Saturday, June 20, 2015

ANDROGRAPHIS PANICULATA Ness



ANDROGRAPHIS PANICULATA Ness

1.        Tinjauan Botani
a.       Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi       : Angiospermae
Classis             : Dicotyledoneae
Ordo                : Solanaceae
Famili              : Acanthaceae
Genus              : Andrographis
Species            : Andrographis Paniculata Ness

b.      Nama daerah:
Sumatera         :  Pepaitan (Melayu)
Jawa                :  Ki oray, Ki Peurat, Takilo (Sunda)
                           Bidara, sadilata, sambilata, takila (Jawa)
Indonesia        :  Sambiloto

c.       Nama Asing/ Nama Internasional :
Di beberapa daerah di Indonesia, sambiloto dikenal dengan berbagai nama. Masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur menyebutnya dengan bidara, sambiroto, sandiloto, sadilata, takilo, paitan, dan sambiloto. Di Jawa Barat disebut dengan ki oray, takila, atau ki peurat. Di Bali lebih dikenal dengan samiroto. Masyarakat Sumatera dan sebagian besar masyarakat Melayu menyebutnya dengan pepaitan atau ampadu (3,9,2).Sementara itu, nama-nama asing sambiloto diantaranya chuan xin lian, yi jian xi, dan lan he lian (Cina), kalmegh, kirayat, dan kirata (India), xuyen tam lien dan congcong (Vietnam), quasabhuva (Arab), nainehavandi (Persia), green chiretta dan king of bitter (Inggris) (3,2).

          
d.      Morfologi
Tanaman sambiloto memiliki morfologi yaitu herba tegak tinggi sekitar 0,5 - 1 meter, batang muda bersiku empat, sedang yang tua berkayu dengan 4 pangkal membulat, percabangan monodial, warna hijau. Daun tunggal berbentuk bulat telur, bersilang berhadapan dengan ujung dan pangkalnya runcing, helai daun bertepi rata dengan pertulangan menyirip, panjang daun 3 - 5 cm, lebar 0,5 -1,5 cm, berasa pahit, berhadapan, bagian atasnya hijau tua, bagian bawahnya berwarna lebih pucat. Bunga majemuk, kecil, berwarna putih dengan garis-garis ungu, tersendiri dengan diatur diketiak dan diujung rangkai. Seluruhnya membentuk bunga malai yang besar, kelopak bentuk lanset, berbagi lima, pangkalnya berlekatan, memiliki dua bulir benang sari, bulat panjang, kepala putik ungu kecoklatan. Buah berbentuk kotak, tegak, agak berbentuk silinder, bulat panjang, bagian ujungnya runcing dan tengahnya beralur, buah berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam. Bijinya tiga sampai empat buah yang dilempar keluar jika buah masak (Sudarsono et al., 1996).

e.       Habitat dan distribusi
Tumbuh di India, semenanjung Malaya dan hampir di seluruh Indonesia pada tempat terbuka, di kebun, tepi sungai, pada tanah yang gembur, seringkali tumbuh berkelompok. Tumbuh pada ketinggian tempat 1 m sampai 700 m di atas permukaan laut.
Andrographis paniculata didistribusikan di negara-negara Asia tropis, sering di patch terisolasi. Hal ini dapat ditemukan dalam berbagai habitat, seperti dataran, lereng bukit, pantai, dan daerah terganggu dan dibudidayakan seperti pinggir jalan, pertanian, dan daerah kritis. Populasi asli dari A. paniculataare tersebar di seluruh India selatan dan Sri Lanka yang mungkin merupakan pusat asal dan keragaman spesies. Ramuan ini adalah spesies diperkenalkan di bagian utara India, Jawa, Malaysia, Indonesia, Hindia Barat, dan tempat lain di Amerika. Spesies ini juga terjadi di Hong Kong, Thailand, Brunei, Singapura, dan bagian lain di Asia di mana mungkin atau mungkin tidak asli. Tanaman ini juga dibudidayakan di banyak daerah.

