ENSEFALITIS
AKUT
ICD =
A.86
SINONIM
: Ensevalitis Virus Herpes Simpleks.
BATASAN :
Peradangan yang disebabkan oleh invasi
langsung pada otak oleh organisme (biasanya virus atau protozoa) dimana terjadi
ensefalitis
primer.
Dapat juga disebabkan oleh karena (second category)
post infeksiosa dan para infeksiosa ensefalitides, yang ditandai dengan
demielinisasi perivena dan mungkin juga oleh karena mekanisme alergi atau
auto-imune. Atau dapat juga oleh karena para infeksiosa tetapi non inflamatory
encephalopathy, dimana terjadi edema otak tanpa peradangan atau gliosis yang
secara menetap meningkatkan tekanan intra kranial, tetapi tidak ada (kurang)
sel dalam CSS.
ETIOLOGI :
- Herpes Simplek Virus (70% kasus).
- Enterovirus.
- Arbovirus.
- Mumps Virus.
- Measles Virus.
- Aseptic meningitides.
- Rubella Virus.
- Adenovirus.
- Influenza Virus.
- Virus musiman : Arbovirus.
- Recketsiae.
- Cerebral malaria.
- Lyme disease.
- Trypanosomiasis.
PATOGENESIS.
- Infeksi primer biasanya melalui oral (ginggivostomatitis), kornea (keratitis) atau genital (penis, vagina dan serviks), juga dapat melalui kulit yang laserasi, kemudian virus berjalan melalui saraf perifer seperti pleksus lumbo-sakralis dan N. trigeminus yang merupakan tempat paling sering sebagai sumber infeksi laten.
- Jalan yang paling umum adalah agen infeksi mencapai SSP melalui darah. Tempat awal adalah kulit, saluran nafas, saluran pencernaan (replikasi lokal), kemudian menyebar dalam bentuk diseminasi umum melalui aliran darah;
§
Infeksi sel endotel pembuluh
darah.
§
Infeksi pleksus khoroideus
(arachnoiditis).
- Rute neuronal, seperti pada rabies.
GAMBARAN KLINIK.
- Kejang kejang dan tanda fokal lainnya (67%).
- Gangguan tingkah laku, halusinasi.
- Nyeri kepala, demam, kaku kuduk (kadang kadang).
- Tanda tanda disfungsi serebral.
- Perobahan kesadaran mulai dari yang ringan sampai dalam bentuk yang berat
- Gangguan proses fikir, gangguan kepribadian, orientasi dan bicara.
- Kelumpuhan tipe UMN dan adanya spastisitas.
- Gangguan sensibilitas, baik singel ataupun kombinasi.
- 'rash' dengan berbagai jenis.
- Parotitis.
DIAGNOSIS .
1.
Berdasarkan gambaran klinik.
2.
Foto kepala.
3.
CT - Scan kepala atau bila
mungkin MRI.
Perhatikan
bagian frontal inferior dan temporal.
4. Punksi lumbal (LP) --------à CSF Study.
·
Pleositosis (l0 -
2000sel/mm3). * Pewarnaan Gram.
·
Sel PMN (tahap dini). * Kultur.
·
Protein meningkat.
·
Glukosa normal.
5. Pemeriksaan EEG.---------à proses peradangan difus
dengan gambaran :
·
Bilateral slowing activity dengan spikes (kadang kadang).
·
Bila ada fokalisasi, fikirkan adanya abses otak.
6.
Foto thoraks AP ----------à tampak adanya pneumonia oleh karena infeksi mikoplasma dan infeksi
klamidia.
DIAGNOSA
BANDING.
1.
'Partial treated bacterial meningitis'.
2.
Meningitis tbc.
3.
Meningitis kriptokokus (fungal).
4.
Suppurasi para-meningeal (Empiema).
5.
Abses Otak.
6.
Toksin.
PENATALAKSANAAN
Terapi Non-Medikamentosa :
1.
Pelihara lancarnya jalan nafas
(maintenance airway).
- Keseimbangan cairan.
- Pemberian makanan parenteral.
- Perawatan kulit.
Terapi Medikamentosa :
- Antikonvulsan :
Nama Obat :
Fenitoin
Dosis satu kali :
..............................................
Dosis sehari :
..............................................
Lama terapi :
..............................................
- Anti edema (Mannitol 20% dengan dosis 0,25 gr/Kg BB/8 jam, atau Gliserol)) minimum selama 10 hari.
- Kortikosteroid (kortison).
Nama Obat
: ............................................. (nama generik)
Dosis satu kali :
..............................................
Dosis sehari
:
..............................................
Lama terapi
:
..............................................
PROGNOSA
dan KOMPLIKASI.
- Kematian dapat mencapai 70% kasus, dan 2,5% yang bertahan hidup bisa tanpa sekuele.
- Determinan primer dari 'outcome' adalah tingkat kesadaran disaat mula mula ditolong,. Yaitu GCS = 6-7.
No comments:
Post a Comment