Saturday, June 20, 2015

Brucea sumatrana



Brucea sumatrana

Nama latin:
Brucea javanica (L.) Merr. (Manurung, 2007).

Family:
Simaroubaceae (Manurung, 2007).

Sinonim:
amarissima Desv., B. gracilis DC., B. sumatrana Roxb., Gonus amarissima Lour., Lussa amarissima O. Ktze., Rhus javanica L. (Manurung, 2007).

        Gambar 1. Brucea sumatrana
                        (Bawm, 2010)


Nama daerah:
Biji makassar, bulah Makassar, kwalot, dadih-dadih, tambar sipago, t. sipogu, t. bui, malur, sikalur, belur (Sumatera), kendung peucang, ki padesa, kuwalot, trawalot, walot (Sunda), kwalot (Jawa), tambara marica (Makasar) dan nagas (Ambon)  (Manurung, 2007; Utami, 2008)

Nama asing:
Java brucea, k'u-shen-tzu, kho sam, ko-sam, kusheng- tzu, nha dàm tùr, raat cha dat, raat dat, ratchadat, sàu dau rùng, xoan rùng, ya tan tzu, ya-dan-zi, yadãnzi (Manurung, 2007).

Morfologi
Buah makasar merupakan perdu tegak, menahun, tinggi 1-2,5 m, berambut halus warna kuning. Daunnya berupa daun majemuk menyirip ganjil, jumlah anak daun 5-13, bertangkai, letak berhadapan. Helaian anak daun berbentuk lanset memanjang, ujung meruncing, pangkal berbentuk baji, tepi bergerigi kasar, permukaan atas berwarna hijau, permukaan bawah berwarna hijau muda, panjang 5-10 cm, lebar 2-4 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam rangkaian berupa malai padat yang keluar dari ketiak daun, warna ungu kehijauan. Mahkota memiliki 5 daun mahkota, bentuk memanjang, tumpul, berambut jarang, sepanjang tepi berkelenjar, berwarna hijau ungu. Benang sari sebanyak daun mahkota, kepala sari tidak ada pada bunga betina. Putik pada bunga jantan rudimenter, bertaju 4, pada bunga yang berkelamin 2 atau bunga betina bakal buah dan tangkai putik 4, lepas, tonjolan penebalan dasar bunga jelas. Buahnya buah batu berbentuk bulat telur, panjang sekitar 8 mm, jika sudah masak berwarna hitam. Bijinya bulat, berwarna putih. Di Indonesia, buahnya disebut biji makasar (Manurung, 2007; Annaria, 2010).

Habitat dan distribusi
Tumbuh ini dapat sampai ketinggian 500 mdpl, pada iklim basah maupun kering. Biasanya terdapat pada belukar, di tepi sungai, hutan jati, hutan sekunder muda, dan sebagai tanaman pagar. B. javanica ini berasal dari Ethiopia, terdistribusi dari Sri Langka dan India menuju Indo-Cina, Cina Selatan, Taiwan, Thailand, Malesia sampai Australia Utara. Di Kalimantan Tengah dan Sulawesi Selatan diinformasikan bahwa keberadaan di alam tumbuhan B. javanica sangat sukar ditemukan, walaupun menurut pustaka dan koleksi herbarium di lokasi tersebut pernah ditemukan. Di beberapa daerah Jabotabek, tanaman B. Javanica  hanya ditemukam di kebun-kebun obat yang merupakan bagian koleksi tumbuhan obat dan sebagai bahan baku obat herbal di beberapa idustri jamu dan obat tradisional seperti P.T Marthino Berto dan Yayasan Pengembangan Tanaman Obat Karyasari (Utami 2008; Annaria, 2010).

