SEPSIS PADA NEONATUS
BATASAN
Sindroma
klinis yang ditandai gejala sistemik dan disertai bakteremia.
KLASIFIKASI
1. Sepsi awitan awal : segera segera lahir
< 7 hari
2. Sepsi awitan lanjut : infeksi nosokomial
dan terjadi > 7 hari.
ETIOLOGI
1. Bakteri garam – positif
· Streptokokus grup B : penyebab
paling sering.
· Stafilokokus koagulase negatif :
penyebab utama bakteremia nosokomial.
· Streptokokus bukan grup B
2. Bakteri garam – negatif
·
Escherichia coli K1 : penyebab nomor 2 terbanyak
·
Listeria monocytogenes
·
H. Influenzae
·
Pseudomonas
·
Klebsiela
·
Enterobakter
·
Salmonela
·
Bakteri anaerob
·
Gardenella vaginalis
PATOFISIOLOGI
1.
Sepsis awitan awal
·
Transplasental (antepartum)
·
Asenderens
kuman vagina (partus lama, KPSW)
·
Waktu
melewati jalan lahir (kuman dari vagina dan rektum)
2. Sepsis awitan lanjut
·
Tindakan
manipulasi (intubasi, kateterisasi, pemasangan infus, dll)
·
Defek
kongenital (omfalokel, meningokel, labioskizis, labiopalatoskizis, dll). Koloni
kuman berasal dari saluran nafas atas, konjungtiva, membran murkosa, umbilikus
dan kulit yang menyebabkan invasi/menyebar secara sistematik.
FAKTOR PREDISPOSISI
1.
Faktor ibu
·
KPSW
·
Infeksi
peri partum
·
Partus
lama
·
Infeksi
intra partum
2.
Faktor bayi
·
BBLR
·
Prematuritas
·
KMK
·
Defek
kongenital
·
Bayi
laki-laki lebih banyak dari perempuan
·
Tindakn
resusitasi saat melakukan intubasi
·
Kehamilan
kembar.
KRITERIA DIAGNOSIS
Gejala klinis
1.
Umum
·
Bayi tidak tampak sehat (Not doing weel)
·
Bayi tidak mau minum (Poor Feeding),
retensi cairan lambung banyak.
·
Suhu badan labil (hipo/hipotermia)
2.
Saluran cerna
·
Muntah, diare, distensi abdomen, hepaatomegali
3. Gangguan pernafasan
·
Merintih
·
Pernafasan
cuping hidung (dispnea, takibnea), retraksi
·
Apnea
4. Gangguan kardiovaskuler
·
Takikardia,
bradikardia, hipotensi
5. Gangguan SSP
·
Penurunan
kesadaran (letargis → koma)
·
Tremor,
jettery, kejang, irritable, hipotonia, apnea.
6. *Gangguan
hematologik
·
Pucat,
ikterus, perdarahan, pembesaran limpa kulit
·
Petekia, purpura, sklerema, mottling
Laboratorium
1.
Anemia
2.
Leukopenia < 4.000/mm3, leukositosis >
25.000-30.000/mm3
Pergeseran
kekiri
3. Neutropenia absolut < 1.000/mm3,
rasio neutrofil imatur : total > 0,2
Granular toksik.
