulaan penyakit atau kapan saja
ª Kelumpuhan otot sekitar gigitan
ª Muka tanpak depresi
ª Spasme otot menghilang
ª Apati à stupor à koma à meninggal
. Tipe paralitik
Setelah timbul gejala prodromal, akan timbul
gejala paralisis flasid pada tungkai yang digigit, kemudian terjadi ascending
paralysis yang bersifat asimetris atau simetris dengan rasa sakit dan
fasikulasi, diikuti dengan kelumpuhan otot yang bertambah berat yang melibatkan
juga otot pernafasan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ª Fluorescent
antibody stain dari hapus
(smear) sel epitel kornea atau irisan kulit leher sebatas garis rambut
ª Serologik pada periode akut dengan
pemeriksaan terhadap neutralizing
antibody serum maupun cairan serebrospinal > 100 IU
PENATALAKSANAAN
TERAPI
ª Terapi dasar untuk virusnya sendiri tidak
ada
ª Penanggulangan untuk penderita yang sudah
menunjukkan gejala klinis hanya simtomatik dan suportif sedangkan untuk orang
yang baru digigit binatang yang dicurigai sakit rabies adalah profilaksis
dengan vaksinasi
PROGNOSIS
Bila penanganannya lebih dini dan tepat akan menurunkan risiko terjadinya
rabies dari 35-70% menjadi hampir tidak ada. Penanganan yang terlambat
prognosisnya buruk.
PENCEGAHAN
. Sebelum terjadi gigitan
Tergantung dari jenis vaksin yang digunakan
ª Suckling
mouse brain vaccine
(SMBV)
·
Imunisasi
dasar : 3 x @ 0,25 mL selang 3 minggu
·
Imunisasi
ulangan : tiap satu th @ 0,25 mL i.k.
ª Purrified vero-cell rabies vaccine (PVRV)
·
Imunisasi
dasar : 2 suntikan 0,5 mL s.k atau i.m dengan waktu selang 1 bulan. Booster satu
dosis satu tahun kemudian
·
Imunisasi
ulangan : tiap 3 tahun satu dosis
. Sesudah terjadi gigitan
- Pertolongan pertama
ª Luka gigitan harus segera dicuci dengan
air sabun atau ditergen, kemudian dibilas dengan air bersih.
ª Selanjutnya luka gigitan diberi alkohol
40-70%, tinktura yodii atau zefiran 0,1%
- Terapi luka secara khusus (dengan pengawasan dokter)
ª Lakukan seperti di atas, kemudian
ª Semprotkan serum anti rabies kedalam luka
dan infiltrasikan serum tersebut di sekitar luka
ª Jangan menjahit luka karena akan
memperbesar kemungkinan rabies.
ª Berikan pencegahan terhadap tetanus bila
ada indikasi, dan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder kuman lain.
- Terapi spesifik
ª Belum pernah mendapat vaksinasi
·
Rabies
immunoglubulin (RIG) diberikan secara i.m. dengan dosis 20 IU/kgbb, jika perlu
berikan ½ dosis suntikan sekitar luka,
dan ulangi setelah 7 hr pemberian vaksin pertama
·
PVRV : diberikan sebanyak 5 x pada hari ke-0,3,7,14
dan 30, dosis 0,5 ml
·
Anti
rabies serum (ARS) dosis 0,5 mL/kgbb
·
SMBV
o
Imunisasi
dasar : 7 x suntikan s.k. sekitar luka @
mL (<3 tahun: 1 mL), tiap hari 1 dosis selama 7 hari berturut-turut, diikuti
2 suntikan i.k: dibagian fleksor lengan bawah, dosis @ m> (<3 th: 0,1 mL)
pada hari ke 11 dan ke 15 sesudah suntikan s.k pertama.
o
Ulangan : diberikan pada hari ke-25, 35,
dan 90 sesudah sentikan s.k pertama, bila diberikan juga serum antirabies. Pada
hari ke-30 dan 90 setelah suntikan s.k pertama, bila tidak diberikan serum anti
rabies.
ª Pernah mendapat vaksinasi
·
PVRV :
o
masa
vaksinasi lengkap <1 tahun diberikan 1 x 0,5 mL s.k. atau i.m
o
Masa
vaksinasi lengkap > 1 th diberikan 3 x 0,5 mL s.k atau i.m
·
SMBV :
o
jarak
3 bulan dari suntikan vaksinasi lengkap terakhir, tidak perlu vaksinasi
o
Bila
> 3-6 bulan setelah suntikan terakhir, perlu diberikan 2 x s.k dengan masa
antara 2 minggu.
No comments:
Post a Comment