Kandungan kimia
Alkaloid brucamarine, yatanine, glikosida, brucealin, yatanoside A dan B, kosamin, fenol, brucenol, asam bruseolat. Daging buahnya mengandung minyak lemak, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan palmitat.buah dan daunnya mengandung saponin dan tannin, Bijinya mengandung brusatol dan bruceine A, B, C, E, F, G, H. Daging buahnya mengandung minyak lemak, asam oleat, asam, linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya mengandung tannin (Manurung, 2007; Rahayu et al, 2009)


Penggunaan tradisional
Ø  Secara tradisional dapat digunakan sebagai obat batuk, disentri; amuba; rematik; dan demam; malaria; diare kronis akibat terinfeksi Trichomonas sp.; keputihan; wasir (hemoroid); cacingan (nematoda, taenia); papiloma di pangkal tenggorokan (laring), pita suara, liang telinga luar, dan gusi; kanker pada kerongkongan (esofagus), lambung, rektum, paru-paru, leher rahim (serviks), dan kulit. Akar digunakan untuk pengobatan malaria, demam dan keracunan makanan. Dan daun digunakan untuk mengobati sakit pinggang (Manurung, 2007; Rahayu et al, 2009; Siregar, 2009; Sayekti & Widiyantoro, 2009).

Ø  Cara penggunaan (Annaria, 2010):
·         Untuk obat yang diminum, giling 1,5-2 g isi buah makasar (kira-kira 10-15 biji) sampai halus, lalu masukkan kedalam kapsul. Ramuan ini diminum setelah makan. Lakukan 2-3 kali sehari.
·         Pemakaian luar digunakan untuk menyembuhkan penyakit kutil dan mata ikan di kaki. Pemakaian ramuan ini harus hati-hati agar tidak mengenai kulit normal di sekitarnya. Daun buah makasar yang digiling halus dapat digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang bengkak, akibat terbentur atau terpukul (memar) benda keras. Selain dapat menyembuhkan penyakit, ramuan ini dapat digunakan untuk mengusir belalang.
·         Contoh Pemakaian Disentri Amuba
Giling 10-15 buah makassar sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus setelah makan. Lakukan 3 kali sehari selama 7-10 hari.
·         Disentri, Air kemih, Tinja berdarah karena panas Giling 25 buah makasar sampai halus (makzimal 50 buah), lalu masukkan kedalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus dengan larutan air gula batu.
·         Malaria
Ambil isi buah makasar kira-kira 10 buah, lalu giling sampai halus. Masukkan ke dalam kapsul, lalu minum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari selama 3 hari. Selanjutnya dosis dikurangi setengahnya dan minum dalam 5 hari.
Cuci 15-20 g akar buah makasar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum air saringannya siap untuk diminum. Lakukan sehari dua kali, masing-masing 1/2 gelas.
·         Wasir
Giling 7 buah makasar sampai halus. Masukkan ke dalam kapsul, minum sekaligus.
·         Keputihan
Masukkan 20 buah makasar ke dalam periuk tanah atau panci email. Tambahkan 400 cc airbersih, lalu rebus sampai tersisa 100 cc. Setelah dingin ramuan ini dapat digunakan untuk mencuci liang senggama (vagina). Caranya semprotkan air rebusan tadi menggunakan penyemprot (sprayer). Ramuan yang dipakai untuk setiap kali pemakaian 20-40 cc. Jika keputihanya ringan, penyemprotan cukup dilakukan sekali saja. Namun jika keputihanya berat, perlu diulang selama 2-3 hari.
·         Catatan
Jangan menggunakan dosis secara berlebihan. Jika diminum, buah makasar dapat menstimulir saluran pencernaan danmenimbulkan gejala keracunan. Hal tersebut disebabkan oleh zat glikosida kosamine yang terkandung didalamnya. Dalam dosis kecil, buah makasar berkhasiat sebagai pencahar, memperlancar pengeluaran empedu ke usus (kolagoga), mencegah pembekuan darah dan memberantas cacing usus, sebaliknya pada dosis besar dapat menyebabkan keracunan akut. Tanda-tandanya ditunjukkan dengan lambatnya proses pernapasan, tungkai lumpuh, muntah, diare dan koma yang akhirnya bisa menimbulkan kematian. Jika keracunan kronis terjadi dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
·         Ibu hamil dan anak-anak dilarang minum ramuan tumbuhan obat buah makasar. Selain itu, buah makasar dikontraindikasikan pada penderita perdarahan saluran pencernaan, gastritis, penyakit hati dan penyakit ginjal berat.
·         Di luar negeri, ramuan obat ini sudah dibuat dalam bentuk kapsul, obat cair dan obat suntik. Ramuan ini dapat digunakanuntuk mengobati penyakit kanker. Pengobatannya dilakukan dengan meminum cairan emulsi, menggunakan injeksi atau menggunakan cairan emulsi yang dilarutkan ke dalam cairan infus. Pada kanker serviks dan payudara, biasanya diberikan injeksi lokal, sedangkan pada tumor saluran cerna dan paru-paru diberikan injeksi intramuskuler. Buah makasar merupakan antiseptik kuat dan amuba, mikro organisme penyebab malaria, parasit di rongga usus dan mikroorganisme penyebab infeksi di liang senggama (vagina)

