Sunday, June 14, 2015

RINITIS ALERGI



RINITIS ALERGIKA

Batasan
            Rinitis alergika secara klinis merupakan gangguan fungsi hidung yang terjadi setelah pajanan alergen melalui inflamasi yang diperani oleh IgE yang spesifik terhadap alergen tersebut pada mukosa hidung

Manifestasi Klinis
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
  • Hidung berair, tersumbat, gatal, dan bersin
  • Lama, frekuensi, dan beratnya penyakit
  • Gejala pada mata
  • Riwayat atopi dalam keluarga
  • Petanda atopi : allergic shiner, geographic tongue, Dennie-Morgan’s line, allergic salute
  • Sekret hidung bening dan cair, hiperttrofi konka, mukosa dan konka pucat
Pemeriksaan Penunjang
  • Darah tepi, hitung eosinofil total meningkat
  • Kadar IgE total meningkat
  • Sitologi mukosa hidung : persentase eosinofil meningkat
  • Uji kulit alergen positif
  • Foto sinus paranasalis (usia 4 tahun ke atas) atau CT-scan dapat ditemukan komplikasi sinusitis atau adanya deviasi septum nasi

Klasifikasi
            Berdasarkan lamanya gejala dibagi menjadi :
  • Intermiten : gejala < 4 hari perminggu dan < 4 minggu
  • Persisten : gejala > 4 hari perminggu dan > 4 minggu
Berdasarkan beratnya gejala dibagi menjadi :
  • Ringan : tidur normal, aktivitas sehari-hari, saat olahraga dan santai normal, tidak ada keluhan yang mengganggu
  • Berat (satu atau lebih gejala) ; tidur terganggu (tidak normal), aktivitas sehari-hari, saat olahraga dan santai terganggu, gangguan saat bekerja dan sekolah, ada keluhan yang mengganggu

PENATALAKSANAAN

Terapi Non Farmakologi
  1. Penghindaran alergen
  2. Tindakan bedah, hanya dilakukan pada kasus-kasus selektif, misalnya sinusitis dengan air fluid level atau deviasi septum nasi

Terapi Farmakologi
Medikamentosa, berdasarkan lama dan beratnya gejala :
  1. Rinitis alergika intermiten :
  2. Ringan : antihistamin H1 generasi I, misalnya CTM 0,25 mg/kgB/hari dibagi 3 dosis. Bila terdapat gejala sumbatan dapat ditambah pseudoefedrin 0,5 – 1 mg/tahun/kali 3 kali sehari
  3. Berat : antihistamin H1 generasi II, misalnya setirizin 0,25 mg/kg/kali sekali sehari atau 2 kali sehari pada anak usia kurang dari 2 tahun. Bila tidak ada perbaikan atau bertambah berat dapat diberikan kortikosteroid, misalnya prednison 1 mg/kg/hari dibagi 3 dosis paling lama 7 hari
  4. Rinitis alergika persisten
  5. Ringan : antihistamin generasi II (setirizin) jangka lama. Bila gejala tidak membaik, dapat diberikan kortikosteroid intranasal, misalnya mometason atau flutikason 
 

No comments:

Post a Comment