Tidak seperti spesies lain dari genus, A. paniculata adalah kejadian umum di kebanyakan tempat di India, termasuk dataran dan daerah perbukitan sampai 500 m, yang account untuk penggunaan luas. Sejak saat dahulu, desa dan komunitas etnis di India telah menggunakan ramuan ini untuk mengobati berbagai penyakit. (wikipedia)

Sambiloto dapat tumbuh di semua jenis tanah sehingga tidak heran jika tanaman ini terdistribusi luas di belahan bumi. Habitat aslinya adalah tempat-tempat terbuka yang teduh dan agak lembab, seperti kebun, tepi sungai, peka-rangan, semak, atau rumpun bamboo.

2.  Kandungan Tradisional dengan struktur kimianya

Secara kimia mengandung flavonoid dan lakton. Pada lakton, komponen utamanya adalah andrographolide, yang juga merupakan zat aktif utama dari tanaman ini. Andrographolide sudah diisolasi dalam bentuk murni dan menunjuk-kan berbagai aktivitas farmakologi. Berdasarkan penelitian lain yang telah dilakukan, kandungan yang di-jumpai pada tanaman sambiloto diantaranya diterpene lakton dan glikosidanya, seperti andrographolide, deoxyandrographolide, 11,12-didehydro-14-deoxyandro-grapholide, dan neoandrographolide. Flavonoid juga dilaporkan ada terdapat pada tanaman ini.  Daun dan percabangannya lebih banyak mengandung lakton sedangkan komponen flavonoid dapat diisolasi dari akarnya, yaitu polimetok-siflavon, androrafin, panikulin, mono-0-metilwithin dan apigenin- 7,4 dimetileter. Selain komponen lakton dan flavonoid, pada tanaman sambiloto ini juga terdapat komponen alkane, keton, aldehid, mineral (kalsium, natrium, kalium), dan asam kersik.

1.      (-)-beta-Sitosterol , Sitosterol, beta-sitosterl, Stigmast-5-en-3beta-ol




Formula : C29H50O
            Referensi : Rao,Phytochem.,65,(2004),2317

2.      3-O-Caffeoylquinic acid, Chlorogenic acid, Heriguard


Formula : C16H18O9
Referensi : Rao,Phytochem.,65,(2004),2317

3.      5,2’,3’- Trihydroxy-7,8-dimethoxyflavone 3’-glucoside 

Formula : C23H24O12
Referensi : Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 3.Flavone O-glycosides, John Wiley & Son dan Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429

4.      5,4’-Dihidroxy-7,8,2’,3’-tetramethoxy flavone 5-glucoside


Formula : C25H28O13
Referensi : Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 3.Flavone O-glycosides, John Wiley & Son dan Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429

5.      5,4’-Dihidroxy-7,8,2’,3’-tetramethoxyflavone


Formula  : C19H18O8
Referensi : Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 2.Flavones, John Wiley & Son dan Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429

6.      5-Hydroxy-3,7,8,2’-tetramethoxyflavone

Formula : C19H18O7
Referensi : Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 181.Flavonols dan Gupta,Phytochem.,22,(1983),314

7.      5-Hydroxy-7,2’,6’-trimethoxyflavone ; 2-(2,6-Dimethoxyphenyl)-5-hydroxy-7-methoxy-4H-1-benzopyran-4-one


Formula : C18H16O6
Referensi : Reddy,Chem.Phytochem.,62,(2003),62

8.      5-Hydroxy-7,8,2’,3’-tetramethoxyflavone 5-glucoside

Formula : C25H28O12
Referensi :  Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 3.Flavone O-glycosides, John Wiley & Son dan Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429

9.      5-Hydroxy-7,8,2’-trimethoxyflavone 5-glucoside

Formula : C24H26O11
Referensi : Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 3.Flavone O-glycosides, John Wiley & Son dan Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429

10.  5-Hydroxy-7,8-dimethoxyflavanone


Formula : C17H16O5
Referensi : Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 2, (1999), 248,Flavanones and dihydroflavonols ; Gupta,Phytochem.,22,(1983),314 dan Wollenweber, Phytochem., 21,(1982),1462
11.  5-Hydroxy-7,8-dimethoxyflavone 5-glucoside


Formula : C23H24O10
Referensi : Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 3.Flavone O-glycosides, John Wiley & Son dan Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429
12.  7-O-Methylwogonin ; 7-O-Methylwogonine ; Moslosooflavone ; 5-Hydroxy-7,8-dimethoxyflavone


Formula : C17H14O5
Referensi : Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
13.  14-Deoxy-11,14-didehydroandrographolide

