Monday, June 15, 2015

gagal nafas pada anak



GAGAL NAFAS PADA ANAK

BATASAN
Distres pernafasan adalah suatu keadaan sistem respirasi melakukan kompensasi untuk memperbaikai pertukaran gas yang menurun dalam paru serta mempertahankan oksigenasi dan ventilasi
Gagal nafas merupakan suatu keadaan sistem respirasi gagal memenuhi kebutuhan metabolik tubuh untuk mengabsorbsi O2, membuang CO2 dan berhubungan dengan hipoksemia, hiperkapnia, atau kedua-duanya berhgantung kepada proses penyakitnnay

ETIOLOGI
Kegagal paru yang dapat terjadi karena penyakut yang menyerang saluran nafas, alveoli, membran kapiler alveoli, tau sirkulasi pulmonal yang menyebabkan hipoksemia dan hiperkapNia
Kegagalan pompa respirasi, terjadi karena berbagai penyakit mulai dari pusat pernafsan diotak sampi medula spinalis bagian atas, nervus frenikus, dan otot dinding dada, terutama menyebabkan hiperkapnia

Tabel Penyebab Utama Gagal Nafas pada Anak
Kegagalan paru
Asma
Bronkiolitis
Displasia bronkopulmonal
Sindrom distres pernafasan akut
Obstruksi saluran nafas
Kegagalan pompa respirasi
Overdosis obat
Penyakit susunan saraf pusat
Penyakit neuromuskular
                                                                                                    a
      sumber: Nichols dkk, 1996

TIPE GAGAL NAFAS
1.      Gagal nafas tipe I adalah kegagalan paru untuk mengoksigenasi darah dan terjadi dalam 3 keadaan
Gangguan ventilasi/perfusi (V/Q mismatch), terjadi bila darah mengalir kebagian paru untuk ventilasinya buruk tau rendah. Keadaan ini paling sering.
Gangguan difusi yang disebabkan oleh penebalan membran alveolaraatau pembentukan cairan interstitial pada sambungan alvolar-kapiler
Pirau intrapulmonal yang terjadi bila aliran darah melaui area paru0paruyang tidak pernah mengalami ventilasi
2.      gagal nafastipe II terjadi karena hipoventilasi alveolar dan biasnya sekunder karena berbagai keadaan seperti disfungsi susunan saraf puat, sedasi atau gangguan neuromuskular

Tabel Tipe Gagal Nafas

Temuan Klinis
Penyebab
Contoh

Tipe I
Hipoksia, PaCO2 ¯
PaO2 normal









Tipe II
Hipoksia
Hiperkapnia
PaO2 ¯
PaCO2 ­

Gangguan ventilasi/perfusi





Gangguan difusi pirau





hipoventilasi

Posisi (terlentang ditenpat tidur), sindrom distres pernafasan akaut (SDPA), atelektasis, pneumonia, emboli paru, displasia bronkopulmonal
Edema paru, SDPA, pneumonia interstitial
Malformasi artrio-vena paru, malformasi adenomatoid kongenital

Penyakit neuromuskular (polio, sindrom Guillan Barrel, truma kepala, sedasi, disfungsi dinding dada (luka bakar), kifosis, hiperreaktivitas saluran nafas berat
Sumber : Carpenter dkk, 2001

KRITERIA DIAGNOSIS
Gagal nafas diawali oleh stadium kompensasi. Pada keadaan ini ditemukan peningkatan upaya nafas (work of breathing) yang ditandai dengan adanya distres pernadasan (pemakaian otot pernafasan tambahan, retraksi, takipnea, dan takikardia). Stadium dekompensasi munsul belakangan ditandai dengan menurunnya upaya nafas

Anamnesis
Penurunan aktivitas dan perubahan status mental, keluhan nafs pendek, sesak, atau sakit kepala. Riwayat menelan benda asing dan infeksi saluran nafas atas sebelumnya

Pemerikasaan fisis
Peningkatan upaya nafas dan perubahan pola serta frekuensi nafas
Takikardia
Retraksi dinding dada
Suara nafs melemah
Sianosis
Letargi, kesadaran ¯
Pulsus paradoksus > 30 mmHg
PaO2< 60 mmHg (F1O2 0,6)
PaCO2 > 45 mmHg
PH < 7,3

