Wednesday, June 3, 2015

CAIRAN DAN ELEKTROLIT



CAIRAN DAN ELEKTROLIT

I. Definisi
  • Cairan adalah air beserta unsur-unsurnya yang didalamnya diperlukan untuk kesehatan sel, dan cairan ini sebagian berada di dalam dan sebagian di luar sel
  • Elektrolit adalah suatu zat cair di dalam tubuh yang terdiri dari molekul-molekul atau ion-ion yang berfungsi membantu proses metabolisme dalam tubuh

Fungsi Cairan Tubuh :
-          Sebagai sarana transportasi
-          Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
-          Sebagai bahan dalam metabolisme
-          Untuk membentuk Struktur tubuh
-          Memelihara suhu tubuh

Komponen Cairan Tubuh
  1. Cairan Intraseluler (cairan didalam sel)          : 40 % dari BB (kurang lebih 28 L)
2.      Cairan Ekstraseluler (cairan diluar sel)            : 20 % dari BB (kurang lebih 14 L)

Intake Cairan dan Output Cairan
Intake dan Output cairan adalah cairan dalam tubuh harus seimbang antara lain :
  1. Intake cairan tubuh :
·           Air minum                : 1200-1500 cc/hari
·           Air dalam makanan    : 1000 cc/hari
·           Air dalam oksidasi     : 100-300 cc/hari
2.      Output cairan tubuh :
·           Urine                                      : 1500 cc/hari
·           Feses                                      : 150-200 cc/hari
·           Insisible Kulit                         : 350 cc/hari
·           Insisible Paru                          : 350 cc/hari
·           IWL(Insisible Water Loss)        : 800 cc/hari
·           Keringat                                 : 100 cc/hari

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gangguan Cairan dan Elektrolit :
1.      Usia
2.      Aktivitas yang berlebihan
3.      Lingkungan Panas
4.      Pasien diare
5.      Pasien panas
6.      Pasien DM
7.      Pasien luka bakar
8.      Pasien Infeksi

pasien yang harus dibatasi kebutuhan cairannya :
  1. Pasien gagal ginjal
  2. Pasien oedem (terutama pada perut)

II. Etiologi
Infeksi :
  1. Internal (infeksi melalui anus)
  2. Virus
  3. Bakteri
  4. Tonsisilitas
  5. Alergi
  6. Efek samping obat
  7. Faktor psikis

Penyebab gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
  1. Kehilangan cairan yang berlebihan
  2. Berkeringat secara berlebihan
  3. Menurunnya intake secara oral
  4. Muntah yang berlebihan
  5. BAB yang berlebihan
  6. Diet
  7. Usia

            
III. Batasan Karakteristik gangguan keseimbangan cairan tubuh
1. Mayor
-                    Ketidakcukupan masukan cairan oral
-                    Penurunan berat badan
-                    Kulit/ membran mukosa kering
-                    Keseimbangan negatif antara masukan dan keluaran
2. Minor
-                    Haus/ mual/ anoreksia
-                    Peningkatan natrium serum
-                    Penuruna turgor kulit
-                    Penurunan keluaran urin atau keluaran urin berlebihan
-                    Urin memekat atau sering berkemih

IV. Faktor-faktor yang Berhubungan
1. Patofisiologis
-                    Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan dengan jalan evaferotif karena luka bakar
-                    Berhubungan dengan keluaran urin yang berlebihan:
-            Diabetes insipidus (ketidak adekuatan hormon diuretik)
-            Diabetes tak terkontrol
-                    Berhubungan dengan kehilangan-kehilangan sekunder akibat:
-            Drainase  abnormal
-            Luka
-            Demam atau peningkatan laju metabolik
-            Diare
-            Perikonitis

2. Situasional
Berhubungan dengan :
-                    mual muntah
-                    makanan melalui selang dengan pelarut tinggi
-                    masalah diet
-                    kesulitan menelan atau makan sendiri sekunder, akibat nyeri mulut, keletihan
-                    penggunaan zat yang berlebihan
-                    menurunnnya motivasi untuk minum cairan sekunder, akibat depresi, keletihan
-                    ketidakcukupan cairan untuk upaya olahraga atau kondisi cuaca
-                    kehilangan melalui kateter indwelling atau drein
-                    panas sinar matahari yang berlebihan kekeringan

3. Maturasional
-          Lansia              : Berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder akibat penurunan cairan dan penurunan sensasi haus
-          Bayi/ anak       : Berhubungan dengan peningkatan sekunder akibat penurunan penerimaan cairan dan penurunan kemampuan untuk memekatkan urin            

V.     Penatalaksanaan
    1. Pemberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/ berat
    2. Pengkajian masalah yang berat, bunyi nafas dan warna kulit
    3. Imobilisasi cairan dengan memposisikan pasien pada posisi supine penggunaan super live stookings
    4. Menghentikan infus bila pemberian natrium cairan berlebihan
    5. Frekuensi pemberian cairan didasarkan keparahan, kekurangan dan respon kemodinamik pasien terhadap penggantian cairan
    6. Pemberian deuretik jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk mengurangi odema dengan mencegah re absorbsi natrium dan air oleh ginjal

No comments:

Post a Comment