GAGAL NAFAS PADA ANAK
BATASAN
Distres pernafasan adalah suatu keadaan sistem
respirasi melakukan kompensasi untuk memperbaikai pertukaran gas yang menurun
dalam paru serta mempertahankan oksigenasi dan ventilasi
Gagal nafas merupakan suatu keadaan sistem
respirasi gagal memenuhi kebutuhan metabolik tubuh untuk mengabsorbsi O2,
membuang CO2 dan berhubungan dengan hipoksemia, hiperkapnia, atau
kedua-duanya berhgantung kepada proses penyakitnnay
ETIOLOGI
Kegagal paru yang dapat terjadi karena penyakut
yang menyerang saluran nafas, alveoli, membran kapiler alveoli, tau sirkulasi
pulmonal yang menyebabkan hipoksemia dan hiperkapNia
Kegagalan pompa respirasi, terjadi karena
berbagai penyakit mulai dari pusat pernafsan diotak sampi medula spinalis
bagian atas, nervus frenikus, dan otot dinding dada, terutama menyebabkan
hiperkapnia
Tabel Penyebab Utama Gagal Nafas pada Anak
Kegagalan paru
Asma
Bronkiolitis
Displasia bronkopulmonal
Sindrom distres pernafasan akut
Obstruksi saluran nafas
Kegagalan pompa respirasi
Overdosis obat
Penyakit susunan saraf pusat
Penyakit
neuromuskular
a
sumber: Nichols dkk, 1996
TIPE GAGAL NAFAS
1.
Gagal nafas tipe I adalah kegagalan paru untuk
mengoksigenasi darah dan terjadi dalam 3 keadaan
Gangguan
ventilasi/perfusi (V/Q mismatch), terjadi bila darah mengalir kebagian paru
untuk ventilasinya buruk tau rendah. Keadaan ini paling sering.
Gangguan
difusi yang disebabkan oleh penebalan membran alveolaraatau pembentukan cairan
interstitial pada sambungan alvolar-kapiler
Pirau
intrapulmonal yang terjadi bila aliran darah melaui area paru0paruyang tidak
pernah mengalami ventilasi
2.
gagal nafastipe II terjadi karena hipoventilasi
alveolar dan biasnya sekunder karena berbagai keadaan seperti disfungsi susunan
saraf puat, sedasi atau gangguan neuromuskular
Tabel Tipe Gagal Nafas
Temuan Klinis
|
Penyebab
|
Contoh
|
Tipe I
Hipoksia, PaCO2 ¯
PaO2 normal
Tipe II
Hipoksia
Hiperkapnia
PaO2 ¯
PaCO2
|
Gangguan ventilasi/perfusi
Gangguan difusi pirau
hipoventilasi
|
Posisi
(terlentang ditenpat tidur), sindrom distres pernafasan akaut (SDPA),
atelektasis, pneumonia, emboli paru, displasia bronkopulmonal
Edema
paru, SDPA, pneumonia interstitial
Malformasi
artrio-vena paru, malformasi adenomatoid kongenital
Penyakit
neuromuskular (polio, sindrom Guillan Barrel, truma kepala, sedasi, disfungsi
dinding dada (luka bakar), kifosis, hiperreaktivitas saluran nafas berat
|
Sumber : Carpenter dkk, 2001
KRITERIA DIAGNOSIS
Gagal nafas
diawali oleh stadium kompensasi. Pada keadaan ini ditemukan peningkatan upaya
nafas (work of breathing) yang ditandai dengan adanya distres pernadasan
(pemakaian otot pernafasan tambahan, retraksi, takipnea, dan takikardia).
Stadium dekompensasi munsul belakangan ditandai dengan menurunnya upaya nafas
Anamnesis
Penurunan
aktivitas dan perubahan status mental, keluhan nafs pendek, sesak, atau sakit
kepala. Riwayat menelan benda asing dan infeksi saluran nafas atas sebelumnya
Pemerikasaan fisis
Peningkatan
upaya nafas dan perubahan pola serta frekuensi nafas
Takikardia
Retraksi
dinding dada
Suara nafs melemah
Sianosis
Letargi, kesadaran ¯
Pulsus paradoksus > 30 mmHg
PaO2< 60 mmHg (F1O2
0,6)
PaCO2 > 45 mmHg
PH < 7,3
PENATALAKSANAAN
Terapi Farmakologi
1. Resusitas segera
Stabilisasi dan cegah perburukan. Berikan
oksigenasi, kontrol saluran nafs, tata laksana ventilasi, stabilisasi sirkulasi
dan terapi farmakologis
2. Gagal nafas diruang gawat darurat
- Survei primer : lakukan pemerikasaan observasional dengan Segitiga Penilaian Pediatri (tampilan, kinerja nafs, dan sirkulasi kekulit)
- Prioritas pengobatan : lakukan langkah resusitas ABC dan penilaian derajat kesadaran
- Survei sekunder : anamnesisi dan pemerikasaan fisis singkat dikerjakan simultan dan konprehensif bersamaan pada saat melakukan prioritas pengobatan
3. Bila pasien sadar
Penanganan minimal, bayi dipangkuan orangtua,
dalam posisi yang nyaman, jangan memaksakan pasien dalam posisi tidur, brikan
suplemen oksigen (aliran rendah atau tinggi), pasang pemantau kardiorespirasi
dan pulse oxymeter, akses intravena bila perlu, anamnesis, dan
pemerikasaan klinis singkat
4. Bila pasien tidak sadar
Buka jalan nafas (manuver tengadah kepala angkat
dagu, mengedapkan rahang), posisi pemulihan. Hisap lendir (10 detik), ventilasi tekanan positif
dengan O2 100%. Intubasi endotrakeal dan pijat jantung luar bila diperlukan.
