Saturday, June 20, 2015

ABSES PARU



 ABSES PARU

No. ICD-10 : J 85

I
Batasan
Yaitu lesi nekrotik parenkim paru yang mengandung pus yang biasanya membentuk gambaran “air-fluid level” pada rontgentoraks
 
II
Patofisiologi

Sering berhubungan dengan:
·           Keadaan gigi yang jelek atau penyakit peiodontal
·           Alkoholisme kronik
·           Penggunaan obat-obat intravena
·           Kanker kepala dan leher
·           Pneumonia aspirasi

Biasanya bersifat polimikrobial

III
Gejala Klinis







·           Demam tinggi, menggigil
·           Bauk-batuk. Mula-mula jumlah dahak sedikit, bila rongga abses berhubungan dengan bronkus yang agak besar maka isi abses dibatukkan keluar dalam jumlah banyak, berupa pus
·           Kadang-kadang disertai hemaptoe
·           Sering dahak berbau busuk atau bercampur darah
·           Berat badan menurun
·           Nyeri dada

IV
Pemeriksaan dan Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
·           Foto toraks PA dan Lateral (sesuai letak lesi)
Rongga berisi udara dan cairan dalam jaringan paru dengan “air fluid level”
·           Laboratorium darah : leukosit, LED meningkat
·           Sediaan hapus sputum dengan pulasan gram, biakan dan uji sensitiviti terhadap kuman mikroorganisme

4.2. Khusus
·           Bronkoskopi
·           Tomografi, bila ada sarana
·           CT scan toraks

V
Diagnosis Banding
·           Empiema
·           Bula terinfeksi
·           Kanker paru

VI
Penyulit / Komplikasi
6.1. Karena penyakit




6.2. Karena tindakan

·           Batuk darah masif
·           Sepsis
·           Infeksi jamur
·           Pembentukan fungus ball

 Tergantung tindakan

VII
Penatalaksanaan
7.1    Non-Farmasi


7.2    Terapi medikamentosa





















7.3    Terapi khusus



·         Istirahat
·         Fisioterapi bila sputum banyak

1.         Antibiotika
Awal terapi
o      Ampisilin 4 x 500 mg IV
Khloramfenikol 4 x 500 mg IV
Sampai rongga abses menutup (± 2 minggu)
o      Co-amoksiklav 3 x 500 mg IV
3 – 5 hari, dilanjutkan 3 x 500 mg oral
o      Ciprofloksasin injeksi 2 x 200 mg IV 3-5 hari, dilanjutkan oral 2 x 500 mg
o      Ceftriakson 2 x 1 gr IV
o      Levofloksasin 1 x 500 mg IV 3 hari dilanjutkan oral
o      Metronidazol 3 x 500 mg IV dilanjutkan oral, bila dahak berbau busuk (infeksi kuman anaerob)
Setelah keluar hasil kultur dan sensitiviti kuman banal, antibiotika diberikan sesuai kultur
1.             Mukolitik / Ekspektoran :
o      Ambroksol 3 x1 tablet, p.o atau sirup 3 x cth1
o      Bromheksin 3 x 1 tablet , p.o atau sirup 3 x cth 1 atau injeksi 3 x 1 ampul
o      N-asetilsistein 3 x 1 kapsul, p.o atau 3 x 1 sache
1.       Antipiretik, kalau perlu

1.       Terapi penyebab
Misalnya, abses hepar : Kloroquin
2.       Terapi penyulit
Misalnya, empiema : pasang WSD
3.         Bila ada “fungus ball” diserta batuk darah biasanya perlu   pembedahan (reseksi paru)

VIII
Catatan Tambahan


IX
Daftar Pustaka
1.       Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Cabang Jakarta. Standard Pelayanan Medik Paru. Jakarta: PDPI Cabang Jakarta: 1998
2.       Goetz MB, Rhew DC, Torres A, Pyogenic Bacterial Pneumonia, Lung Abses, and Empyema. In : Murray and Nadel’s Textbook of Respiratory Medicine. Fourth Edition. Volume one. Philadelphia: Elsevier; 2005. p.920-978



No comments:

Post a Comment