Saturday, June 20, 2015

PNEUMONIA



    PNEUMONIA

No. ICD-10 : J 12 – 18

I
Batasan
Adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus dan parasit). Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk
 
II
Patofisiologi
-

III
Gejala klinis




·           Batuk-batuk (dari kering sampai berdahak)
·           Perubahan karakteristik dahak / purulen
·           Sesak nafas yang semakin memberat
·           Kadang-kadang disertai nyeri dada dan batuk darah
·           Demam

IV
Pemeriksaan dan diagnosis





























 Klasifikasi diagnosis
Pemeriksaan fisik
1.         Suhu tubuh ≥ 380C (aksila) / riwayat demam
2.         Pemeriksaan fisik paru : ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara nafas bronkovesikuler/bronkial, ronki

Pemeriksaan penunjang
            Umum
·         Foto toraks PA dan Lateral (sesuai letak lesi)
Infiltrat sampai konsolidasi dengan “air bronchogram”, penyebaran bronkogenik dan interstiasial serta kadang-kadang gambaran kaviti dan efusi pleura

·         Laboraturium darah rutin
Leukosit : ≥ 10.000/mm2,
                kadang-kadang mencapai 30.000/mm2
Hitung jenis : pergeseran ke kiri
LED meningkat

·         Pemeriksaan bakteriologi sputum

4.2. Khusus
·         Pemeriksaan mikroorganisme dan uji sensitiviti dari :
o   Sputum
o   Aspirasi trantrakeal*
o   Aspirasi transtorakal*
o   Bilasan bronkus
·         Analisa gas darah, pada stadium lanjut
Catatan : * bila ada sarana

Berdasarkan klinis dan epidemiologis
1.       Pneumonia komuniti (community-acquired pnemonia / CAP)
2.       Pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia / HAP)
3.       Pneumonia aspirasi
4.       Pneumonia pada penderita immunocompromised
Berdasarkan penyebab
1.       Pneumonia bakterial / tipikal
2.       Pneumonia atipikal
3.       Pneumonia virus
4.       Pneumonia jamur (dibicarakan tersendiri)

Berdasarkan predileksi infeksi
1.       Pneumonia lobaris
2.       Bronkopneumonia
3.       Pneumonia interstisial
V
Diagnosis differensial
·           TB Paru
·           Mikosis paru
·           Tumor paru

VI
Penyulit / Komplikasi
6.1. Karena penyakit





6.2. Karena tindakan

1.         Abses paru
2.         Empiema
3.         Atelektasis
4.         Septikemis
5.         Gagal nafas

1.         Perdarahan
2.         Empiema
3.         Septikemia

VII
Penatalaksanaan
7.1    Non-Farmakologi



7.2    Farmakologi


























7.3    Terapi khusus






·           Istirahat
·           O2
·           Hidrasi (terapi cairan)

·           Antibiotika
1.       Awal terapi bersifat empirik
o   Oral :
Ko-amoksiklav, 3 x  625 mg
Ciprofloksasin, 2 x 500 mg
Levofloksasin, 1 x 500 mg
Azitromisin, 1 x 500 mg hari I, dilanjutkan
                   1 x 250 mg hari berikutnya
Eritromisin, 4 x 500 mg
Metronidazol, 3 x 500 mg

o   Injeksi :
Ko-amoksiklav, 3 x  625 mg IV
Ciprofloksasin, 2 x 200 – 400 mg IV
Levofloksasin, 1 x 500 mg IV
Ceftriakson, 2 x 1 gr IV
Amoksisilin, 3 x 500 mg IV
Metronidazol, 3 x 500 mg IV
2.             Setelah keluar hasil kultur, antibiotika diberikan sesuai kultur
·           Mukolitik / Ekspektoran :
o      Ambroksol 3 x1 tablet, p.o atau sirup 3 x cth1
o      Bromheksin 3 x 1 tablet , p.o atau sirup 3 x cth 1 atau injeksi 3 x 1 ampul
o      N-asetilsistein 3 x 1 kapsul, p.o atau 3 x 1 sachet

·           Pengisapan lendir bila perlu dengan bronkoskopi
·           Bronchial toilet bila terdapat :
-          retensi sputum
-          atelektasis
·           Ventilator mekanik bila terjadi gagal nafas
VIII
Catatan Tambahan
Rawat inap bila :
1.         Skor PORT ≥ 70
2.         Bila skor PORT £ 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu kriteria dibawah ini :
o      Frekwensi nafas > 30 x / menit
o      PaO2/FiO2 < 250 mmHg
o      Foto torak paru menunjukkan kelainan bilateral
o      Foto torak paru melibatkan > 2 lobus
o      Tekanan darah sistolik < 90 mmHg
o      Tekanan darah diastolik < 60 mmHg
3.         Pneumonia pada pengguna NAPZA

IX
Daftar Pustaka
1.       Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Cabang Jakarta. Standard Pelayanan Medik Paru. Jakarta: PDPI Cabang Jakarta: 1998
2.       Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Pneumonia Komuniti Di Indonesia. Jakarta; PDPI:  2003
3.       Rabbat A, Huchon GJ. Bacterial Pneumonia. In: Albert RK, Spiro SG, Jett JR ed. Clinical Respiratory Medicine. 2and ed. Pennsylvania: Mosby, Inc; 2004. p.273-287


No comments:

Post a Comment