Formula : C20H28O4
Referensi : Balmain,J. Chem. Soc. Perkin Trans. I,(1973),1247
14.  14-Deoxy-11-oxoandrographolide

Formula : C20H28O5
Referensi : Balmain,J. Chem. Soc. Perkin Trans. I,(1973),1247

15.  14-Deoxyandrographolide

Formula : C20H30O4
 Referensi : Balmain,J. Chem. Soc. Perkin Trans. I,(1973),1247
16.  Andrographidin A

Formula : C23H26O10
Referensi : Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 2, (1999), 565,Flavanones and dihydroflavonols dan Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429
17.  Apigenin 7,4’-dimethylether ; 5-Hydroxy-4',7-dimethoxyflavone ; Genkwanin 4'-methyl ether ; 7-O-Methylacacetin ; Acacetin 7-methyl ether ; 5-Hydroxy-7-methoxy-2-(4-methoxyphenyl)-4H-1-benzopyran-4-one

  
Formula : C17H14O5
Referensi : Harborne,Phytochemical Dictionary Second Edition,Taylor and Francis,(1999),Chapter37
18.  Caffeic acid


Formula : C9H8O4
Referensi : Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
19.  Ferulic Acid

Formula : C10H10O4
Referensi : Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
20.  Ninandrographolide ; Andropanoside

Formula : C26H40O9
Referensi :  Fujita,Chem. Pharm. Bull.,32,(1984),2117

21.  Paniculide A

Formula : C15H20O4
Referensi : Allison,J.Chem.Soc.Chem.Commun,(1968),1493

22.  Paniculide B

Formula : C15H20O5
Referensi : Allison,J.Chem.Soc.Chem.Commun,(1968),1493

23.  Paniculide C

Formula : C15H18O5
Referensi : Allison,J.Chem.Soc.Chem.Commun,(1968),1493

24.  Skullcapflavone 1,2’-O-beta-D-glucopyranoside ; Skullcapflavone I 2'-O-glucoside
; 2-[2-(beta-D-Glucopyranosyloxy)phenyl]-5-hydroxy-7,8-dimethoxy-4H-1-benzopyran-4-one

Formula : C23H24O11
Referensi : Gupta,Indian J.Chem.,35B,(1996),512

25.  Wogonin 5-glucoside


Formula : C22H22O10
Referensi : Rao,Phytochem.,65,(2004),2317

26.  3-O-beta-D-Glucopyranosylandrographolide ; (-)-3-O-beta-D-Glucopyranosylandrographolide

Formula : C26H40O10
Referensi : Shen,J.Nat.Prod.,69,(2006),319

27.  5,7,2’,3’-tetramethoxyflavanone
Formula : C19H20O6


Referensi : Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
28.  7R-Hydroxy-14-deoxyandrographolide

Formula : C20H30O5
Referensi : Chen,J.Nat.Prod.,71,(2008),852

29.  7S-Hydroxy-14-deoxyandrographolide

Formula : C20H30O5
Referensi : Chen,J.Nat.Prod.,71,(2008),852

30.  12R,13R-Hydroxyandrographolide

Formula : C20H32O6
Referensi : Chen,J.Nat.Prod.,71,(2008),852
31.  12S,13S-Hydroxyandrographolide

Formula : C20H32O6
Referensi : Chen,J.Nat.Prod.,71,(2008),852
32.  12S-Hydroxyandrographolide

