MENINGITIS
ASEPTIK YANG DIINDUKSI OLEH OBAT
(Drug
Induced Aseptic Meningitis).
SINONOM
: Meningitis Aseptik.
DEFINISI :
Adalah
suatu bentuk meningitis aseptik dengan kelainan peradangan yang dapat sembuh
sendiri (self limited) yang melibatkan leptomening, tanpa adanya kuman atau
jamur.
Gejala meningitis ini
dapat menyerupai meningitis virus.
ETIOLOGI :
Obat obat dan bahan kimia dilaporkan sebagai
penyebab meningitis aseptik.
1.
Antimikroba :
- Sulfonamida (trimethoprim,sulfamethoxazole,sulfasalazine).
- Ciprofloxacin.
- Cephalosporin.
2.
Antineoplastik (penggunaan
sistemik):
- Cytosin Arabinosine.
3. Kortikosteroid: -
Methylprednisolone :
- Hydrocortison sodium succinate.
4. Non Steroid Anti
Inflammation Drugs (NSAID).
- Dikofenak
- Ibuprofen
- Naproxen
- Sulindac
- Tolmetin
- Ketoprofen
- Aspirin overdosis
5. Obat obat Intrathecal: -
Antineoplastik (methotrexate) :
- Steroid
- Antimikrobial
- Anastesi Spinal
6. Bahan Diagnostik
Intrathecal.
- Media kontras (Iopendylate dan Metrizamide)
- Albumin Radiolabelled
7. Obat obat lain :
- Azathioprine
- Karbamazepine
- Immunoglobuline i.v
- Pyrazinamide
- Phenazopyridine
- Ranitidine
- Vaksin (polio, measles,mumps, rubella dan hepatitis)
PATOGENESIS
:
Patomekanismenya ada 2 kategori, yaitu :
1.
Reaksi Hipersensitve.
2.
Infiltrasi langsung pada
meningen.
1.
Reaksi Hipersensitive:
Perkembangan gejala cepat,
yakni setelah memakan obat, dalam periode singkat timbul gambaran klinik seperti edema
wajah, conjunctivitis dan pruritus.
Ditunjang dengan
meningkatnya kompleks immune dalam CSS.
Sebagian pasien toleran
dengan obat obatan pada awalnya, tetapi pada pemberian
Berikutnya muncul gejala
meningitis aseptik ini.
Iritasi langsung.
Munculnya gejala lebih lambat, sampai
beberapa minggu setelah pemberian obat.
Toksisitas obat atau bahan
kimia ini dalam CSS berhubungan dengan kriteria berikut:
·
Konsentrasi obat/nahan kimia.
·
Solubilitas lemak.
·
Ukuran partikel.
·
Kemampuan ionisasi CSS.
·
Lamanya kontak dengan CSS.
Faktor resiko terjadinya
meningitis karena obat atau bahan kimia ini diduga adalah :
1. Penderita dengan gangguan
autoimmune seperti penderita SLE.
2.
Penderita dengan defisiensi
regulasi protein faktor I, biasanya dengan infeksi bakteri patogen.
3.
Pasien AIDS.
4.
Pemberian terapi serum
immunoglobulin.
5.
Penderita dengan riwayat
migraine.
GAMBARAN KLINIK :
Gejala klasik meningitis seperti nyeri kepala, kaku
kuduk, demam, fotofobia, mialgia, mual dan muntah.
Gejala juga berhubungan dengan
reaksi neurotoksik terhadap obat atau bahankimia
Selain gejala diatas.
Misal pada post vaksin, akan
dijumpai pembengkakan kelenjar parotis.
Kejang dapat terjadi pada
ensefalitis virus.
Pada pemakaian antineoplastik akan dijumpai efek
neurotoksik berupa sindroma serebeler, leukoensefalopati dan neuropati perifer.
DAGNOSIS BANDING .
Infeksi virus.
Penyakit neoplastik, tumor
otak, meningeal karsinomatosa.
Penyakit sistemik :
Immunodefisiensi.
Sarkoidosis.
SLE.
Bechet's disease.
'Defect' basis kranii seperti fistula post
trauma.
Iatrogenik (prosedur bedah saraf, injeksi
intrathecal).
Meningitis aseptik rekuren.
DIAGNOSIS :
- Infeksi harus disingkirkan sebagai penyebab.
- Diagnosa meningitis aseptik yang di-induksi oleh obat atau bahan kimia dibuat secara eksklusive, jika ada bukti yang jelas hubungannya dengan obat.
- Pemeriksaan laboratorium seperti darah dan punksi lumbal merupakan bukti yang relevan.
- Darah : Nilai pemeriksaan darah perifer masih normal atau sedikit meninggi.
- Lumbal punksi :
- Tekanan CSS meninggi.
- Pleositosis (100 sampai ribuan sel/mm3 dengan PMN yang dominan).
- Eosinofil adalah khas ditemui pada meningitis aseptik dengan immunoglobulin intravena.
- Protein sedikit meningkat dan kultur hasilnya negative.
- Kadar asam laktat CSS akan membedakan meningitis aseptik dengan meningitis bakterialis. Meningitis aspetik karena obat ini harus dicurigai bila pasien dengan kadar asam laktat CSS normal dan sel PMN dominan.
- Pada kasus meningitis aseptik karena NSAID gejala dapat terlihat setelah pemberian obat 2 minggu sampai 2 tahun pengobatan.
- Pada pemeriksaan CSS dijumpai nilai bervariasi sepeti :
- Pleositosis PMN.
- Protein meningkat.
- Glukosa normal.
- Hasil kultur dan pewarnaan negative.
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
Tergantung pada obat yang
dipakai dan kondisi pasien.
Obat atau bahan kimia yang
diberikan segera dihentikan.
Dilakukan tindakan suportive
sesuai dengan keadaan penderita.
PROGNOSIS dan KOMPLIKASI.
Umumnya
setelah penghentian obat obatan atau bahan kimia, penderita akan segera pulih
dan tidak dijumpai komplikasi yang spesifik.
No comments:
Post a Comment