Sunday, June 14, 2015

STATUS EPILEPTIKUS



STATUS   EPILEPTIKUS

DEFENISI 
Serangan   epilasi   yang   berlangsung   30  menit  atau  lebih, berulang  dalam waktu  yang  singkat, tanpa pulihnya  kesadaran  antara  2 serangan, status epiliptikus dapat  berupa  status konvulsifus   atau  status non konvulsifus.

ETIOLOGI
Penyebab status epileptikus konvulsif
1.      neurologi atau sistemik akut
ª                                                            infeksi sistem syaraf pusat
ª                                                            gangguan elektrolit
ª                                                            toxic exogen
ª                                                            acute anoxic insult
ª                                                            trauma
ª                                                            gangguan metabolik
ª                                                            miscellaneous

2.      gangguan sistem syaraf pusat kronis
ª      neonatal hypoxic-ischemic insult
ª      ensefalopati nonprogresif dengan penyebab yang tidak jelas
ª      malformasi SSP
ª      ensefalopati progresif

3.      kriptogenik atau idiopatik
ª      demam
ª      tanpa demam

KLASIFIKASI
A.  Status epileptikus umum
a.   Bentuk   konvulsif
tonik, tonik klonik , mioklonik
b.   Bentuk  nonkonvulsif
Absence status petit mal
B.  Status   epileptikus  partial  
  1. Simpel   Parsial
Somatomotor, afasia, bentuk lain
  1. Status parsial komplek
C.  Status epileptikus unilateral
D.  Erratic (tak dapat diklasifikasikan)

PENATALAKSANAAN
Tujuan utama manajemen status konvulsivus adalah
1.      membantu fungsi vital
2.      identifikasi dan pengobatan kausal atau faktor presipitasi
3.      terminasi aktivitas iktal



Penatalaksanaan status epileptikus konvulsif (aicardi’s)

Stage
Prosedur
I
(immediate management)
  1. Tegakkan diagnosis dengan observasi klinis dan EEG secepatnya. Nilai dan monitor fungsi vital. Bebaskan jalan nafas. Pasang jalur intravena dengan normal salin. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan (glukosa, elektrolit, urea, kadar antikonvulsan)
  2. Berikan diazepam iv 0,25 – 0,50mg/kg (<2mg/menit), atau lorazepam 0,05 – 0,1 mg/kg (<2mg/menit). Bila jalur iv tidak terpasang dalam 5-10menit, berikan diazepam perrektal 0,5-0,75mg/kg (max 20mg).     
II

  • 3.         monitor fungsi vital , koreksi gangguan yang ditemukan, intubasi bila perlu
  • 4.         Investigasi etiologi, terutama metabolik dan infeksi. Koreksi gangguan metabolik, terutama hipoglikemia (bolus glukosa 30% 3-20ml, tergantung umur)
  • 5.         berikan 100mg piridoksin (<2tahun)
  • 6.         Terapi etiologi lainnya jika ada (misalnya; meningitis, ensefalitis)
Langkah 7-8, bila kejang tidak terkontrol  dalam beberapa menit dengan pemberian benzodiazepin
  • 7.         Boleh diulang diazepam dengan dosis yang sama, atau langsung ke langkah 8
  • 8.         Berikan fosphenytoin iv (setara dengan 20mg/kg fenitoin) dengan kecepatan dapat sampai 150mg/menit. Bila hanya tersedia phenytoin, berikan iv pelan-pelan (<25-50mg/menit). Bila tidak respon, berikan phenobarbital (loading dose 20mg/kg). Pada semua kasus, monitor tekanan darah dan elektrokardiografi
Langkah 9-11, untuk status konvulsif resisten
  • 9.         monitor EEG dengan cermat (di ICU)
  • 10.     Pertimbangkan obat-obatan lainnya, seperti; paraldehyde, sodium valproat, lidokain dan klonazepam       
III
11.     Bila dengan satu atau lebih dari preparat diatas tetap gagal, dapat dipertimbangkan anestesi umum dengan barbiturat atau halothane intravena


No comments:

Post a Comment