Wednesday, June 17, 2015

stroke atrium fibrilasi



STROKE yang berhubungan dengan ATRIUM FIBRILASI

DEFINISI
Terjadinya oklusi pembuluh darah serebral oleh karena lepasnya emboli yang      berasal dari jantung bersamaan dengan AF (ataxia of the pulse and delirium cordis).

ETIOLOGI / FAKTOR RESIKO
Emboli berasal dari jantung yang disertai dengan AF pada pasien yang menderita aterosklerosis intrakranial dan ekstrakranial. 

PATOFISIOLOGI
1.      Karena tidak efektivenya kontraksi atrium (ineffectual atrial contractions) menyebabkan terjadinya 'left appendage thrombi' sehingga terjadi 'sluggish blood flow'. Disusul terjadinya penurunan fungsi ventrikel kiri. Kondisi ini ditunjang oleh faktor usia lanjut, hipertensi, adanya emboli sbelumnya dan DM.
2.      Adanya penyakit jantung seperti mitral stenosis, katup buatan (prosthetic heart valves), CAD dan CHF.

GAMBARAN KLINIK
1.      Dijumpai penurunan kesadaran (pada 20% kasus).
2.      Gejala lain relative non spesifik.
Defisit neurologik terjadi tiba tiba dan maksimal pada permulaan (umumnya  oklusi pada arteri serebri media atau cabangnya dan jarang terjadi infark subkortikal pada teritorial arteri penetrans profunda).
3.      Dijumpainya AF pada saat masuk rumah sakit pada 25% kasus, sedangkan sepertiga kasus dijumpai intermiten atau paroksismal serta disritmia.

DIAGNOSIS
1.      Dijumpai adanya stroke iskhemik dan AF co-exist.
2.      Echocardiografi prekordial untuk menyingkirkan MS (oklusi) dan tumor atrium.

DIAGNOSA BANDING
1.      Stenosis karotis dengan AF (12%).
2.      Hipertensi dengan AF (50%).

PENATALAKSANAAN

Terapi Medikamentosa
1.      Intensitas optimal antikoagulan untuk pencegahan stroke pada AF adalah pada ratio normalisasi internasional 2,0-3,0. Keampuhan warfarin menurun dengan tajam dibawah rasio normal internasional 2,0 dan resiko perdarahan meningkat secara bermakna diatas rasio 3,0.              
2.      Warfarin dianjurkan untuk pencegahan stroke pada AF dan satu atau beberapa faktor resiko termasuk stroke sebelumnya (TIA), hipertensi, gagal jantung, DM, CAD. MS dan tirotoksikosis.             
3.      Pada usia lanjut yang berhubungan dengan stroke pada penderita AF tanpa adanya faktor resiko lain, warfarin dianjurkan pemakaiannya pada semua penderita usia diatas 75 tahun. Sebaliknya pasien usia dibawah 65 tahun tanpa faktor resiko, terjadinya stroke adalah rendah. Jadi warfarin tidak dianjurkan, sementara aspirin atau antithrombotik sebaiknya diberikan.              
4.      Saat pemberian terapi antikoagulan pada pasien dengan serangan stroke akut masih merupakan sesuatu yang belum pasti.              
5.      Pemberian antikoagulan segera pada stroke kardio-embolik berhubungan dengan tingginya resiko hemorhagik transformasi dan pemburukan defisit neurologik
6.      Pada pasien dengan infark yang luas, hipertensi yang tak terkontrol, ataw 'low risk relative', untuk rekurensi dini, penundaan antikoagulan selama beberapa hari sampai 1 minggu dapat mengurangi resiko perdarahan. Jadi pencegahan terjadinya hemorhagik infark bermakna, antikoagulan sebaiknya ditunda, namun hemorhagik infark bukanlah kontra-indikasi absolut pada pengobatan antikoagulan, terutama bagi pasien dengan 'high risk' sumber emboli.

PROGNOSIS dan KOMPLIKASI
1.      Warfarin (international Normalized Ratio = 2,0-3,0) mengurangi resiko stroke pada pasien dengan AF, dan berkaitan dengan diterimanya 'low risk' perdarahan pada pasien yang dikelola dengan baik dan hati hati.             
2.      'Annual risk' terjadinya stroke pada pasien usia 69 tahun (mean of age) adalah 1,4% dengan terapi warfarin dan 4,5% dengan kelompokkontrol.
3.      'Annual risk' terjadinya perdarahan hebat (major hemorrhage) yang memerlukan hospitalisasi adalah 1,3% pada warfarin grup dan 1,0% pada grup kontrol.
4.      Resiko perdarahan intrakranial pada warfarin grup hanya 0,3% pertahun. Sementara pada penelitian lain pada sub-grup usia 80 tahun (mean of age) didapatkan 'annual rate' perdarahan intraserebral 1,8% pada pemberian warfarin dibanding 0,8% pemberian aspirin. 
5.      Penemuan ini sependapat dengan amannya pemberian antikoagulan pada usia lanjut. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa aspirin kurang ampuh dibanding warfarin.

No comments:

Post a Comment