4. Trombositopenia
5. LED dan C-reactive protein (CRP) ↑
6. Kultur darah, cairan serebrospinal,
dll (+)
7. Cairan serebrospinal : jika
meningitis → keruh disertai leukosit ↑
KRITERIA DIAGNOSIS
SEPSIS PADA NEONETUS
1. VARIABEL KLINIS
·
Suhu
tubuh yang tidak stabil
·
Laju
nadi >180 kali/menit atau <100 kali/menit
·
Laju
nafas >60kali/menit, dengan retraksi atau desaturasi oksigen
·
Letargi
·
Intoleransi
glukosa (plasma glukosa >10 mmol/L)
·
Intoleransi
minimum
2. VARIABEL HEMODINAMIK
·
Tekanan
darh <2 SD menurut usi bayi
·
Tekann
darahsistolik <50 mmHg (bayi usia 1 hari)
·
Tekanan
darah sistolik <65 mmHg (bayi usia <1 bulan)
3. VARIABEL PERVUSI JARINGAN
·
Pengisian kembali kapiler/capillary refill >3 detik
·
Asam
laktat plasma >3 mmol/L
4. VARIABEL INFLAMASI
1. Leukositosis (>34.000 x 109/L)
2. Leukopenia (<5000 109/L)
3. Neutrofil muda >10 %
4. Neutrofil muda/total neutrofil (I/T
ratio) >0,2
5. Trombositopenia <100.000 x 109/L
6. C Reactive Protein >10 mg/dL atau
>2 SD dari nilai normal
7. Procalcitonin >8,1 mg/dL atau 2 SD dari
nilai normal
8. IL-6 atau IL-8 >70 pg/ml
9. 16 S rRNA gene PCR : positif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kultur dan garam pada lesi fokal,
misalnya tali pusat.
2. Darah
·
Gambaran
darah tepi
·
Pewarnaan
gram
·
LED,
CRP dan haptoglobin (jika memungkinkan)
·
Tes
deteksi antigen (jika memungkinkan)
3. Kultur
·
Urine
·
Rutin
dan kultur
·
Cairan
sereprospinal : Gram dan kultur
PENYULIT
1. Meningitis bakterialis
2. EKN
3. KID
4. Syok septik.
PENATALAKSANAAN
Terapi Non-Farmakologi
Umum
1.
Rawat dalam ruang isolasi/inkubator
2.
Cuci tangan sebelum dansesudah memeriksa bayi
3. Pemeriksaan harus memakai pakaian ruangan
yang telah disediakan
4.
Pengaturan suhu dan posisi bayi
Khusus
1.
Suportif : menjaga stabilitas hemodinamik dan
oksigenasi jaringan vital.
2.
O2 : Bila sianosis, distres pernafasan,
apnea dan serangan kejang
3.
Pemberian cairan
dan elektrolit
4.
Pada keadaan
umum jelek → nutrisi paranteral sesuai dengan umur dan BB bayi
5.
Bila keadaan umum baik → nutrisi enteral secara
bertahap dan parenteral dikurangi sampai kebutuhan rumatan terpenuhi
6. Atasi kejang (lihat terapi kejang pada
neonatus)
7. Atasi hiperbilirubin (lihat terapi hiperbilirubinemia
pada neonatus)
8. Atasi anemia dan syok
Terapi Farmakologi
Antibiotik.
Sebelum pemberian antibiotik, periksa
kultur dan tes resistensi
Antibiotik spektrum luas untuk
gram (+) dan (-) selama belum ada hasil kultur.
Terapi awal (sebelum ada hasil
kultur dan resistensi) :
1. Kombinasi ampisilin + aminoglikosa
Ampisilin 50 mg/kgBB/dosis, i.v
Bayi < 7 hari diberikan 2 dosis
Bayi ≥ 7 hari diberikan 3-4 dosis
2. Aminoglikosida
< 2.500 g : 1,5
mg/kgBB/dosis, i.v. 2x/hari
≥ 2.500 g : 2,5
mg/kgBB/dosis, i.v. 2x/hari
3. Kombinasi sefotaksim + aminoglikosida (sepsis diduga
karena Gram (-)
4. Sefotaksim
<
7 hari : 100 mg/kgBB/hari , i.v. dibagi 2 dosis
≥
7 hari : 150 mg/kgBB/hari, i.v. dibagi 3 dosis
untuk
meningitis : 200 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
Bila klinis dan laboratorium tidak
ada perbaikan setelah 48 jam → antibiotik diganti dengan antibiotik alternatif
sesuai dengan gambaran klinis penderita
Imunoterapi
1.
Imunoglobulin
2.
Infus granulosit
3.
Transfusi ganti
Asimtomatik (lihat bagian bawah)
No comments:
Post a Comment