Tuesday, July 7, 2015

INJEKSI NATRIUN THIOSULFAT DENGAN NATRIUM BIKARBONAT



Cara Kerja 
1.      Siapkan kondisi ruang produksi pada white area/kelas IA (daerah kritis dibawah laminar air flow). Syarat: jumlah cemaran partikel/m3 ≥ 0,5µm, maksimal sebanyak 3500, cemaran partikel/m3 ≥ 5µm sebanyak 1, jumlah cemaran mikroba/m3 maksimal ≤ 1, efisiensi saringan 99,99%, pertukaran udara 20-40 kali/jam, humidity 45-55% pada 16-250C
2.      Apabila akan mengerjakan produk diruang white area /kelas IA maka harus melewati buffer area daerah kritis, syaratnya: jumlah cemaran partikel /m3 ≥ 0,5 µm , maksimal sebanyak 3500, cemaran partikel/m3 ≥ 5µm sebanyak 5, jumlah cemaran mikroba/m3 maksimal ≤ 1, efisiensi saringan 99,99%, pertukaran udara 20-40 kali/jam, humidity 45-55% pada 16-250C
3.      Siapkan peralatan, alat sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,1%, etanol 75% dan terakhir bilas dengan aqua kembali. Beri label “telah dibersihkan”. Set peralatan sesuai dengan master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label “siap digunakan”
4.      Alat yang disterilkan secara sterilisasi desinfektan permukaan dengan menggunakan larutan2% ammonium quartener 1:1000 atau larutan 1-2%. Gramisida fenolik untuk permukaan keras dan licin. Untuk alat dengan permukaan logam 0,2% natrium nitrit dalam larutan ammonium quartener dan 0,5% natrium bikarbonat ke dalam gramisida fenolik untuk mencegah timbulnya karat
5.      Karet vial, logam ataupun seal plastic disterilisasi secara sterilitas gas menggunakan gas etilen oksida dalam ruangan dengan kelembapan 98% selama 60 menit dan sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 550C dan vakum awal sekitar 27 inci HG konsentrasi etilen oksida 450 mg/L dengan tekanan 28 dan waktu pemaparan minimum 6 jam.
6.      Ruangan (lantai dan dinding) secara sterilisasi desinfektan permukaan disterilkan dengan menggunakan larutan 2% ammonium quartener 1:1000 atau larutan 1-2% gramisida fenolik untuk permukaan keras dan licin.
7.      Karyawan daerah steril harus sehat dan berpenyakit menular. Diruang ganti pakaian, karyawan harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan cairan antiseptic khusus. Keringkan, lalu ganti pakaian rumah dengan pakaian khusus produksi, kenakan tutup kepala, sarung tangan, dan sepatu khusus.karyawan masuk keruang produksi melalui air lock khusus karyawan yang telah dilengkapi dengan air sower. Hal ini untuk mencegah perpindahan mikroba dari luar ke dalam ruang produksi. Masuk ke ruang produksi, sebelah ujung tidak boleh dalam keadaan terbuka untuk mencegah aliran udara luar masuk ke ruang produksi.
8.      Sebelum memasuki white area / Kelas II maka karyawan di ruang ganti pakaian gray area harus melepaskan pakaian grey area dan mengganti dengan bahan Dacron, sarung tangan, masker dan sepatu steril khusus ruangan white area. Lalu di air lock akan di semprotkan (sterilisasi gas) dengan menggunakan etilen oksida. Setelah itu baru aman dan steril untuk masuk ke white area.
9.      Botol vial tahan pemanasan, disterilkan secara pemanasan kering di oven suhu 180oC selama 2 jam atau suhu 260oC selama 45 menit. (Lachman 1263). 


