Saturday, June 20, 2015

PNEUMOTORAKS



PNEUMOTORAKS


No. ICD-10 : A 15.0, A 16.0, J 93

I
Batasan
Adalah adanya udara bebas di dalam rongga pleura antara dinding dada dan paru yang disebabkan oleh trauma dada, penyakit paru, atau yang terjadi secara spontan. Kadang-kadang terjadi pada wanita akibat endometriosis ( yang terjadi bersamaan saat haid )
 
II
Patofisiologi


III
Gejala Klinis







Klasifikasi diagnosis
·           Sesak nafas dan atau nyeri dada yang terjadi mendadak dan semakin berat
·           Pada pneumotoraks ventil, sesak nafas semakin lama semakin hebat, nadi lebih cepat, gelisah, keringat dingin dan sianosis
·           Pneumotoraks katamenial terjadi bersamaan dengan menstruasi

Berdasarkan penyebabnya
1.       Pneumotoraks spontan
a.             Pneumotoraks spontan primer
b.             Pneumotoraks spontan sekunder
2.       Pneumotoraks traumatik
3.       Pneumotoraks artifisial
4.       Pneumotoraks iatrogenik

Berdasarkan jenis fistel
1.       Pneumotoraks terbuka
2.       Pneumotoraks tertutup
3.       Pneumotoraks ventil

Berdasarkan luas pneumotoraks
1.       Pneumotoraks parsial
2.       Pneumotoraks total

IV
Pemeriksaan dan Diagnosis
Pemeriksaan fisik, pada sisi yang sakit
·           Dada sisi yang sakit lebih cembung dan pergerakan tertinggal pada pernafasan
·           Fremitus melemah
·           Perkusi hipersonor
·           Suara nafas menghilang

Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
·           Foto toraks PA
Udara dalam rongga dada dan kollaps paru yang dibatasi oleh bayangan pleura viseral
Kadang-kadang diperlukan foto dalam ekspirasi maksimal bila dicurigai pneumotoraks ringan atau foto lateral bila diduga disertai efusi pleura

            Khusus
·           Bronkoskopi
V
Diagnosis Banding
·           Emfisema
·           Asma bronkial
·           IMA (Infark Miokard Akut)
·           Emboli paru

VI
Penyulit / Komplikasi
6.1. Karena penyakit






6.2. Karena tindakan

·           Emfisema subkutis
·           Efusi pleura
·           Empiema
·           Pada pneumotoraks ventil dapat terjadi torsi jantung dan pembuluh darah besar
·           Gagal nafas

·           Emfisema subkuits
·           Edem paru
·           Perdarahan
·           Empiema
VII
Penatalaksanaan
7.1    Non-Farmakologi



7.2    Farmakologi


7.3    Terapi khusus






·           Pemasangan “mini WSD” / pungksi aspirasi emergensi
·           O2
·           Fisioterapi

Tergantung penyakit dasar. Jika disebabkanoleh TB paru diperlukan obat-obat anti tuberkulosis (OAT)

·           Pemasangan WSD, dengan Nellaton Catheter no 20 atau Thorax tube no 28
·           Pleurodesis bila pneumotoraks berulang, dengan
o      Tetrasiklin 35 mg/KgBB
o      Doksisiklin
o      Talc slurry 4 gram, bila ada
o      Bleomycine HCl 60 mg
·           Analetik kalau perlu :
asam mefenamat 3 x 500 mg/hari, oral
tramadol 2 x 1 tablet/hari, oral atau suppositoria
ketotifen suppositoria
·           Terapi hormonal bila pneumotoraks katamenial (konsul kebagian Obstetri & Ginekologi)
·           Torakoskopi untuk pemasangan klep (bila ada sarana)
·           Pembedahan pada pneumotoraks dengan fistel menetap (bila mungkin)

VIII
Catatan Tambahan


IX
Daftar Pustaka
1.       Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Cabang Jakarta. Standard Pelayanan Medik Paru. Jakarta: PDPI Cabang Jakarta: 1998
2.       Vanderschueren R. Pneumotoraks. In: Albert RK, Spiro SG, Jett JR ed. Clinical Respiratory Medicine. 2and ed. Pennsylvania: Mosby, Inc; 2004. p.719 – 722



No comments:

Post a Comment