IKTERUS NEONATORUM
BATASAN
Diskolorasi kulit, membran murkosa dan
sklera oleh karena bilirubin serum ↑ (> 2 mg/dl). Secara klinis akan tampak
pada bayi baru lahir bila bilirubin serum 5-7 mg/dl.
KLASIFIKASI
a.
Terjadi setelah 24 jam pertama, pada BCB nilai puncak
6-8 mg/dl, biasanya tercapai pada hari ke –3-5. pada BKB nilainya 10-12 mg/dl
bahkan sampai 15 mg/dl.
b. Peningkatan/akumulasi bilirubun serum <
5 mg/dl/hari.
2. Ikterus patologis (non fisiologis)
a. Terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan
b. Peningkatan/akumulasi bilirubin serum >
5 mg/dl/hari.
c. Bilirubin total serum > 17 mg/dl pada
bayi yang mendapat ASI
d. Ikterus menetap setelah 8 hari pada BCB
atau setelah 14 hari pada BKB
e. Bilirubin direk > 2 mg/dl.
ETIOLOGI
1. Ikterus fisiologis
a. Peningkatan jumlah bilirubin yang masuk
kedalam sel hepar
¨ Volume eritrosit/kgBB bayi > dewasa
¨ Masa hidup eritrosit bayi (90 hari) lebih pendek daripada dewasa (120
hari).
¨ Early labeled bilirubin ↑
¨ Resorbsi bilirubin dari usus (sirkulasi
enterohepatik) ↑
¨ Glukoronidase akan mengubah bilirubin
terkonyugasi menjadi tak terkonyugasi dalam usus yang selanjutnya diresorbsi.
¨ Early feeding
b.
Defek pengambilan bilirubin plasma
c.
Defek konjugasi bilirubin
d.
Ekskresi bilirubin ↓
2.
Ikterus patologis
a.
Anemia hemolitik
b.
Ekstravasasi darah (misalnya hematoma)
c.
Polisitemia
d.
Sirkulasi enterohepatik berlebihan
e.
Berkurangnya uptake bilirubin oleh hepar
f.
Defek konjugasi
g.
Gangguan transportasi bilirubin direk yang keluar dari
hepatosit
h.
Obstruksi aliran empedu.
(dikutip dari Cloherty/modifikasi 1991)
Pada
prolonged jaundice dianjurkan pemeriksaan fungsi hepar (SGOT/SGPT, alkali,
fosfatase), fungsi tiroid (tiroksin/T4), pemeriksaan terhadap infeksi
virus/bakteri dari pemeriksaan urin untuk galaktosemia.
PENYULIT
Kem Ikterus
Stadium I : Refleks
moro jelek, hipotonia, letargi, poor feeding, vomitus, night pitched
cry, kejang.
Stadium II : Opistotonus,
kejang, panas, rigidinitas, occulogynic crises, mata cenderung deviasi
keatas.
Stadium III : Gejala
sisa lanjut → spasitisitas, atetosis, tuli parsial/komplit, retardasi mental,
paralisis bola mata ke atas, displasia dental.
PENATALAKSANAAN
Terapi Non-Farmakologi
Tata laksana
ikterus pada NCB Berdasarkan kadar bilirubin indirek (mg/dL)
Terapi sinar
Usia
(jam)
|
Pertimbangan
Kadar bilirubin
(mg/dL)
|
Terapi sinar
Kadar bilirubin (mg/dL)
|
Transfusi tukar*
Kadar bilirubin (mg/dL)
|
< 24
|
......
|
.....
|
.....
