Tuesday, June 16, 2015

meningitis aseptik



MENINGITIS ASEPTIK YANG DIINDUKSI OLEH OBAT
(Drug Induced Aseptic Meningitis).

SINONOM : Meningitis Aseptik.

DEFINISI :
Adalah suatu bentuk meningitis aseptik dengan kelainan peradangan yang dapat sembuh sendiri (self limited) yang melibatkan leptomening, tanpa adanya kuman atau jamur.
Gejala meningitis ini dapat menyerupai meningitis virus.

ETIOLOGI :
Obat obat dan bahan kimia dilaporkan sebagai penyebab meningitis aseptik.
1.      Antimikroba :
  • Sulfonamida (trimethoprim,sulfamethoxazole,sulfasalazine).
  • Ciprofloxacin.
  • Cephalosporin.
2.      Antineoplastik (penggunaan sistemik):
  • Cytosin Arabinosine.
3.      Kortikosteroid: - Methylprednisolone : 
  • Hydrocortison sodium succinate.
4.      Non Steroid Anti Inflammation Drugs (NSAID).
  • Dikofenak                                         
  • Ibuprofen
  • Naproxen                                          
  • Sulindac
  • Tolmetin                                            
  • Ketoprofen
  • Aspirin overdosis
5.   Obat obat Intrathecal: - Antineoplastik (methotrexate) :
  • Steroid                           
  • Antimikrobial                           
  • Anastesi Spinal
6.   Bahan Diagnostik Intrathecal.
  • Media kontras (Iopendylate dan Metrizamide)                             
  • Albumin Radiolabelled
7.   Obat obat lain :
  • Azathioprine            
  • Karbamazepine
  • Immunoglobuline i.v 
  • Pyrazinamide
  • Phenazopyridine      
  • Ranitidine
  • Vaksin (polio, measles,mumps, rubella dan hepatitis)
PATOGENESIS :
Patomekanismenya ada 2 kategori, yaitu :
1.      Reaksi Hipersensitve.
2.      Infiltrasi langsung pada meningen.
 
1.      Reaksi Hipersensitive:
Perkembangan gejala cepat, yakni setelah memakan obat, dalam periode singkat           timbul gambaran klinik seperti edema wajah, conjunctivitis dan pruritus.
Ditunjang dengan meningkatnya kompleks immune dalam CSS.
Sebagian pasien toleran dengan obat obatan pada awalnya, tetapi pada pemberian
Berikutnya muncul gejala meningitis aseptik ini.
Iritasi langsung.
          Munculnya gejala lebih lambat, sampai beberapa minggu setelah pemberian obat.
Toksisitas obat atau bahan kimia ini dalam CSS berhubungan dengan kriteria berikut:
·      Konsentrasi obat/nahan kimia.
·      Solubilitas lemak.
·      Ukuran partikel.
·      Kemampuan ionisasi CSS.
·      Lamanya kontak dengan CSS.
Faktor resiko terjadinya meningitis karena obat atau bahan kimia ini diduga adalah :
1.   Penderita dengan gangguan autoimmune seperti penderita SLE.
2.   Penderita dengan defisiensi regulasi protein faktor I, biasanya dengan infeksi bakteri patogen.
3.   Pasien AIDS.
4.   Pemberian terapi serum immunoglobulin.
5.   Penderita dengan riwayat migraine.

GAMBARAN KLINIK :
Gejala klasik meningitis seperti nyeri kepala, kaku kuduk, demam, fotofobia, mialgia, mual dan muntah.
Gejala juga berhubungan dengan reaksi neurotoksik terhadap obat atau bahankimia
Selain gejala diatas.
Misal pada post vaksin, akan dijumpai pembengkakan kelenjar parotis.
Kejang dapat terjadi pada ensefalitis virus.
Pada pemakaian antineoplastik akan dijumpai efek neurotoksik berupa sindroma serebeler, leukoensefalopati dan neuropati perifer.

DAGNOSIS BANDING .
Infeksi virus.
Penyakit neoplastik, tumor otak, meningeal karsinomatosa.
Penyakit sistemik :
Immunodefisiensi.       
Sarkoidosis.      
SLE.                             
Bechet's disease.
'Defect' basis kranii seperti fistula post trauma.                    
Iatrogenik (prosedur bedah saraf, injeksi intrathecal).
Meningitis aseptik rekuren.

DIAGNOSIS :
  • Infeksi harus disingkirkan sebagai penyebab.
  • Diagnosa meningitis aseptik yang di-induksi oleh obat atau bahan kimia dibuat secara eksklusive, jika ada bukti yang jelas hubungannya dengan obat.
  • Pemeriksaan laboratorium seperti darah dan punksi lumbal merupakan bukti yang  relevan.
  • Darah : Nilai pemeriksaan darah perifer masih normal atau sedikit meninggi.
  • Lumbal punksi :
    • Tekanan CSS meninggi.
    • Pleositosis (100 sampai ribuan sel/mm3 dengan PMN yang dominan).
    • Eosinofil adalah khas ditemui pada meningitis aseptik dengan immunoglobulin intravena.
  • Protein sedikit meningkat dan kultur hasilnya negative.
  • Kadar asam laktat CSS akan membedakan meningitis aseptik dengan meningitis bakterialis. Meningitis aspetik karena obat ini harus dicurigai bila pasien dengan kadar asam laktat CSS normal dan sel PMN dominan.
  • Pada kasus meningitis aseptik karena NSAID gejala dapat terlihat setelah pemberian obat 2 minggu sampai 2 tahun pengobatan.
  • Pada pemeriksaan CSS dijumpai nilai bervariasi sepeti :
  • Pleositosis PMN.                    
  • Protein meningkat.
  • Glukosa normal.                       
  • Hasil kultur dan pewarnaan negative.

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa :
Tergantung pada obat yang dipakai dan kondisi pasien.
Obat atau bahan kimia yang diberikan segera dihentikan.
Dilakukan tindakan suportive sesuai dengan keadaan penderita.

PROGNOSIS dan KOMPLIKASI.
Umumnya setelah penghentian obat obatan atau bahan kimia, penderita akan segera pulih dan tidak dijumpai komplikasi yang spesifik.

No comments:

Post a Comment