Bioaktivitas
1.      Sebagai insektisida (Syahputra Edi, 2008; Lina et al, 2009)
Ø  Ekstraksi menggunakan etanol dengan metode maserasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak buah B. Javanica memiliki pengaruh letal yang kuat terhadap larva C. pavonana dengan LC 0,12%. Ekstrak pada kisaran konsentrasi 0,06 - 0,25% menghambat makan dan menurunkan laju pertumbuhan larva C. Pavonana, masing-masing sebesar 91,8 - 97,2% dan 28,8 - 72,8%. Pada kisaran konsentrasi ekstrak 0,12 – 3,0% menghambat peneluran imago C. pavonana sebesar 68,2 - 96,5%. Keseluruhan bioaktivitas tersebut menambah keefektifan ekstrak buah B. javanica sebagai insektisida botani.
Ø  Ekstrak methanol buah  B. javanica lebih aktif dibandingkan dengan ekstrak daun dan ranting. Fraksi ekstrak methanol buah B. javanica aktif melawan larva P. xylostella  dengan LC50 0,31% dan 0,54%
2.      Sebagai antikanker (sitotoksik)
Terdapat beberapa penelitian tentang aktivitas brusea sebagai antikanker dan anti tumor yaitu:
Ø  Aktivitas sitotoksik (Yuliawati & lestantio, 2004; Ginanjar & Sutiningsih, 2004)
Bahan:
Ekstrak methanol buah makasar dan buah ubi rambat
Hasil:
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa ekstrak metanol buah makasar (Bjavanica L Merr) dan ubi rambat (1. batatas L) memiliki sifat sitotoksik terhadap sel Hela yang ditunjukkan dengan nilai LC50 sebesar 17,83 ug/ml dan 25,71 ug/ml. Aktivitas sitotoksik ekstrak metanol buah makasar (Bjavanica L Merr) terhadap sel Hela lebih balk dibanding ekstrak metanol ubi rambat batatas L). Perin dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak metanol ubi rambat (Ipomea batatas L) dan buah makasar (Brucea javanica L Merr ) yang berfungsi sebaeai antikanker.