Formula : C20H32O6
Referensi : Shen,J.Nat.Prod.,69,(2006),319

33.  14-Acetyl-3,19-isopropylideneandrographolide

Formula : C25H36O6
Referensi : Jada,Phytochem.,68,(2007),904


34.  14-Acetylandrographolide

Formula : C22H32O6
Referensi : Jada,Phytochem.,68,(2007),904

35.  14-Deoxy-17-hydroxyandrographolide ; (-)-14-Deoxy-17-hydroxyandrographolide

Formula : C20H32O5
Referensi : Shen,J.Nat.Prod.,69,(2006),319

36.  Andrograpanin ; 3,14-Dideoxyandrographolide

Formula : C20H30O3
Referensi : Fujita,Chem. Pharm. Bull.,32,(1984),2117

37.  Andrographic acid

Formula : C20H28O6
Referensi : Li,Chem.Pharm.Bull.,55,(2007),455

38.  Andrographaside

Formula : C26H40O10
Referensi : Shen,J.Nat.Prod.,69,(2006),319

39.  Andrographolide


Formula : C20H30O5
Referensi : Fujita,Chem. Pharm. Bull.,32,(1984),2117

40.  Andropanolide

Formula : C20H30O5
Referensi : Pramanick,J.Nat.Prod.,69,(2006),403




41.  Bisandrographolide B

Formula : C40H56O8
Referensi : Shen,J.Nat.Prod.,69,(2006),319

42.  Bisandrographolide C

Formula : C40H56O8
Referensi : Shen,J.Nat.Prod.,69,(2006),319

43.  Cinnamic acid

Formula : C9H8O2
Referensi : Rao,Phytochem.,65,(2004),2317

44.  Dihydroskullcapflavone I (-)-


Formula : C17H16O6
Referensi : Rao,Phytochem.,65,(2004),2317

45.  Isoandrographolide

Formula : C20H30O5
Referensi : Pramanick,J.Nat.Prod.,69,(2006),403

46.  Neoandrographolide

Formula : C26H40O8
Referensi : Chan,Tetrahedron,27,(1971),5081


Kegunaan Tradisional

Penggunaan secara tradisional di beberapa negara dapat dilihat pada tabel berikut:

Negara
Nama Asal
Penggunaan Tradisional
Cina
Chuan-Xin-Lian
Chunlianqialio
Yiqianxi
Si-Fang-Lian
Zhanshejian
Demam, Laryngitis, Faringitis, Tonsilitis, Pneumonia, infeksi saluran pernafasan,Hepatitis
India
Kalmegh
Kiryato
Maha-tikta
Bhunimba
Diabetes, Disentri, Enteritis, Infeksi cacing, Herpes, Ulkus peptikum, Infeksi kulit, gigitan ular
Thailand
Fah Tha Lai
Nam Rai Pangpond
Demam, Common Cold, diare non-infeksi
Malaysia
Hempedu Bumi
Sambiloto
Diabetes, Hipertensi
Jepang
Senshinren
Fever, Common Cold
Scandinavia
Green Chiretta
Fever, Common Cold

Sambiloto yang juga dikenal sebagai “King of Bitters” bukanlah tumbuhan asli Indonesia, tetapi diduga berasal dari India. Menurut data spesimen yang ada di Herbarium Bogoriense di Bogor, sambiloto sudah ada di Indonesia sejak 1893. Di India, sambiloto adalah tumbuhan liar yang digunakan untuk mengobati penyakit disentri, diare, atau malaria. Hal ini ditemukan dalam Indian Pharmacopeia dan telah disusun paling sedikit dalam 26 formula Ayurvedic (7) Dalam Traditional Chinese Medicine (TCM), sambiloto diketahui penting sebagai tanaman ”cold property” dan digunakan sebagai penurun panas serta membersihkan racun racun di dalam tubuh (8). Tanaman ini kemudian menyebar ke daerah tropis Asia hingga sampai di Indonesia.

