Saturday, June 13, 2015

enterokolitis nekrolitikans



ENTEROKOLITIS NEKROLITIKANS

BATASAN

Kelainan saluran cerna yang didapat pada BKB berupa kerusakan mukosa, iskemia, dan toksik yng diduga karena imaturitas usus dan sistem imunologik yang belum matang.

KLASIFIKASI


Berdasarkan Modofikasi Bell (1986)
Stadium I (tersangka)
1.      Gejala sistemik            : Tidak spesifik, yaitu suhu yang tidak stabil, apnea
                                             Bradikardia dan letargi
2.      Gejala intestinal          : Retensi lambung, muntah (bercampur empedu atau                                      darah), distensi abdomen ringan, darah segar dalam  feses
3.      Gambaran radiologik  : (foto polos abdomen, lateral dekubitus, cross table
 lateral dan upper X-ray abdomen) : Distensi abdomen  dengan ileus ringan
Stadium II (diagnosis pasti)                                       
1.      Gejala sistemik            :  sama dengan di atas
2.      Gejala intestinal          : sama dengan di atas, tetapi darah segarnya  
persisten, distensi abdomen yang jelas
3.      Gambaran radiologik  : Distensi intestinal dengan ileus, separasi usus halus (edema pada dinding usus halus atau cairan peritoneum), gambaran usus yang kaku dan persisten,  pneumatosis intestinalis dan gas dalam vena porta
Stadium III (lanjut)
1.      Gejala sistemik                    : sama dengan di atas, tetapi disertai dengan
memburuknya tanda vital dan renjatan septik
2.      Gambaran radiologik          : sama dengan gambaran radiologik stadium II
                                                          disertai adanya pneumoperitoneum

 

ETIOLOGI


Belum diketahui secara pasti
Faktor resiko yang diduga berperan
1.      Prematuritas
2.      Asfiksia
3.      Sindroma distress pernafasan
4.      Polisitemia
5.      Pemberian susu formula yang terlalu cepat dan banyak

PATOFISIOLOGI

Sampai saat ini belum ada teori yang memuaskan. Umumnya teori yang disetujui yaitu kehilangan integritas mukosa usus yang merupakan mekanisme terpenting untuk terjadinya EKN, termasuk diantaranya imaturitas saluran cerna/imunologi, iskemia, kolonisasi, invasi bakteri usus, pertumbuhan bakteri usus yang berlebih dan toksin bakteri.

KRITERIA DIAGNOSIS
·         Gejala klinis
Intoleransi makanan
Distensi abdomen
Darah segar pada tinja/perubahan bentuk tinja
Tidak spesifik : Apnea, bradikardia dan letargi
·         Laboratorium
Darah : Neuropenia, trombositopenia, kultur positif  (tergantung etiologi),  dapat terjadi gangguan keseimbangan elektrolit dan asm-basa
Feses :Perubahan konsistensi, disertai darah, kultur positif (tergantung  etiologi)
·         Radiologi
Sesuai dengan klasifikasi Bell (lihat di atas)

DIAGNOSIS BANDING

Volvulus
Malrotasi usus
Kolitis pseudomembran
Kolitis Hirschsprung
Perforasi usus spontan
Mekonium ileus
Sepsis dengan ileus

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
Darah : Hitung jenis sel, trombosit, kultur, analisis gas dan elektrolit
Feses  : Rutin dan kultur
Radiologi

PENYULIT

Perforasi
Peritonitis
Sepsis
Short bowel syndrome
Disseminated intravascular coagulation (DIC)
                 
PENATALAKSANAAN
Terapi Non-Farmakologi
Pengelolaan Dasar
1.      Menghentikan nutrisi peroral
2.      Dekompresi saluran cerna dengan pipa nasogastrik
3.      Monitoring tanda vital, perdarahan saluran cerna, masukan/keluaran
4.      Cairan, elektrolit dan tanda sepsis
Pengelolaan lanjut :
Pembedahan dilakukan bila :
1.      Keadaan klinis memburuk
2.      Tidak memberikan respon terhadap pengobatan diatas.
3.      Sentinel loop menetap selama 24 jam
4.      Massa di abdomen  kuadran bawah kanan.
5.      Perforasi usus spontan
6.      Eritema dinding abdomen (tanda peritonitis)
Foto abdomen serial (setiap 6-8 jam)
Terapi Farmakologi
1.      Antibiotik kombinasi
a.       Ampisilin diberikan p.o., l.m. atau i.v.
¨      Umur ≤ 7 hari 50 mg/kgBB/hari, dalam 2 dosis
¨      Umur > 7 hari, 75 mg/kgBB/hari, dalam 2 dosis
b.      Gentamisin diberikan i.m. atau i.v.
Umur ≤ 7 hari
    BB < 1.000 g dan umur kehamilan < 28 mgg,
    2,5 mg/kgBB/hari, dosis tunggal
    BB < 1.500 g dan umur kehamilan < 34 mgg,
    2,5 mg/kgBB/dosis, diberikan setiap 18 jam
    BB > 1.500 g dan umur kehamilan  ≥ 34 mgg,
Umur > 7 hari
BB < 1.200 g. 2,5 mg/kgBB/dosis, setiap 18-24 jam
BB ≥ 1.200 G. 2,5 mg/kgBB/dosis, setiap 8 jam
2.      Stadium I
¨      Nutrisi p.o dihentikan dan pemberian minum dapat diberikan setelah 3 hari perbaikan.
¨      Antibiotik diberikan selama 3 hari.
3.      Stadium II
¨      Nutrisi p.o dihentikan selama 2 minggu. Pemberian minum dapat mulai diberikan 7-10 hari setelah pemeriksaan radiologik tidak tampak pneumatosis.
¨      Nutrisi parenteral  90-110 kal/kgBB/hari
¨      Oksigen
¨      Antibiotik selama 7-10 hari
¨      Na bikarbonat 2 mEq/kgBB, jika terjadi asidosis metabolik
¨      Dopamin 2-4 µg/kgBB/menit memperbaiki sirkulasi darah usus.
4.      Stadium III
¨      Sesuai stadium II, disertai ventilator mekanik jika dibutuhkan
¨      Jika terdapat syok, atasi sesuai penyebab.

PROGNOSIS

Angka kematian bervariasi (0-55%).

No comments:

Post a Comment