Sunday, June 14, 2015

SEPSIS NEONATUS



SEPSIS PADA NEONATUS
BATASAN
      Sindroma klinis yang ditandai gejala sistemik dan disertai bakteremia.

KLASIFIKASI
1.      Sepsi awitan awal : segera segera lahir < 7 hari
2.      Sepsi awitan lanjut : infeksi nosokomial dan terjadi > 7 hari.

ETIOLOGI
1.      Bakteri garam – positif
·   Streptokokus grup B : penyebab paling sering.
·   Stafilokokus koagulase negatif : penyebab utama bakteremia nosokomial.
·   Streptokokus bukan grup B
2.      Bakteri garam – negatif
·         Escherichia coli K1 : penyebab nomor 2 terbanyak
·         Listeria monocytogenes
·         H. Influenzae
·         Pseudomonas
·         Klebsiela
·         Enterobakter
·         Salmonela
·         Bakteri anaerob
·         Gardenella vaginalis

PATOFISIOLOGI
1.      Sepsis awitan awal
·         Transplasental (antepartum)
·         Asenderens  kuman vagina (partus lama, KPSW)
·         Waktu melewati jalan lahir (kuman dari vagina dan rektum)
2.      Sepsis awitan lanjut
·         Tindakan manipulasi (intubasi, kateterisasi, pemasangan infus, dll)
·         Defek kongenital (omfalokel, meningokel, labioskizis, labiopalatoskizis, dll). Koloni kuman berasal dari saluran nafas atas, konjungtiva, membran murkosa, umbilikus dan kulit yang menyebabkan invasi/menyebar secara sistematik.

FAKTOR PREDISPOSISI

1.      Faktor ibu
·         KPSW
·         Infeksi peri partum
·         Partus lama
·         Infeksi intra partum
2.      Faktor bayi
·         BBLR
·         Prematuritas
·         KMK
·         Defek kongenital
·         Bayi laki-laki lebih banyak dari perempuan
·         Tindakn resusitasi saat melakukan intubasi
·         Kehamilan kembar.

KRITERIA DIAGNOSIS

Gejala klinis
1.      Umum
·         Bayi tidak tampak sehat (Not doing weel)
·         Bayi tidak mau minum (Poor Feeding), retensi cairan lambung banyak.
·         Suhu badan labil (hipo/hipotermia)
2.      Saluran cerna
·         Muntah, diare, distensi abdomen, hepaatomegali
3.      Gangguan pernafasan
·         Merintih
·         Pernafasan cuping hidung (dispnea, takibnea), retraksi
·         Apnea
4.      Gangguan kardiovaskuler
·         Takikardia, bradikardia, hipotensi
5.      Gangguan SSP
·         Penurunan kesadaran (letargis → koma)
·         Tremor, jettery, kejang, irritable, hipotonia, apnea.
6.      *Gangguan  hematologik
·         Pucat, ikterus, perdarahan, pembesaran limpa kulit
·         Petekia, purpura, sklerema, mottling

Laboratorium
1.      Anemia
2.      Leukopenia < 4.000/mm3, leukositosis > 25.000-30.000/mm3
Pergeseran kekiri
3.      Neutropenia absolut < 1.000/mm3, rasio neutrofil imatur : total > 0,2
Granular toksik.
4.      Trombositopenia
5.      LED dan C-reactive protein (CRP) ↑
6.      Kultur darah, cairan serebrospinal, dll (+)
7.      Cairan serebrospinal : jika meningitis → keruh disertai leukosit ↑