PENATALAKSANAAN
Terapi Farmakologi
1.      Resusitas segera
Stabilisasi dan cegah perburukan. Berikan oksigenasi, kontrol saluran nafs, tata laksana ventilasi, stabilisasi sirkulasi dan terapi farmakologis
2.      Gagal nafas diruang gawat darurat
  • Survei primer : lakukan pemerikasaan observasional dengan Segitiga Penilaian Pediatri (tampilan, kinerja nafs, dan sirkulasi kekulit)
  • Prioritas pengobatan : lakukan langkah resusitas ABC dan penilaian derajat kesadaran
  • Survei sekunder :  anamnesisi dan pemerikasaan fisis singkat dikerjakan simultan dan konprehensif bersamaan pada saat melakukan prioritas pengobatan
3.      Bila pasien sadar
Penanganan minimal, bayi dipangkuan orangtua, dalam posisi yang nyaman, jangan memaksakan pasien dalam posisi tidur, brikan suplemen oksigen (aliran rendah atau tinggi), pasang pemantau kardiorespirasi dan pulse oxymeter, akses intravena bila perlu, anamnesis, dan pemerikasaan klinis singkat
4.      Bila pasien tidak sadar
Buka jalan nafas (manuver tengadah kepala angkat dagu, mengedapkan rahang), posisi pemulihan. Hisap lendir (10 detik), ventilasi tekanan positif dengan O2 100%. Intubasi endotrakeal dan pijat jantung luar bila diperlukan.

Terapi Farmakologi
 Inflamasi bronkus, edema mukosa, kontraksi otot polos jalan napas dan peningkatan produksi dan viskositas mukus dapat mengakibatkan obstruksi, peningkatan resistensi jalan napas, V / Q mismacth dan peningkatan ruang rugi (V). Pada keadaan ini beberapa preparat farmakologis dapat digunakan:
  1. b2-agonis
  2. Antikolinergik
  3. Kortikosteroid
  4. Teofilin
Obat-obatan yang bisa diberikan pada gagal nafas

Obat
Preparat pemberian
Cara pemberian
Dosis
Terbutalin
Larutan 0,5%
Inhalasi
0,05-0,15 mg/kg
Epinefrin
MDI 0,2 mg/puff
Larutan 0,1%
Inhalasi
Subkutan
1-2 puff
0,2 mg/kg (maks 6 mg)
Aminofilin
1 mg/mL (1:1000)
Intravena
4-6 mg/kg dalam 30 dilanjutkan 0,8-0,9 mg/kg/jam
Metilprednisolon
Larutan 24 mg/mL
Intravena
1 mg/kg tiap 6 jam
Kombinasi budesonid dan terbutalin




Tabel Tindakan Awal Gagal Nafas   


Penilaian

Status mental
Tonus otot/posisi tubuh
Gerakan dada
Upaya nafas
Warna kulit
Tindakan




Penilaian

Status mental
Tonus otot/posisi tubuh
Gerakan dada
Upaya nafas melemah
Warna kulit
Tindakan




Penilaian

Status mental
Tonus otot/posisi tubuh
Gerakan dada
Upaya nafas
Warna kulit
Tindakan
Distres pernafasan
Sadar, agitasi, melawan
Normal, posisi tripod
Ada
Meningkat
Kemerahan atau pucat
Pendekatan segera, bekerja dengan tingkat sedang, bantu anak dalam posisi nyaman, beri O2 tanpa menyebabkan agitasi, pengobatan berdasarkan evaluasi selanjutnya.

Gagal nafas
Agitasi hebat atau kurang responsif
Normal atau hipotonia
Ada
Sangat meningkat diselingi periode
Pucat, berbercak (mottled) atau sianosis
Gerak cepat, buka saluran nafas, hisap lendir, berikan O2, segera berikan bantuan ventilasi tekanan positif bila pasien tidak membaik, pengobatan berdasarkan evaluasi selanjutnya

Henti nafas
Tidak responsif
Atonia
Tidak ada
Tidak ada
Sianosis
Segera buka saluran nafas, hisap lendir, brikan O2, segera beriakn bantuan ventilasi tekanan positif, nilai ulang ada/kembalinya nafas spontan, pengobatan berdasarkan efaluasi selanjutnya


PROGNOSIS
Bergantung dari etiologi, diagnosis dini, kecepatan serta peneanggalan gagal nafas


SURAT PERSETUJUAN
Diperlukan

RUJUKAN
1.      Macway-jones K, Molyneux E, Philip B, Wieteska S, Advance paediatric life support. The practical approarch. Edisi ke-3. London: BMJ Books; 2001.
2.      Bushore M, Seidel J, Fleiser G, Wagner D, Advanced Paediatric Life Suppor American Academy of Paediatric/American Colleger of Emergency Physicians. Illinois; 1991
3.      Carpenter TC, Dobyn EL, Durmowicz AG, Fergusaon MA, Stenmark KR. Critical care. Dalm : Hay WW, Hayward AR, Levin MJ, Sondheimer JM, Penyunting. Current pediatric diagnosis & treatment. Edisi ke 15. New York: Lange Medical Books/Mc.Graw-Hill; 2001.h.319-43
4.      Nichols DG, Vaster M, Lappe DG, Haller JA. Golden Hour. The handbook of advanced pediatric life support. Edisi ke-2. St Louis: Mosby-year Book, Inc;1996

No comments:

Post a Comment