Ø  Antitumor (Mangunsong, 2009; Dholwani et al, 2008)
Bahan:
Bahan utama biji Brucea javanica diperoleh dari wilayah perkebunan Sragen, Jawa tengah. Sampel dimaserasi dengan methanol dan didapat senyawa murni brusatol analog.
Hasil:
senyawa brusatol analog yang mana menurut hasil analisis LC-MS diduga kuat merupakan senyawa kuasinoid, dengan jumlah atom karbon 23- 26. Memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa dengan nilai IC50 <50 ug/mL yang setara dengan dosis 1,25 ug/mL doksorubisin sebagai antitumor.
Ø  Sitotoksik terhadap sel kanker payudara (Wardoyo, 2010; Andriyani & Udin 2010)
Ekstrak etanol Brucea javanica menunjukkan adanya bioaktivitas antikanker payudara yang ditunjukkan dengan IC50 = 2,69 g/mL terhadap sel kanker payudara T47D.
3.      Antibakteri (Rahayu, dkk; 2009)
Sampel dan bahan kimia: sampel diambil dari daerah Tawangma kabupaten karanganyar. Bahan kimia yang digunakan adalah etanol 70%, HCl, FeCl3. Media yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar (MHA), brain Heart Infusion (BHI), Salmonella-Shigella Agar (SSA), Sulfida Indol Motilitas (SIM), kliger iron agar (KIA), lysine iron agar (LIA), dan sitrat. Bakteri uji yang digunakan adalah Shigella dysentri ATCC 9361 dari laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Universitas Setia Budi Surakarta. Terakhir digunakan sampel ekstrak sokletasi dan ekstrak maserasi untuk pengujian.
Hasil Pengujian :
Ekstrak buah makasar dengan pelarut etanol 70% mempunyai aktivitas antibakteri terhadap shigella dysentriae ATCC 9361. Daerah hambatan yang dihasilkan dari ekstrak soklet lebih besar dibandingkan dengan daerah hambat yang dihasilkan oleh ekstrak maserasi.
4.      Antinematoda (Sayekti & Widiyantoro, 2009)
Bahan penelitian: 
Tanaman diperoleh dari hutan Taman Nasional Betung Karihun Kapuas Hulu dan Taman Nasional Gunung Palung Ketapang, Kalimantan Barat.
Sampel: digunakan sampel ekstrak maserasi etanol 80%
Hasil: 
Isolat F7.5 dengan titik leleh 187-1890C diduga sebagai quassinoid. Pada kosentrasi 4,0%, sebagai anticacing isolat ini mempunyai harga LC50 terendah yaitu 78 ppm yang berarti mempunyai mempunyai aktivitas tertinggi.
5.      Antiparasit
Ø  Efektifitas terhadap Plasmodium berghei (Praptiwi et al, 2007).
Bahan:
Kulit batang, daun dan buah buah makasar (Brucea javanica) diperoleh dari Kebun Raya Bogor. Bagian-bagian tumbuhan tersebut dipisahkan kemudian dibersihkan dari kotoran. Setelah bersih bagian tumbuhan dicacah dan dikeringkan, selanjutnya digiling dan ditimbang. Serbuk kering direndam dengan etanol selama 24 jam kemudian  disaring. Filtrat yang ada ditampung. Hal ini diulang  sampai filtrat yang tertampung  menjadi jernih. Filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator menjadi ekstrak
Hasil:
1.      Ekstrak buah dan kulit batang B. javanica mempunyai aktivitas menurunkan      parasitemia pada mencit yang diinfeksi P.   berghei.
2.      Penurunan parasitemia ekstrak buah 100 mg/kg BB adalah 87.5% 3. 
3.      ED  ekstrak buah B. javanica adalah 48.93 mg/kg BB 
Ø  Antimalaria: Plasmodium berghei, Plasmodium falciparum, Plasmodium vinkei ,    Plasmodium yoelii yoelii (Muhammad & Samoylenko 2007)
6.      Antiamoeba (Wright et al, 1988)
Bahan: 6 jenis fraksi ekstrak yaitu fraksi petroleum eter, methanol, air, kloroform-air, kloroform, butanol
Hasil: brusein A memiliki efektifitas 3 kali lebih tingga sebagai antiamuba dibandingkan dengan brusein B dan C yang setara dengan efektifitas metronidazol.
7.      Antidiabetes (Widowati et al, 1997; Shahida et al, 2009)
Penelitian dilakukan menggunakan senyawa brusein E dan brusein D. hasilnya efek penurunan kadar gula darah senyawa-senyawa ini sebanding dengan efek glibenklamid serta dapat meningkatkan sekresi insulin dalam tubuh.
8.      Antiinflamasi
Bahan: senyawa murni bruceajavanin B, fraksi methanol dan etil asetat, ekstrak methanol, dan fraksi methanol

Hasil:
Senyawa bruceajavanin menunjukkan aktivitas antiinflamasi pada dosis 25 mg/ kgBB terutama pada tikus udema yang diinduksi keragenan. Fraksi methanol dan etil asetat pada dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, 750 mg/kgBB serta bruceajavanin B 25mg/kgBB menunjukkan aktivitas antiinflamasi pada tikus udema yang diinduksi keragenan. Ekstrak dan fraksi methanol  pada dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, 750 mg/kgBB serta bruceajavanin B 25mg/kgBB menunjukkan aktivitas penghambatan prostaglandin pada tikus yang diinduksi lipopolisakarida.