Terapi Farmakologi
Inflamasi
bronkus, edema mukosa, kontraksi otot polos jalan napas dan peningkatan
produksi dan viskositas mukus dapat mengakibatkan obstruksi, peningkatan
resistensi jalan napas, V / Q mismacth dan peningkatan ruang rugi (VD).
Pada keadaan ini beberapa preparat farmakologis dapat digunakan:
- b2-agonis
- Antikolinergik
- Kortikosteroid
- Teofilin
Obat-obatan yang bisa diberikan pada gagal nafas
Obat
|
Preparat
pemberian
|
Cara pemberian
|
Dosis
|
Terbutalin
|
Larutan 0,5%
|
Inhalasi
|
0,05-0,15 mg/kg
|
Epinefrin
|
MDI 0,2 mg/puff
Larutan 0,1%
|
Inhalasi
Subkutan
|
1-2 puff
0,2 mg/kg (maks 6 mg)
|
Aminofilin
|
1 mg/mL (1:1000)
|
Intravena
|
4-6 mg/kg dalam 30” dilanjutkan 0,8-0,9
mg/kg/jam
|
Metilprednisolon
|
Larutan 24 mg/mL
|
Intravena
|
1 mg/kg tiap 6 jam
|
Kombinasi budesonid dan terbutalin
|
Tabel Tindakan Awal Gagal Nafas
Penilaian
Status mental
Tonus otot/posisi tubuh
Gerakan dada
Upaya nafas
Warna kulit
Tindakan
Penilaian
Status mental
Tonus otot/posisi tubuh
Gerakan dada
Upaya nafas melemah
Warna kulit
Tindakan
Penilaian
Status mental
Tonus otot/posisi tubuh
Gerakan dada
Upaya nafas
Warna kulit
Tindakan
|
Distres pernafasan
Sadar, agitasi, melawan
Normal, posisi tripod
Ada
Meningkat
Kemerahan atau pucat
Pendekatan segera,
bekerja dengan tingkat sedang, bantu anak dalam posisi nyaman, beri O2
tanpa menyebabkan agitasi, pengobatan berdasarkan evaluasi selanjutnya.
Gagal nafas
Agitasi hebat atau
kurang responsif
Normal atau hipotonia
Ada
Sangat meningkat
diselingi periode
Pucat, berbercak
(mottled) atau sianosis
Gerak cepat, buka
saluran nafas, hisap lendir, berikan O2, segera berikan bantuan
ventilasi tekanan positif bila pasien tidak membaik, pengobatan berdasarkan
evaluasi selanjutnya
Henti nafas
Tidak responsif
Atonia
Tidak ada
Tidak ada
Sianosis
Segera buka
saluran nafas, hisap lendir, brikan O2, segera beriakn bantuan
ventilasi tekanan positif, nilai ulang ada/kembalinya nafas spontan,
pengobatan berdasarkan efaluasi selanjutnya
|
PROGNOSIS
Bergantung dari etiologi, diagnosis dini,
kecepatan serta peneanggalan gagal nafas
SURAT PERSETUJUAN
Diperlukan
RUJUKAN
1.
Macway-jones K, Molyneux E, Philip B, Wieteska S,
Advance paediatric life support. The practical approarch. Edisi ke-3. London:
BMJ Books; 2001.
2.
Bushore M, Seidel J, Fleiser G, Wagner D, Advanced
Paediatric Life Suppor American Academy of Paediatric/American Colleger of
Emergency Physicians. Illinois; 1991
3.
Carpenter TC, Dobyn EL, Durmowicz AG, Fergusaon MA,
Stenmark KR. Critical care. Dalm : Hay WW, Hayward AR, Levin MJ, Sondheimer JM,
Penyunting. Current pediatric diagnosis & treatment. Edisi ke 15. New York:
Lange Medical Books/Mc.Graw-Hill; 2001.h.319-43
4.
Nichols DG, Vaster M, Lappe DG, Haller JA. Golden Hour.
The handbook of advanced pediatric life support. Edisi ke-2. St Louis:
Mosby-year Book, Inc;1996
No comments:
Post a Comment