Tuesday, June 16, 2015

TUBERKULOSIS (TB)



TUBERKULOSIS (TB)

BATASAN
Penyakit infeksi sistemik kronik yang disebabkan  M.Tuberculosis

KLASIFIKASI
Menurut The American Thoracic Society Tahun 1981 dengan modifikasi
0 :    Tidak menderita penyakit TB, tidak pernah terinfeksi dan tidak pernah terpajan TB
I  :    Tidak menderita penyakit TB, tidak pernah terinfeksi, tapi terancam kena infeksi karena terpajan TB
II     :   Terinfeksi TB/Tes tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TB/gejala TB (-), radiologi tidak mendukung dan bakteriologik (-)
III    :   Sedang menderita TB
        TB paru
        TB di luar paru
            Meningtis TB
TB kelenjar
Pleuritis TB
Perikarditis TB
TB abdomen
TB tulang
TB ginjal
TB saluran kelamin
TB kulit
IV    :   Pernah TB, tapi saat ini tidak ada penyakit aktif
V     :   Dicurigai TB

ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis tipe humaenus
Jarang oleh tipe bovinus atau africanus

PATOFISIOLOGI
Penularan umumnya melalui inhalasi à lesi primer 96% di paru, meskipun dapat juga ditempat lain. Pada anak yang belum pernah terinfeksi à lesi primer yang ditandai oleh penimbunan sel PMN dan proliferasi sel epiteloid yang bertentuk khas (tuberkel). Kemudian akan tampak sel raksasa. Langhans dan seluruh daerah tersebut dikelilingi limfosit.
Saat onset infeksi, basil TB dibawa makrofag dari fokus primer ke kelenjar limfe regional (biasanya hilus/paratrakea). Fokus di parenkim dan pembesaran kelenjar limfe regional disebut kompleks primer. Selama 2 – 10 minggu fokus primer tumbuh membesar, pada saat yang sama terjadi hipersensitivitas. Sebelum terjadi  kekebalan/hipersensivitas, basil dari lesi primer dapat masuk ke aliran darah dan tersangkut serta membiak di berbagai organ ; bakteremia ini hanya berlangsung sebentar (transiet bacilemi karena  akan menghilang kembali pada saat kekebalan spesifik/hipersensivitas timbul. Bila telah terjadi hipersensivitas, reaksi perifokal lebih menonjol dan kelenjar limfe regional membesar. Fokus primer dapat mengalami perkijuan (caseosa). Material perkijuan  akan memadat dan mengalami klasifikasi. Lesi dapat hilang tanpa meninggalkan bekas. Fokus primer biasanya tunggal, tetapi dapat juga dua atau lebih. Meskipun umumnya TB paru primer cenderung sembuh, tetapi dapat juga mengalami progresivitas. Lesi tumbuh membesar, timbul pneumonitis di jaringan sekitarnya dan penebalan pleura. Kemudian bagian tengah perkijuan akan mencair dan isinya akan masuk ke dalam bronkus à rongga  (kavitas) dan daerah peradangan baru. Pada tahap perkijuan dapat terjadi penyebaran kuman secara hematogen à TB miller. Bakteremia ini dapat terjadi karena basil secara langsung masuk ke pembuluh darah atau melalui kelenjar limfe regional dan duktus torasikus. Pembesaran kelenjar pilus dapat mengakibatkan penyumbatan saluran nafas à atelektasis

KRITERIA DIAGNOSIS
1.      Anamnesis
Kontak dengan sputum BTA (+)
Reaksi kemerahan dalam 3 – 7 hari setelah penyuntikan BCG
Gejala umum TB
Berat badan ¯ tanpa sebab jelas, atau tidak ­ dalam 1-3 bl dengan penanganan gizi yang baik
Anoreksi
Demam hilang timbul tanpa sebab jelas
Keringat malam
Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak nyeri
Batuk lama (>30 hari)
Gejala spesifik (tergantung organ yang terkena)
2.      Fisis (tergantung organ yang terkena)
3.      Laboratorium
Darah Atas indikasi Likuor           
Aspirasi jarum
4.      Tes tuberkulin
5.      Radiologi
6.      Mikrobiologi/serologi

No comments:

Post a Comment