|
24 - 28
|
> 11,8
|
> 15,3
|
> 20
|
49 - 72
|
> 15,3
|
> 18,3
|
> 25,3
|
>72
|
> 17
|
> 20
|
> 25,3
|
*Transfusi tukar bila terapi sinar gagal
Sumber : APP Guideline, Pediatrics 1994; 94; 558-65
Tata laksana ikterus pada NKB berdasarkan kadar bilirubin indirek (mg/dL)
Terapi sinar
Usia (jam)
|
BL < 1500 g
Kadar bilirubin (mg/dL)
|
BL 1500-200 g Kadar bilirubin (mg/dL)
|
BL > 2000 g
Kadar bilirubin (mg/dL)
|
< 24
|
RT : > 4,1
|
RT : >4,1
|
> 5
|
24 - 28
|
>5
|
> 7
|
> 8,2
|
49 - 72
|
> 7
|
> 9,1
|
> 11,8
|
>72
|
> 8,2
|
> 10
|
> 14,1
|
Sumber : APP Guideline, Pediatrics 1994; 94; 558-65
Prinsipnya
segera menurunkan bilirubin indirek untuk mencegah kern icterus.
Fototerapi
1.
Indikasi profilaksis
·
Bayi kecil (BB < 1.500 g)
·
Bayi
prematur dengan memar yang hebat
·
Bayi
dengan proses hemolisis, sementara menunggu transfusi ganti.
2. Indikasi terapeutik
Kontradiksi
·
Hiperbilirubinemia
karena bilirubin direk (hepatitis)
·
Hiperbilirubinemia
obstruktiva (atresia bilaris)
Teknik fototerapi
Bayi dalam keadaan telanjang dalam
boks/inkubator (mata dan testis ditutup dengan penutup yang tidak tembus
cahaya).
Jarak bayi dengan lampu 45-50 cm.
Bagian bawah unit fototerapi ditutup
lapisan termoplastik setebal 0,6 cm.
Posisi bayi diubah-ubah dalam 24 jam 3
posisi.
Ukur suhu bayi tiap 2 jam (dipertahankan
36,5-37,5 oC)
Waktu minum fototerapi distop dulu.
Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
(timbang BB 2x/hari)..
Periksa bilirubin total setiap 12-24 jam
(bila memungkinkan)
Berikan ekstra minum 10-15 ml/kgBB, bila
diinfus tambahkan 10% dari kebutuhan.
Fototerapi distop jika diduga bilirubin
cukup rendah untuk risiko tewrjadinya kern icterus atau bila bilirubin toksik
telah teratasi dab bila bayti telah cukup umur untuk menanggulangi bilirubin yang
sesuai dengan bilirubiun fisiologis.
Penyulit Terapi Sinar
Kelainan Mekanisme yang
mungkin terjadi
Bronze baby Berkurangnya ekskresi hepatik dari photoproduct.
Syndrome bilirubin
Diare bilirubin
indirek menghambat laktase
Hemolisis Fotosensitivitas
mengganggu sirkulasi eritrosit
Dehidrasi Bertambahnya
insensible water loss karena menyerap energi foton.
Ruam kulit Gangguan
fotosensitivitas terhadap sel mast kulit ringan pelepasam histamin.
·
Transfusi ganti
Indikasi transfusi ganti sesuai kadar bilirubin
(mg/dl)
Bayi
|
Berat lahir (gram)
|
||||
< 1,250
|
1.250-1.499
|
1.500-1.999
|
2.000-2.499
|
> 2.500
|
|
Sehat
Risiko
|
13
10
|
15
13
|
17
15
|
18
17
|
20
18
|
Teknik
pelaksanaan transfusi ganti :
1.
Bayi sakit atasi dulu penyakitnya (misalnya asfiksia,
hipoglikemia) bayi anemia (Ht < 35%) → partial exchange dengan PRC (25-80
ml/kgBB) sampai Ht naik menjadi 40%. Bila keadaan sudah stabil → transfusi
ganti untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Jika munmgkin, albumin miskin garam
(salt poor albumin) 1 g/kgBB diberikan 1-2 jam sebelum transfusi ganti
2.
Sebelum transfusi ganti ukur tekanan vena dengan
variasi 4-9 cm (jika memungkinkan)
3.
Gunakan darah segar (< 24 jam). Darah yang digunakan
mengandung sitrat atau heparin dan dihangatkan pada suhu 27 – 37 o
C. pemilihan darah donor disesuaikan dengan penyebab ikterus, misalnya pada
ketidak cocokkan Rh, dipakai darah dengan Rh negatif. Sedangkan pada ketidak
cocokkan ABO. Digunakan golongan O yang sedikit mengandung anti A dan anti B.
