PENYAKIT MEMBRAN HIALIN
(PMH)
(HYALINE MEMBRANE
DISEASE)
BATASAN
Disebut juga respiratory distress
syindrome (RDS) atau sinkron gawat pernafasan (SGP) tipe 1. merupakan gawat
nafas pada BKB yang terjadin segera atau beberapa saat setelah lahir, ditandai
dengan adanya kesukaran bernafas (pernafasan cuping hidung. Dispnea/takipnea.
Retraksi suprasternal, interkosa, epigastrik dan sianosis) yang menetap atau
menjadi progersif dalam 48-96 jam pertama kehidupan. Pada pemeriksaan
radiologik ditemukan adanya gambaran retikulogranular yang uniform dengan air
bronchogram.
ETIOLOGI
Defisiensi surfaktan
FAKTOR RISIKO
1.Prematuritas
2.Ibu DM
3.Lahir dengan seksio sesaria
4.Asfiksia perinatal
5.Genetik (riwayat PMH pada saudara kandung, jenis
kelamin laki-laki)
KRITERIA DIAGNOSIS
- BKB disertai kesukaran pernafasan : Takipnea (> 60x/menit) retraksi kostal, sianosis pada udara kamar yang menetap atau menjadi progresif setelah 48-96 jam pertama kehidupan (skor Silverman > 7). Hipotensi, hipotermia, edema, perifer, edema paru, ronki halus inspiratoir.
- Perjalanan klinis bervariasi sesuai dengan BB bayi, berat penyakit, adanya infeksi dan derajut pirau PDA-nya
- Gambaran khas pada foto toraks : Retikulogranular uniform dengan air bronchogram.
- Laboratorium
Darah : Hb, Ht dan
gambaran darah tepi tidak menunjukkan tanda infeksi
Kultur
sterptokokus (-)
Analisis gas :
Hipoksemia, asidemia yang berupa, metabolik, respiratorik atau kombinasi.
Rasio lesitin-spingomielin < 2 : 1 (jika memungkinkan)
Aspirat lambung
(jika memungkinkan) : tes kocok/foam test (+)
Ketuban (jika
memungkinkan) : foam test (+).
DIAGNOSIS BANDING
1. Pneumonia
2. TTN
3. Sindroma
aspirasi mekonium
4. Pneumotoraks
5. Perdarahan
paru
6. Hemia
diafragmatika
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Darah : Hb, Ht, glukosa, work up
sepsis, elektrolit, Ca, faktor rhesus, tes Coomb dan analisis gas.
Rasio lesitin spingomielin
Aspirat lambung : Tes kocok
Ketuban : Tes kocok
Foto toraks
PENYULIT
1. Kebocoran udara
2. Infeksi
3. Perdarahan intra kranial
4.
Retrolental fibroplasia
5.
Displasia bronkopulmonal.
PENATALAKSANAAN
Terapi Non-Farmakologi
1. Pertahankan
suhu bayi ± 36,5 oC.
2.
Pertahankan oksigenasi
adekuat, PaO2 50-70 mmHg (jika memungkinkan) untuk memenuhi
kebutuhan normal fungsi jaringan dan mencegah asidosis (laktat), syok serta
pirau dari kanan-kekiri (PDA).
Untuk
mempertahankan keadaan tersebut dapat dicapai melalui pemberian O2
dengan menggunakan head box, CPAP atau pernafasan buatan, tergantung hasil
analisis gas.
3.
Cairan dan elektrolit :
Hari ke 1 : Glukosa 5-10%, 50-70 ml/kgBB/24 jam.
Hari ke 2 : Ditambah
NaCl 3%, 2-3 mEq/kgBB, KcI 2 mEq/kgBB dan Ca 100-200 mg/kgBB/hr
Na
bikarbonat dapat diberikan sesuai analisis gas.
4. Pertahankan sirkulasi darah, jika Ht turun
< 40% → transfusi.
5. Antibiotik (dihentikan jika bukan karena
infeksi)
6.
Atasi setiap penyulit
7.
Pemantauan
o
Observasi tanda vital
o
Laboratorium
§ Analisa gas setiap hari bila
memungkinkan sampai terapi O2 distop
§ Hb, Ht, leukosit, hitung jenis, trombosit
§ Ca, gula darah tiap hari (3 hari)
o
USG
kepala (jika memungkinkan)
o
Jika
sudah memungkinkan, O2 distop secara bertahap.
PROGNOSIS
Sangat tergantung pada BB lahir dan umur
gestasi (berbanding terbalik dengan kemungkinan timbulnya penyulit).
No comments:
Post a Comment