1.      Bahan baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke ruang penimbangan kelas III mellalui airlock. Timbang sesuai dengan master formula. Selesai penimbangan bahan baku disterilkan sesuai dengan cara sterilisasi beri label sterilisasi pada master formula.
2.      Cek oleh kepala. Air untuk injeksi dibuat dengan system reverse osmosis dengan tekanan 200-400 psi membrane filter dari ester selulosa/poliamida. Efektif menahan semua makromolekul hingga 85% ion. Pirogen merupakan makromolekul maka air untuk injeksi langsung bebas pirogen. Air disimpan dan disalurkan dalam system pipa khusus uap panas. (Lachman 1337).
3.      Bahan pengemas sekunder diambil dari gudang bahan kemas, desuai dengan master formula  CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing sekunder (black area). Cetak no batch dan tanggal ED sesuai master formula. Cek oleh kepala regu dan kepala unit. Kalau sudah OK baru siap untuk dipakai mengemas produk
4.      Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang penyimpanan masing-masing telah mengalami QC terlebih dahulu pada masa karantina. Bahan yang dipakai adalah yang telah lulus QC. Bila tidak memenuhi spesifikasi standar, maka bahan harus direject, dimusnahakan langsung atau dirusak terlebih dahulu. Setelah OK kirim ke ruang produksi melalui air lock khusus bahan baku.
5.      Diruang produksi
·         11 L aqua pro injection pada wadah stainless stell dan panaskan hingga suhu 400C pastikan untuk tetap dialiri gas nitrogen.
·         buat larutan dapar dengan cara 748,5 gr KH2PO4 yang  dilarutkan dalam 2750 mL WPI, NaOH 17,2 mg dalam 2150 mL. larutan dapar.
·         Ke dalam mixing tang masukkan 1,1, kg Natrium tiosulfat dan 1,1 Kg natrium bikarbonat  yang akan dilarutkan dalam WPI, lalu tambahkan dapar pospat dan putar dengan kecepatan 100 rpm selama 30 menit hingga diperoleh disperse yang homogen panaskan pada suhu 400C.
·         Cek pH berkisar 7 – 7,4
·         Dibawah aliran gas nitrogen alirkan langsung ke storage tank melalui vakum. Beri label  ”karantina”
6.      IPC
·         Penetapan kadar
Dilakukan dengan metode HPLC
7.      Bila telah lulus QC, produk ruahan pada storage tank divakum dan dilakukan pengisian dengan one filling machine. Dalam pengisian injeksi vial, penutupan (sealing) vial, labeling dan sterilisasi dilakukan dalam ketentuan mesin hanya diawasi oleh dua orang operator di ruang pengisian (white area kelas II atau IA / aseptis). Karyawan hanya bekerja pada white area (kelas II) yang disekat dengan lembar plastic khusus pada conveyer (ban berjalan untuk memindahkan vial yang sudah diisi) white area kelas IB atau kelas II ke rak khusus.
8.      Sterilisasi produk akhir dilakukan secara UV dari lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada panjang gelombang 2537 Angstrom dengan intensitas radiasi 20 μWatt tiap cm2 dengan waktu pemaparan 1100 detik.
9.      Selesai pengisian dan sterilisasi, produk yang sudah disusun pada rak khusus dikarantina, beri label “Quarantin”. Lakukan IPC
·         Sterilisasi
Ambil isi aseptis dalam jumlah tertentu, lalu inokulasikan dalam 40ml media tioglukolat cair (pada suhu 20-25oC). inkubasi tidak kurang dari 14 hari. Amati ada pertumbuhan mikroba atau tidak. Sterilisasi assurance level (SAL) 10-4 (aseptis) 10-6 (sterilisasi akhir).
·         Uji kebocoran
Sediaan dimasukkan kedalam larutan metilen blue 0,1% jika ada wadah yang bocor maka larutan metilen blue akan masuk kedalam wadah karena tekanan diluar wadah dan didalam wadah tersebut berbeda.
·         Uji kejernihan dan warna
Secara visual dengan menyinari wadah dari samping dan latar belakang warna hitam (untuk kotoran berwarna muda) dan putih (untuk kotoran berwarna gelap).
·         Uji keseragaman volume
Pilih 5 wadah / lebih. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodermik, dengan ukuran tidak lebih dari 3x volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik no. 21 panjang 2,5 cm. pindahkan isi alat suntik kegelas piala yang sudah ditara. Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu per satu.
·         Bahan partikulat dalam injeksi
Larutan disaring dengan penyaring membrane lalu amati dibawah mikroskop. Micrometer dan hitung partikel pada penyaring untuk melihat jumlah partikel dengan ukuran lebih dari 10000/wadah.
10.  Bila lulus uji, produk yang tersusun pada rak khusus dikirimke packing sekunder. Vial dimasukkan ke inner box. Lalu masukkan ke outlet box (dus/karton). Beri No. register, batch dan ED pada out box checking akhir.
11.  Kirim ke gudang produk jadi. Lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian logistic.

No comments:

Post a Comment