3.      Bioaktifitas
Distribusi yang luas di jaringan dan organ tubuh serta adanya khasiat yang mengatur dan meningkatkan sistem imun menyebabkan sambiloto menjadi calon ideal untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Pemberian sambiloto menunjukkan efek protektif terhadap aktivitas en-zim superoxide dismutase, catalase, glutathione peroxidase dan glutathione yang menurun dengan pemberian hexachloro cyclohexane (BHC). Hasilnya menunjuk-kan adanya khasiat antioksidan dan hepatoprotektif dari sambiloto (18,2,).
1.Aktivitas Hepato protektif
Shukla, dkk (19)  mengkaji efek hepatoprotektif ekstrak daun sambiloto terhadap kerusakan hati yang diinduksi karbon tetraklorida. Hasilnya, ekstrak ini dijumpai efektif dalam mencegah kerusakan hati dengan parameter penilaian-nya mencakup morfologi,biokimia dan fungsional. Andrographolide juga mencegah menurunnya jumlah empedu yang disebabkan toksisitas acetaminophen (20,2).
2. Aktivitas antiinflamasi
Sambiloto dapat menghambat edema sebesar 60% dalam waktu tiga jam pada dosis 200 mg/kg berat badan, dan pada dosis 400 mg/kg berat badan sebesar 62,7%.29 Khasiat antiinflamasi ini kemungkinan melalui mekanisme yang meli-batkan kelenjar adrenal. Efek ini hilang bila kelenjar adrenal diangkat dari binatang percobaan (30,2).
3. Aktivitas hipoglikemik
Efek hipoglikemik sambiloto sudah diteliti dengan berbagai cara. Salah satunya, penelitian Borhanuddin, dkk (21,2) pada kelinci menunjukkan bahwa ekstrak air sambiloto dengan dosis 10 mg/kg berat badan dapat mencegah hiperglikemia yang diinduksi dengan pemberian glukosa per oral dengan dosis 2 mg/kg berat badan secara signifikan.
4. Aktivitas terhadap pembuluh darah
Wang, dkk mengobservasi efek komponen sambiloto terhadap nitric oxide, endothelin, cyclic guanosine monophosphate, lipid peroxide dan super-oxide dismutase, pada model kelinci percobaan yang memiliki aterosklerotik dengan cara memberi diet tinggi kolesterol. Kesimpulannya, sambiloto memiliki efek antioksidan, menjaga fungsi endothelial, dan mempertahankan keseimbangan nitricoxide/endothelin (23,2).
5. Aktivitas antimalaria
A. paniculata ditemukan dapat menghambat multifikasi dari Plasmodium berghei (15,jur2). Aksi proteksi dari A.paniculata ditujukan untuk mereaktivasi antioksidan kunci enzim superoksida dismutase. Studi lain dilaporkan efek antimalaria A.paniculata melawan Plasmodium falcifarum (16,jur2). 
6. Aktivas antidiare
Ekstrak Andrographis Paniculata efektif memperlihatkan  aktivitas yang signifikan melawan Escherichia coli pada diare (12,13,jur1).Ekstrak androghrapolide memiliki aktivitas yang sama dengan obat antidiare loperamide.

Studi Klinis A.paniculata
Studi di China melaporkan bahwa indeks terapi pada disentri bacillary akut dan gastroenteritis. Tablet ekstrak etanol dilaporkan menyembuhkan 88,3% disentri bacillary akut dan 91,3 % kasus gastroenteritis akut.penggunaan Andrographolide dilaporkan menyembuhkan 91% kasus disentri bacillary akut dan dilaporkan juga tingkat menyembuhkan lebih tinggi disbanding furaolidin atau kloramfenikol (6,jur5)
7. Aktivitas antimikroba dan antiparasit
Andrographolide, neoandrographolide, and 14-deoxy-11,12-didehydroandrographolide dilaporkan dapat mematikan virus herpes simplex 1 (HSV-1) tanpa sitotoksisitas yang signifikan (43,jur5)
                               
Studi Psikofarmakologi A.Paniculata
Studi psikofarmakologi sudah dilakukan Mandal, dkk (24,2) dengan menggunakan ekstrak herba sambiloto. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan yang signifikan pada pola tingkah laku dan berkurangnya pergerakan spontan. Ekstrak ini juga memperlama waktu tidur hewan percobaan yang diinduksi pentobarbitone dan menurunkan suhu tubuh.


4.     Kesimpulan dan Saran

4.1  Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa efek farmakologi sambiloto yang menunjukkan khasiat dan keamanannya sebagai salah satu obat tradisional sudah banyak didukung bukti ilmiah baik uji preklinik maupun uji klinis.

4.2  Saran untuk pemakaian secara tradisional
Interaksi obat
Ekstrak sambiloto kemungkinan memiliki efek sinergis dengan isoniazide (12,2). Selain itu, sampai saat ini belum diketahui interaksi obat lain dengan sambiloto.

5.     Daftar bacaan

Akbar, Shahid,MD, PhD, Andrographis paniculata:A review of Pharmacological activities and clinical effects. Alternative Medicine Review. 2011

Borhanuddin, M., Shamsuzzoha, M. dan Hussain A.H. (1994). Hypoglycaemic effects of Andrographis paniculata Nees on Non-diabetic Rabbits. Bangladesh Med Res Counc Bull. 20 (1): 24–26.

