Sunday, June 14, 2015

ENSEFALITIS



ENSEFALITIS

DEFENISI 
Ensefalitis ialah infeksi jaringan otak oleh  berbagai organisme, misalnya bakteri, protozoa, cacing, spirochaeta dan virus.

GEJALA  KLINIK 
1.   Suhu naik mendadak, sampai hiperpikreksia
2.   Kesadaran cepat menurun
3.   Nyeri kepala / irritabilitas, nausea, dan muntah 
4.   Kejang umum/ fokal atau twitching saja
5.   Gejala serebral : pareses, paralysis, afasia, dsb.
6.  Kaku kuduk (+). Dapat terjadi refleks Babinski, refleks tendon menghilang, tremor, dan perubahan sensori
7.  Gejala klinis bergantung pada lokasi, luasnya, virulensi, imunitas, dan faktor penjamu

PEMERIKSAAN  PENUNJANG 
ª      Darah Lengkap
ª      Analisis gas darah
ª      Elektrolit lengkap
ª      Gula darah
ª      LCS: normal atau ada  kelainan (Nonne & pandi (+), sel dan protein sedikit meninggi, glukosa normal )
ª      Biakan darah 
ª      Serologik
ª      PA
ª      MRI/ CT scan kepala biasanya hanya memperlihatkan edema otak, baik umum maupun fokal
ª      EEG biasanya menunjukkan gambaran abnormal berupa aktivitas gelombang lambat umum

DIAGNOSIS 
1.  Ensefalitas Virus
2.  Esefalitis non virus

PENATALAKSANAAN
 
  1. Biasanya oleh virus, sehingga pengobatan etiologik tidak ada, kecuali Herpes simpleks   dengan Adenin arabinosid.
  2. Pengobatan kejang digunakan anti konvulsan
  3. Pengobatan demam / hiperpireksia (surface cooling). Dapat juga diberikan hibernasi dengan  klorpromazin 2 mg/kg /hari dan prometazin 4 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis, antipiretik parasemol/asetosal dapat juga diberikan 
  4. Gangguan keseimbangan air dan elektrolit dikoreksi. Cairan rendah kadar natrium. Monitoring intake output cairan dan kadar elekstrolit.
  5. Mencegah edem otak : deksametason 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis dan diturunkan bertahap.
  6. Tekanan intra kranial meninggi diberikan manitol 20% dosis 1,5 gr/ kg BB  iv, dalam waktu 30-60 menit. Dapat diulang tiap 8-12  jam (hati-hati rebound phenomen)
  7. Pembersihan jalan nafas berkala, bila perlu oksigen atau respirator
  8. Asidosis dikoreksi dengan bikarbonat natrikus 7,5 %
  9. Antibiotik untuk penyembuhan dan mencegah infeksi sekunder.
  10. Posisi penderita sering diubah untuk mencegah dekubitus dan kepala lebih rendah untuk mencegah pneumonia hipostatik.

PENCEGAHAN
1.   Vaksinasi morbili, mumps, dan rubella
2.   Memberantas vektor serangga

PROGNOSIS / SEKUELE
ª      Angka kematian masih tinggi, berkisar antara 35-50 % 
ª      Dari penderita yang hidup, 20- 40 % mempunyai sekuele: paresis/ paralisis, gerakan-gerakan koreoathetoid, gangguan penglihatan dan kelainan nurologis lain.
ª      Kerusakan CNS meningkat sesuai bertambahnya umur.
ª      Penderita yang sembuh tanpa kelainan neurologis masih mungkin menderita retardasi mental, gangguan watak dan epilepsi.

No comments:

Post a Comment