Senyawa Murni Hasil Isolasi
1.      Isolasi bruceajavanin B (Wardoyo et al, 2009)

 2.      Isolasi senyawa analog brusatol (Mangunsong, 2009)
Telah dilakukan isolasi dari biji buah makasar sebanyak 7 kg dengan cara maserasi dengan methanol. Kemudian dilanjutkan dengan fraksinasi heksan dan diklorometan. Selanjutnya dimurnikan dengan KLT dan Kolom menggunakan eluasi kombinasi etil asetat, toluene, methanol dan kloroform. Sehingga diperoleh kristal amorf putih kekuningan. Dari 7 Kg bahan diperoleh kristal putih kekuningan sebanyak 750 miligram. Hasil yang diperoleh adalah senyawa brusatol analog dan telah dilakukan pemeriksaan dan analisisstrukturterhadap kristalnya .
3.      Isolasi senyawa Brusein E dan Brusein D (Shahida et al, 2009)
4.      Isolasi quassionoid menggunakan kromatografi kolom (Bawm, 2010)
Bahan:
Buah kering B. javanica didapatkan dari pasar tradisional Bandar Jaya pada bulan April 2005. Tumbuhan diidentifikasi oleh Dr. Aris Winarso di Lembaga Penelitian tanaman obat dan pusat pendidikan lampung, Indonesia.
Hasil:
Berhasil diisolasi 8 quassinoid
·         Lima fraksi bruceine A melalui kristalisasi MeOH
·         Bruceantinol, bruceine B, dan bruceine C melalui kristalisasi dari hexane-EtOH (9:1)
·         2 buah quassinoid baru: bruceine D dan yadanziolide
5.      Isolasi 7 quassinoid (Bawm, 2010)
6.      Isolasi bruceine D (Bawm, 2010)


Kesimpulan dan Saran
Ø Kesimpulan
1.      Tanaman Brucea javanica secara tradisional digunakan sebagai pengobatan pada penyakit malaria, disentri amuba, diare kronis, keputihan, wasir, cacingan, reumatik, keracunan makanan, dan untuk sakit pinggang.
2.      Berdasarkan berbagai hasil penelitian diketahui bahwa tanaman Brusea javanica, baik ekstrak maupun senyawa murni memiliki bioaktivitas sebagai insektisida, sitotoksik, antibakteri, anti amuba, antiparasit, dan antidiabetes
3.      Telah dilakukan berbagai penelitian yang bertujuan untuk menngetahui dan mendapatkan senyawa murni hasil isolasi
Ø Saran
1.      Sebaiknya perlu dilakukan standardisasi tanaman, ekstrak, dan senyawa murni Brucea javanica sebagai jaminan kualitas terhadap penggunaannya di masyarakat
2.      Sebaiknya penelitian ini dilanjutkan ketahap pengujian klinis agar dapat digunakan secara klinis sebagai pengobatan modern
Daftar Pustaka
Andriyani & Udin, 2010. Study Potensi Ekstrak Brucea javanica sebagai Bioaktif Antikanker Payudara terhadap Sel T47D. JKTI, Vol. 12 (1).

Bawm saw, 2010, Studies on Antitrypanosomal Activity of Medicinal Plants, Laboratory of Patofisiologi, Departement of Diasease control Graduate School of Veteritary Medicine, Hokkaido University, Japan

Chen, 1971. Structural Studies on Bitter Principle From Brucea Sumatrana. J.Chines Chem Soc, 18, 223-229.

Dholwani et all, 2008. A review on Plant-derived Natural Products and their Analogs with Anti-tumor Activity, Indian J Pharmacol, Vol 40

Lina, Arneti, Prijono, dadang 2009. Potensi Insektisida Melur (Brucea javanica L. Merr) dalam Mengendalikan Hama Kubis Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera: Crambidae) dan Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Yponomeutidae). Jurnal natur Indonesia 12 (2).