KRITERIA DIAGNOSIS SEPSIS PADA NEONETUS
1.      VARIABEL KLINIS
·         Suhu tubuh yang tidak stabil
·         Laju nadi >180 kali/menit atau <100 kali/menit
·         Laju nafas >60kali/menit, dengan retraksi atau desaturasi oksigen
·         Letargi
·         Intoleransi glukosa (plasma glukosa >10 mmol/L)
·         Intoleransi minimum
2.      VARIABEL HEMODINAMIK
·         Tekanan darh <2 SD menurut usi bayi
·         Tekann darahsistolik <50 mmHg (bayi usia 1 hari)
·         Tekanan darah sistolik <65 mmHg (bayi usia <1 bulan)
3.      VARIABEL PERVUSI JARINGAN
·         Pengisian kembali kapiler/capillary refill >3 detik
·         Asam laktat plasma >3 mmol/L
4.      VARIABEL INFLAMASI
1.      Leukositosis (>34.000 x 109/L)
2.      Leukopenia (<5000 109/L)
3.      Neutrofil muda >10 %
4.      Neutrofil muda/total neutrofil (I/T ratio) >0,2
5.      Trombositopenia <100.000 x 109/L
6.      C Reactive Protein >10 mg/dL atau >2 SD dari nilai normal
7.      Procalcitonin >8,1 mg/dL atau 2 SD dari nilai normal
8.      IL-6 atau IL-8 >70 pg/ml
9.      16 S rRNA gene PCR : positif

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.      Kultur dan garam pada lesi fokal, misalnya tali pusat.
2.      Darah
·         Gambaran darah tepi
·         Pewarnaan gram
·         LED, CRP dan haptoglobin (jika memungkinkan)
·         Tes deteksi antigen (jika memungkinkan)

3.      Kultur
·         Urine
·         Rutin dan kultur
·         Cairan sereprospinal : Gram dan kultur

PENYULIT

1.      Meningitis bakterialis
2.      EKN
3.      KID
4.      Syok septik.

PENATALAKSANAAN

Terapi Non-Farmakologi
Umum
1.      Rawat dalam ruang isolasi/inkubator
2.      Cuci tangan sebelum dansesudah memeriksa bayi
3.      Pemeriksaan harus memakai pakaian ruangan yang telah disediakan
4.      Pengaturan suhu dan posisi bayi   

Khusus
1.      Suportif : menjaga stabilitas hemodinamik dan oksigenasi jaringan vital.
2.      O2 : Bila sianosis, distres pernafasan, apnea dan serangan kejang
3.      Pemberian cairan  dan elektrolit
4.      Pada keadaan  umum jelek → nutrisi paranteral sesuai dengan  umur dan BB bayi
5.      Bila keadaan umum baik → nutrisi enteral secara bertahap dan parenteral dikurangi sampai kebutuhan rumatan terpenuhi
6.      Atasi kejang (lihat terapi kejang pada neonatus)
7.      Atasi hiperbilirubin (lihat terapi hiperbilirubinemia pada neonatus)
8.      Atasi anemia dan syok
Terapi Farmakologi

Antibiotik.
Sebelum pemberian antibiotik, periksa kultur dan tes resistensi
Antibiotik spektrum luas untuk gram (+) dan (-) selama belum ada hasil kultur.
Terapi awal (sebelum ada hasil kultur dan resistensi) :
1.      Kombinasi ampisilin + aminoglikosa
Ampisilin 50 mg/kgBB/dosis, i.v
Bayi < 7 hari diberikan 2 dosis
Bayi ≥ 7 hari diberikan 3-4 dosis
2.      Aminoglikosida
         < 2.500 g : 1,5 mg/kgBB/dosis, i.v. 2x/hari
         ≥ 2.500 g : 2,5 mg/kgBB/dosis, i.v. 2x/hari
3.      Kombinasi  sefotaksim + aminoglikosida (sepsis diduga karena Gram (-)
4.      Sefotaksim
            < 7 hari : 100 mg/kgBB/hari , i.v. dibagi 2 dosis
            ≥ 7 hari : 150 mg/kgBB/hari, i.v. dibagi 3 dosis
            untuk meningitis : 200 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
Bila klinis dan laboratorium tidak ada perbaikan setelah 48 jam → antibiotik diganti dengan antibiotik alternatif sesuai dengan gambaran klinis penderita

Imunoterapi
1.      Imunoglobulin
2.      Infus granulosit
3.      Transfusi ganti
Asimtomatik (lihat bagian bawah)

PROGNOSIS

      Kematian akibat sepsis >xpada BKB dibandingkan BCB.

No comments:

Post a Comment