Wednesday, June 3, 2015

MENINGITIS TUBERKULOSA



MENINGITIS TUBERKULOSA

1.      Batasan
Meningitis tuberkulosa adalah reaksi keradangan yang mengenai salah saru atau semua selaput meningen di sekeliling otak dan medula spinalis yang disebabkan oleh karena kuman tuberkulosa.
2.      Patofisiologi
Akibat rangsangan yang diduga oleh karena proses imunologik, menyebabkan tuberkel yang kecil-kecil (Rich’s foci) pecah masuk ke dalam aliran serebro spinal ke dalam ruangan subarachnoid atau kedalam sistem ventrikel menyebabkan terjadi meningitis.

3.      Gejala Klinis
Gejala-gejala seperti pada meningitis pada umumnya dan dapat dibagi dalam 3 stadium:
1.    Keluhan non spesifik
·           Kelemahan umum, apatis, anoreksia, subfebril, nyeri kepala yang kumat-kumatan dan nyeri otot. Pada tahap ini kesadaran masih baik.
·           Pada bayi: rewel, nyeri perut, fontanelia yang cembung lebih sering dijumpai dan kaku kuduk
·           Pada orang dewasa: panas mungkin tidakdijumpai, kebingunganyang kumat-kumatan dan kaku kuduk biasanya terjadi 1-3 minggu sesudah keluhan.
2.    Stadium rangsang meningeal (stadium intermediate)
·           Nyeri kepala, muntah, iritabel, kebingungan bertambah
·           Kelumpuhan saraf otak
·           Hidrosefalus
·           Penurunan kesadaran
·           Papil edema yang ringan
·           Terjadinya vaskulitis dan gangguan fokal
·           Kejang-kejang



3.    Stadium lanjut
·           Kebingungan bertambah, delirium yang berfluktuasi dan gejala fokal makin menghebat dan nyata. Pada tahap ini penderita sudah mengalami koma, disertai tanda-tanda toksisitas sistemik, juga didapatkan tanpa paresis/ paralysis.

4.      Diagnosis
1.    Anamnesis: mulai subakut, ada fokus infeksi, didapatkan kontak person
2.    Gejala klinis: tanda-tanda tersebut diatas
3.    Pemeriksaan tambahan:
a.         Pemeriksaan laboratorium rutin
b.        Tuberkulin skin test
c.         Pemeriksaan sputum dan kultur sputum
d.        Funduskopi
e.         Pemeriksaan liquor serebro spinalis
                                                              i.      Pemeriksaan liquor rutin: tekanan meningkat, jumlah sel meningkat terutama sel mononuklear, kadar protein meningkat, kadar glukosa menurun
                                                            ii.      Pemeriksaan dengan
1.      Smear: pengecatan ziehl nielsen/ TTH bahan diambil dari pellicle
2.      Penentuan TBSA=Tuberculo stearic acid di dalam liquor
3.      Kultur
Pemeriksaan liquor dilakukan selama 10 hari sekali sampai sel 30/3 dan dipulangkan bila dua kali pemeriksaan jumlah sel tetap 30/3 atau berkurang. Jangan melakukan punksi lumbal pada penderita dengan kesadaran menurun, lebih baik dilakukan CT-scan terlebih dahulu.
f.         CT scan kepala + Kontras/ MRI kepala, dikerjakan sebelum pelaksanaan punksi lumbal




5.      Penatalaksanaan Terapi (PDT soetomo, 2008)
·         Umum
·         Khusus:
o    Tergantung dari umur, penyebab dan penyulit
o    Terutama pada peningkatan tekanan intrakranial yaitu:
§   Perubahan pada retina
§   Respons pupil
§   Kenaikan tekanan darah yang disertai dengan bradikardia
§   Tanda-tanda defisit neurologis fokal dan atau lateralisasi
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan Ct scan, bila didapatkan tanda-tanda tersebut
o    Obat-obat tuberkulostatik
Digunakan quadruple drug yaitu INH, rifampisin, pirazinamid per oral dan streptomycine intramuskular. Bila terdapat kelainan faal hepar digunakan INH, streptomycine, ethambutol (15 mg/ kg BB).
o    Pemberian kortikosteroid.
Kortikosteroid diberikan bila:
§   Penderita dalam keadaan syok-renjatan
§   Penderita dengan peningkatan tekanan intrakranial
§   Ada tanda-tanda fokal yang progresip di hemisfer, batang otak, myelum atau akar saraf.
Tabel obat-obat tuberkulostatik
Obat
Dosis Dewasa
Dosis Maksimal
Interval Pemberian
ESO
INH
5-10 mg/ kg BB/ hari secara oral
400mg/hari
24 jam
hepatotoksik, neuropati peri-fer, reaksi hematogen, alergi
Rifampisin
15-20 mg/ kg BB/ hari secara oral
600mg/ hari
24 jam
hepatotoksik
Pirazinamid
30-35 mg/ Kg BB/ hari secara oral
2 g/ hari secara oral
6-8 jam
hepatotoksik, hiperurisemia
Sterptomycine sulfat
15 mg/ kg BB/ hari secara intramuskular
i g/ hari secara intramuskular
12-24 jam
gangguan vestibuler dan alergi

Lama pemberian obat-obat ini:
·           Pada penderita yang masuk pada stadium I dan II diberikan selama 9-12 bulan
·           Pada penderita yang masuk pada stadium III pengobatan diberikan selama 12-18 bulan
Pada penderita dengan tuberkuloma pengobatan diberikan selama 24 bulan

No comments:

Post a Comment