APNEA
BATASAN
Tidak adanya aliran udara pernafasan
selama 20 detik dengan atau tanpa bradikardia atau sianosis.
KLASIFIKASI
1. Apnea sentral
2. Apnea obstruktif
3. Apnea campuran
ETIOLOGI
1.
Penyakit/kelainan
organ
2.
Kepala
dan sistem syaraf pusat
¨ Asliksia perinatal
¨ Perdarahan intraventrikular
¨ Meningitis
¨ Hidrosefalus dengan tekanan intrakranial ↑
¨ Kejang
3.
Sistem
respirasi
¨ Hipoksida
¨ Obstruktif jalan nafas
¨ Penyakit paru
¨ Ventilasi tidak adekuat atau
ekstubasi terlalu dini
4.
Sistem
kardiovaskuler
¨
Gagal
jantung kongestif
¨
PDA
¨ Penyakit jantung kongenital
¨ Saluran cerna
¨ EKN
¨ Refluks gastroesofageal
5.
Sistem
hematologi
¨ Anemia
¨ Polisitemia
6.
Penyakit
dan kelainan lainnya
¨ Suhu tidak stabil (hipotermia,
hipertermia)
¨ Infeksi ( sepsis )
¨ Kelainan metabolik/elektrolit
(hipoglikemia/hiponatremia)
¨ Refleks vagal (efek sekunder tube
nasogastik)
¨ Obat (dosis tinggi fenobarbital, diazepam
dan pengaruh obat ibu
¨ Misalnya MgSO4 dan Anestesia
umum)
7.
Umur
kehamilan.
Umur postnatal
1.
Terjadi
beberapa jam setelah lahir : pengaruh
obat ibu, asfiksia, kejang, PMH.
2.
Terjadi < 1 minggu : PDA, perdarahan
intra/peri-ventrikular
3.
Terjadi > 1 minggu : Hidrosefalus post-perdarahan,
kejang
4.
Terjadi
6-10 minggu : Anemia karena prematuritas.
5.
Terjadi
dalam waktu yang bervariasi : Sepsis, EKN, meningitis.
PATOFISIOLOGI
1. Ketidakmatangan pusat pernafasan
2. Keutuhan/obstruksi jalan nafas
3. Pompa pernafasan
FAKTOR PREDISPOSISI
1. BKB
2. Saudara dengan riwayat suddent infant death syndrome (SIDS)
3. Kelainan neurologik
KRITERIA DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Bayi dengan faktor risiko (kurang bulan, kelainan
neurologik)
2. Gejala klinis
a. Letargi
b. Hipotermia
c. Tanda tekanan tinggi intra kranial
d. Distensi abdomen
3. Laboratorium
a. Gambaran darah tepi/hitung jenis/trombosit
(DD/sepsis)
b. Analisa gas : mengetahui hipoksia.
c. Glukosa, elektrolit darah : Mengetahui
gangguan metabolik
4. Radiologi
a.
Foto
toraks : Atelektasis, pneumonia
b.
Foto
abdomen : Tanda EKN
c.
USG
kepala : Perdarahan intrakranial/kelainan SSP
d.
CT Scan
: Infark serebri
DIAGNOSIS BANDING
Berdasarkan etiologi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
Darah : Morfologi, hitung jenis, elektrolit,
glukosa, analisis gas
b. Radiologi
Foto toraks, abdomen, USGdan CT Scan
kepala.
PENATALAKSANAAN
Terapi Non-Farmakologi
1.
Pencegahan
a.
Manipulasi yang minimal
b.
Pengaturan suhu lingkungan
c. Jika memungkinkan, letakkan bayi dalam
posisi tengkurap
d. Monitoring pernafasan dan denyut jantung.
2.
Umum
a. Oksigen
per nasal
b. Stimulasi
taktil
c.
Perhatikan
posisi leher (tidak boleh terlalu fleksi/ekstensi)
d.
Nasal
CPAP : dengan tekanan 3-4 cm H2O dapat ditingkatkan s/d 10 cm H2O
dan kecepatan aliran O2 51/menit.
3.
Khusus
Tergantung
etiologi.
Terapi Farmakologi
Medikamentosa (jika usaha diatas
gagal)
1. Teofilin i.v/p.o. : 1,5 – 2
mg/kgBB/6 jam)
a. Jika serangan apnea ↑ dan berat →
aminofilin, dosis awal 5-6 mg/kgBB, i.v perlahan dalam 15-30 menit, 12 jam
kemudian dilanjutkan dosis rumatan 4-8 mg/kgBB/hari (dibagi 2-3 dosis).
b. Kafein sitrat i.v/p.o, dosis awal 20
mg/kgBB, 24 jam kemudian dilanjutkan dosis rumatan 2,5-5 mg/kgBB/hr, dosis
tunggal.
2. Doksapram.
Jika dengan pemberian
teofilin/kafein, apne tidak berkurang → infus/drip, kecepatan 0,5-1,5
mg/kgBB/jam. Pada penderita yang tetap apnea, dosis ↑ sampai maksimal 2,5
mg/kgBB/jam.
3. Ventilasi mekanik, jika semua usaha diatas
semua gagal.
PROGNOSIS
Pada
umumnya baik, tanpa disertai gejala sisa.
No comments:
Post a Comment