4. Bayi ditempatkan dimeja resusitasi yang
dihangatkan, anggota badan pada posisi terlentang. Kerjakan v. umbilikalis/v.
safena magna. Volume transfusi ganti biasanya 2x volume darah bayi (160
ml/kgBB) (diharapkan dapat menggantikan 87% darah bayi). Darah dipasang dengan
set transfusi yang dihubungkan dengan three-ways pada ujung-ujungnya.
Selanjutnya dihubungkan dengan alat suntik (10/20 ml) dan kateter v.
umbilikalis/kanula yang terpasang pada v. safena magna. Sebelum melakukan
transfusi ganti, ambil darah 20 ml untuk pemeriksaan lab. Pra-transfusi : Hb,
urea, N, Na, K, Ca, Gula, BT, SGOT, SGPT dan kultur. Sedangkan untuk
pemeriksaan osmolaritas dan analisis gas sesuai indikasi dan sarana. Kemudian
masukkan darah 20 ml kedalam v. umbilikalis/v. safena magna perlahan-lahan
dengan jarum suntik setelah Three ways. Diatur sedemikian rupa.
Tergantung toleransi bayi diambil atau dimasukkan darah sebanyak 10-20 ml.
Setiap pemasukan 100 ml, kocok darah donor hati-hati. Untuk pemakaian darah
citrat, setiap 100 ml darah ganti diberi 1 ml Ca Glukonas 10%, monitor jantung
dan tanda vital lainnya.
5. Jika pemasangan dilakukan pada v.
umbilikalis, tali pusat dipotong ± 1 cm diatas dasar. Jika tali pusat sudah
kering, lunakkan dengan kompres NaCl
fisiologis selama ½ - 1 jam. Cari v. umbilikalis dan masukkan kateter sampai
tampak darah mengalir keluar, kemudian kateter difiksasi dan diklem (kateter
hanya dimasukkan sejauh keperluan yang diinginkan). Sewaktu kateter v.
umbilikalis dimasukkan, lakukan jahitan melingkari kulit tali pusat dengan
benang sutra. Jika kateter gagal dipasang di v, umbilikalis, transfusi bisa
dilakukan di v. safena magna. Kateter vena jangan terbuka, sebab jika bayi
menangis akan menyebabkan emboli. Tahapan ganti ini diteruskan sampai transfusi
ganti selesai.
6. Darah yang ditukar dan diobservasi tanda
vital.
7. Waktu yang diperlukan untuk tiap tahapan
3-5 menit.
8. Setelah transfusi ganti selesai, ambil
darah bayi untuk pemeriksaan lab. Lakukan jahitan silk purse string atau ikatan kantung
melingkar vena. Ketika kateter dicabut, jahitan yang mengelilingi tali pusat dikencangkan
selama 1 jam (hal ini berguna untuk menghindari lepasnya jahitan tersebut
sehingga bahaya nekrosis dapat dikurangi).
9. Bayi harus puasa, bila tanda vital stabil,
bayi dapat diberi minum
Penghentian transfusi ganti :
1. Emboli (udara, bekuan darah), trombosis
2. Hiperkalemia, hipermatremia, hipokalsemia,
asidosis, hipoglikemia
3. Gangguan pembekuan karena pemakaian
heparin
4. Perforasi pembuluh darah
Penyulit transfusi ganti
1. Vaskular : Emboli udara atau trrombus,
trombosis
2. Kelainan jantung : Aritmia, overload,
henti jantung
3. Gangguan elektrolit : Hipo/hiperkalsemia,
hipermatremia, asidosis
4. Koagulasi : Trombositopenia, heparinisasi
berlebih
5. Infeksi : Bakteremia, hepatitis
(cytomegalovirus/CMV), EKN
6. Lain-lain : Hipotermia, hipoglikemia,
trauma mekanik terhadap sel donor.
Perawatan pasca transfusi ganti
·
Lanjutkan
dengan terapi sinar
·
Awasi
ketat kemungkinan terjadinya penyulit.
No comments:
Post a Comment