Gillin et all, 1982, Bruseatin, a Potent Amoebicide from a Plant, Brucea Antidysenterica, Antimicrobial Agent and Chemotherapy, p 342-345

Ginanjar & Sutiningsih, 2004. Pengaruh  Ekstak Metanol Buah Makasar (Brucea Javanica [L.] Merr.) dan Ubi kayu (Ipomea batatas L) terhadap Perubahan Ekspresi Gen p53 Sel Hela. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang

Mangunsong, 2009. Semisintesis Senyawa Brusatol Hasil Isolasi dari Ekstrak Metanol Buah Makasar Brucea javanica L. (Merr) sebagai Antitumor. Laporan akhir kegiatan penelitian hibah mahasiswa program doctor, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Manurung, 2007, Pengaruh Auksin (2,4-D) dan Sitokinin (BAP) dalam Kultur in vitro Buah Makasar (Brucea Javanica [L.] Merr.),  Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

Muhammad & Samoylenko, 2007, Antimalaria Quassinoids: Past, Present and Future,  The university of Missisipi, NCNPR, Research Intitute of Pharmaceutucal Sciences School of Pharmacy University MS 38677, USA

Oneill J, 1986. Plant as Sources of Antimalaria Drugs: Invitro Antimalaria Activities of Some Quassinoid. Antimicroba agent & Chemoterapy, p. 101-104, Vol. 30 (1).

Praptiwi et all, 2007, Uji Efektivitas Etanol Buah Makasar (Brucea Javanica [L.] Merr.) Terhadap Plasmodium berghei Secara In vivo pada mencit, Puslit Biologi Botani-LIPI, Bogor

Rahayu et all, 2009, Uji aktivitas Antibakteri Ekstrak Soxhletasi dan Maserasi Buah Makasar (Brucea Javanica [L.] Merr.) Terhadap Bakteri Shigella Dysteriae ATCC 9361 secara in vitro, Biomedik, Vol 2 No. 1

Sayekti & Widiyantoro, 2009. Aktivitas Anticacing Senyawa Bioaktif dari Buah Makasar (Brucea javanica L. (Merr)) terhadap Ascaris lumbricoides. Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura.

Shahida, Woong, Choo 2008. Hypoglycemic effect of quassinoids from Brucea javanica (L.) Merr (Simaroubaceae) seeds.

Syahputra, 2008, Bioaktivitas Sediaan Buah Brucea Javanica Sebagai Insektisida Nabati untuk Serangga hama Pertanian, Bidang Minat Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura

Utami, 2008, Fekunditas Brucea Javanica [L.] Merr. di Kawasan Wisata Ilmiah Cimanggun, Bogor, Majalah Obat Tradisional, Vol. 13, No. 45
Wardoyo, 2010. Kajian Senyawa Bioaktif Brucea javanica (L.) Merr: Identifikasi Struktur Senyawa Toksik terhadap Sel Kanker Payudara T47D. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada.

Wagih, Alam, Wiryowidagdo, Attia.2008. Improved production of the indole alkaloid canthin-6-one from cell suspension culture of Brucea javanica (L.) Merr.  Indian Journal Of science and Technology Vol. 1 (7)

Wardoyo, Widiyantoro, kusharyanti, Silalahi 2009. Efek Penghambatan Sedian Buah Makasar (Brucea javanica L. Merr) Terhadap Pembentukan Prostaglandin Tikus. Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Vol. XVI (4).

Widowati et all, 1997, Tanaman Obat untuk Diabetes mellitus, Cermin Dunia Kedokteran No. 116

Wright et all, 1988, Use of Microdilution To Assess In vitro Antiamoebic Activities of Brucea Javanica fruits, Simarouba amara stem, and a Number of Quassinoids,  Antimicrobial Agents and Chemotherapy, p 1725-1729

Yuliawati & lestantio, 2004, Uji Sitotoksik in vitro Ekstak Metanol Buah Makasar (Brucea Javanica [L.] Merr.) dan Ubi kayu (Ipomea batatas L) terhadap Sel Hela, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang

No comments:

Post a Comment