MENINGITIS
VIRUS
ICD =
G.02* dan A.87.9
SINONIM
: Aseptic Meningitis, Lymphocitic Choriomeningitis,
Aseptic Meningitis asso
ciated with herpes simplex type 2.
DEFINISI
:
Meningitis
Virus adalah infeksi selaput otak yang disebabkan oleh virus Herpes Simplex atau virus para-influenza.
ETIOLOGI :
1.
Entero-virus nonpolio
2.
Coxsackievirus.
3.
Echo-virus.
4.
Mumps virus.
5.
Virus Herpes Simplex.
6.
Arborvirus.
7.
Measles virus.
8.
Varicella-zoster virus.
9.
Adenovirus.
10.
HIV
11.
Epstein Barr virus.
12.
Cytomegalovirus.
PATOGENESIS
/ PATOFISIOLOGI :
1.
Patogenesa setiap jenis virus menyebabkan meningitis virus dapat
bermacam-macam. Namun terjadinya meningitis virus adalah merupakan komplikasi
yang jarang dari infeksi sistemik.
2.
Virus mula mula masuk melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan
atau saluran kencing, atau dapat juga melalui kulit yang terluka.
3.
Ditempat ia masuk telah terjadi replikasi primer, kemudian melalui
lintasan saraf perifer atau hematogen mencapai susunan saraf pusat.
4.
Sesudah replikasi primer, virus
menyebar kesaluran limfe, kemudian ke-aliran
5.
darah dan menyebabkan 'viremia
primer'. Kemudian virus masuk lagi ke SSP setelah terjadi 'viremia sekunder',
setelah mengalami replikasi di-otot, kulit, organinternal dan lemak.
6.
Kemudian virus masuk ke-pleksus
choroideus dan terus ke-SSP atau melalui infeksi sel endotel. Virus yang telah mencapai pleksus choroideus inilah yang sering menimbulkan
ensefalitis atau mielitis.
7.
Peradangan terdiri dari sel
mononuklear dengan destruksi fokal dari dinding ependim, fibrotik leptomening
basal dan inflamasi pleksus choroideus.
8.
Kombinasi destruksi sel ependim
dan meningen serta akibat respon radang berikutnya menimbulkan gejala berupa
demam, kaku kuduk, nyeri kepala dan fotofobia.
GAMBARAN KLINIK :
1.
Onset terjadi secara tiba tiba.
Pada sebagian kasus gejala awal disangka suatu 'flu' atau 'influenza like
illness' selama beberapa hari.
2.
Kemudian disusul dengan keluhan
nyeri kepala, demam, kaku kuduk, dan nyeri.
3.
Nyeri kepala biasanya intens,
dan lokasinya dibagian frontal-retro-orbital.
4.
Manifestasi yang jarang berupa
fotofobia, malaise, mialgia, mual, muntah, kerongkongan kering, menggigil dan
mengantuk.
5.
Pada pemeriksaan terlihat penderita tidak begitu sakit seperti pada
meningitis bakterialis.
6.
Suhu antara 38-40 derajat
Celcius.
7.
Kaku kuduk ditemui pada separoh
kasus terutama pada awal perjalanan penyakit.
8.
Tanda Kernig dan Brudzinski
ditemukan pada sebagian kecil penderita.
9.
Tanda ekstraneural memberi
petunjuk akan terjadinya infeksi virus ini, seperti adanya 'rash diffus' atau
'hand-foot and mouth disease' dan herpangina, pleurodinia, serta miokarditis
dan perikarditis, atau konjunktivitis dan miopati.
10.
Parotitis terjadi pada mumps
virus meningitis.
11.
Setelah beberapa hari, terlihat
gejala gejala secara progresive membaik, dan dapat mencapai beberapa minggu.
DIAGNOSIS dan PEMERIKSAAN :
1.
Pemeriksaan CSS adalah paling
penting dalam menegakkan diagnosa.
·
Warna CSS jernih, dengan
tekanan dapat meninggi.
·
Hitung sel : 10 - 1000 se/mm3,
tapi umumnya kurang dari 300.
·
Sel yang dominan adalah
Limfositik mononuklear, namun setelah hari ke 2 sel -
·
yang dominan adalah Leukosit
Polimorfonuklear.
·
Glukosa normal dan bahkan dapat
menurun sampai 5-15% kasus.
·
Protein biasanya normal dan
dapat meningkat sampai 50-100 mg%.
Pemeriksaan Darah : Didapatkan Hitung sel darah normal
sampai meningkat.
·
Dapat dijumpai pergeseran kekiri (shift to the left).
·
Test faal hepar abnormal selama infeksi karena limfositik
choriomeningitis.
·
Meningkatnya amilase dan lipase serta thrombositopenia.
3.
EEG didapatkan perlambatan
difus, tapi tidak spesifik.
4.
CT - Scan dan MRI biasanya
normal.
5.
Untuk membedakan jenis virus
penyebab, maka dianjurkan dilakukannya :
- Kultur dengan isolasi virus dari usapan tenggorokan, urine dan feses.
- Pemeriksaan antigen dan antibodididalam serum konvalesen.
- Deteksi RNA atau DNA dalam CSS dengan menggunakan 'polymerase change reaction'.
DIAGNOSIS BANDING :
1.
Perdarahan Sub-arachnoidea, karena dijumpai adanya nyeri kepala, kaku
kuduk dan demam.
2.
Meningitis bakterialis yang diobati secara tidak adekuat, dapat
menyerupai penyakit ini.
3.
Infeksi spirochaetta (sifilis, leptospirosis, lyme disease) pada SSP,
meningitis parameningeal, meningitis tbc dan meningitis kriptokokus, dapat
diragukan dengan kasus ini, karena glukosa juga menurun.
4.
Meningeal carcinomatosis, chemical meningitis, sarkoid, colagen
vascular disease serta vasculitis.
5.
Pemberian obat obatan seperti NSAID, antineoplastic agents,
immunosuppressant (OKT-3), trimethoprim dan immunoglobulin intravena.
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
:
1.
Tidak ada pengobatan yang
spesifik untuk kebanyak infeksi virus ini, kecvuali karena infeksi virus
herpes.
2.
Diperlukan hospitalisasi untuk
perawatan suportive, terutama karena nyeri kepala hebat, dehidrasi karena mual dan
muntah.
3.
Hospitalisasi juga diperlukan
untuk pencegahan terjadinya infeksi sekunder yang menjurus kepada meningitis
bakterialis.
4.
Pemberian antibiotika spektrum
luas diperlukan sampai CSS dan kultur darah menjadi negative (-).
b.
Drug of choice :
Nama Obat :
............................................. (nama generik)
Dosis satu kali :
..............................................
Dosis sehari :
..............................................
Lama terapi :
..............................................
c.
Obat pengganti (jika alergi atau kontra indikasi )
Nama Obat :
............................................. (nama generik)
Dosis satu kali :
..............................................
Dosis sehari : ..............................................
Lama terapi :
..............................................
PROGNOSIS dan KOMPLIKASI :
1.
Umumnya meningitis virus akan
sembuh dalam waktu 1-2 minggu, tanpa memerlukan hospitalisasi.
2.
5% penderita dapat terjadi
defisit residual, dengan sisa gejala berupa 'lingering', malaise dan fatigue,
gangguan intelektual ringan dan gangguan berbicara (terutama pada bayi), kejang
, dan paralisis nervus kranialis.
3.
Komplikasi yang paling berat
adalah meluasnya infeksi menjadi 'ensefalitis', terjadinya infeksi sistemik
yang berat seperti nekrosis hepar dan bahkan kematian.
No comments:
Post a Comment