            Chang HM, But PPH. Pharmacology and Applications of Chinese Materia Medica. English translation by Shem Chang-Shing Yeung, Sih Cheng-Yao and Lai-Ling Wang (Chinese Medicinal Material Research Centre, "e Chinese University of Hong Kong), Singapore: World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd; 1987;2:918-928.

Gupta, S., Choudhry, M. A., Yadava, J. N. S., Srivastava, V. and Tandon, J. S (1990) Antidiarrhoeal activity of diterpenes of Andrographis paniculata (Kal-Megh) against Escherichia coli enterotoxin invivo models. Int. J. Crude Drug Res., 28, 273-283.

Gupta, S., Yadava, J. N. S. and Tandon, J. S. (1993) Antisecretory (antidiarrhoeal) activity of Indian medicinal plants against Escherichia coli enterotoxin-induced secretion in Rabbit ang guinea pig ileal loop models. Pharm. Biol., 31, 198-204.

Holt, S. dan Comac, L. (1998). Miracle Herbs: How Herbs Combine with Modern Medicine to Treat Cancer, Heart Disease, AIDS, and More, Caro Publishing Group.

Jarukamjorn, K dan Nemoto, N (2008). Pharmacological aspect of Androgrpharis paniculata on Health and Its Major diterpenoid constituent Andrographolide”Review Artile”, Journal of Health Science, 54(4) 370-381.

Mandal, S. C., Dhara, A. K. dan Maiti, B. C. (2001). Studies on psychopharmacological activity of Andrographis paniculata extract. Division of Pharmacognosy, Department of Pharmaceutical Technology, Jadavpur University, Calcutta, India. Phytother Res. 15 (3): 253–256.

Misra, P., Pal, N. L., Guru,P.Y., Katiyar, J. C., Srivasta, V. dan Tandon, J. S. (1992) Antimalaria activity of Andrographis Paniculata (kalmegh) against Plasmodium berghei NK 65 in Mastomys natalensis. International Journal of Pharmacognosy, 30, 263-274.

Prapanza, E. Dan Marianto, L.M. (2003). Khasiat & Manfaat Sambiloto: Raja Pahit Penakluk Aneka Penyakit. AgroMedia Pustaka. Hal: 3–9.

Rahman, N. N. N. A., Furuta, T., Kojima, S., Takane, K. and Mohd, M. A. (1999) Antimalarial ativity of extracts of Malaysian medicinal plants. J. Ethnopharmacol., 64, 249-254.

Shukla, B., Visen, P. K., Patnaik, G. K. dan Dhawan, B.N. (1992). Choleretic Effect of Andrographolide in Rats and Guinea Pigs. Planta Med. 58 (2): 146–149.

Siripong, P., B. Kongkathip, K. Preechanukool, P. Picha, K. Tunsuwan dan W.C. Taylor. (1992). Cytotoxic Diterpenoid Constituents from Andrographis paniculata, Nees leaves. J. Sci. Soc. Thailand. 18(4):187–194.

Siripong, P., B. Kongkathip, K. Preechanukool, P. Picha, K. Tunsuwan dan W.C. Taylor. (2003). Andrographis paniculata. Available from: http://www. vitamin-herbuniversity.com.

Trivedi, N. P. dan Rawal, U.M. (2001). Hepatoprotective and Antioxidant Property of Andrographis paniculata (Nees) in BHC Induced Liver Damage in Mice. Indian J Exp Biol. 39 (1): 41–46.

Wang, H. W., Zhao, H.Y. dan Xiang, S. Q. (1997). Effects of Andrographis paniculata Component on Nitric Oxide, Endothelin and Lipid Peroxidation in Experimental Atherosclerotic Rabbits. Zhongguo Zhong Xi Yi Jie He Za Zhi. 17 (9): 547–549.

Wiart C, Kumar K, Yusof MY, et al. Antiviral properties of ent-labdene diterpenes of Andrographis paniculata Nees, inhibitors of herpes simplex virus type 1. Phytother Res 2005;19:1069-1070.

Widyawati, Tri. Aspek Farmakologi Sambiloto (Andrographis paniculata Nees).Majalah Kedokteran Nusantara Vol 40. No.3, 2007

Yusron, M., Januwati dan Rini, E. P. Budidaya Tanaman Sambiloto. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika. Sirkuler. 11. Available from:http://www.balittro.go.id.

No comments:

Post a Comment