TEKNIK EVALUASI AKTIVITAS
SITOTOKSIK
Sitotoksik adalah suatu
senyawa atau calon onat yang bekerja dapat membunuh dan atau menghambau
pertumbuhan sel yang sedang berkembang.
Hewan yang digunakan adalah fetal tikus yang berumur 17-19 hari
Penyiapan bahan :
1.
Pembuatan larutan Hank’s.
Komposisi dari larutan Hank’s adalah sebagai berikut :
NaCl 8000
mg
KCl 400 mg
Na2HPO4 120.84
mg
KH2PO4 60 mg
Glukosa 1000
mg
HEPES 568 mg
Nano pure Water sampai 1 liter
Atur keasaman
dengan NaOH 1N sampai pH 7.2
Cara pembuatan :
Semua
bahan yang sudah ditimbang dengan berat terukur dilarutkan dengan nano pure
water di dalam beker gelas sambil diaduk dengan magnetik stirer selama 5 menit,
kemudian beker ditutup dengan plastik film. Ke dalam larutan dialirkan gas
(95%O2 + 5%CO2) selama 30 menit.
Kemudian diatur keasaman larutan dengan penambahan larutan NaOH 1 N sampai pH
larutan mencapai 7.2. Kemudian larutan disterilisasikan dengan cara penyaringan
(0.22 mm) kedalam botol medium steril. Pekerjaan
penyaringan dilakukan di dalam alat Clean Bench. Larutan ini disimpan di dalam
refrigator (suhu 4oC) sebagai larutan stock. Larutan Hank’s hanya
tahan dalam satu minggu dalam penyimpanan.
2. Pembuatan Medium Eagle MEM (EMEM)
Komposisi dari
medium EMEM adalah sebagai berikut :
EMEM 9.400
mg
NaHCO3 2.000
mg
L-Glutamin 290 mg
HEPES 2.380
mg
Semua
bahan dilarutkan dengan milli-Q water di dalam beker gelas sambil diaduk dengan
magnetik stirer selama 5 menit, kemudian beker ditutup dengan plastik film. Ke
dalam larutan dialirkan gas (95%O2 +
5%CO2) selama 30 menit. Kemudian larutan disterilisasikan dengan cara
penyaringan (0.22 mm) kedalam botol medium steril. Pekerjaan
penyaringan dilakukan di dalam alat Clean Bench. Larutan ini disimpan di dalam
refrigator (suhu 4oC) sebagai larutan stock. Medium EMEM hanya tahan dalam satu minggu dalam
penyimpanan.
3.
Pembuatan larutan Formaldehid isotonis untuk fiksasi
100
ml formalin (solutio formaldehid 37%) di campurkan dengan 900 ml nano pure
water. Kedalam campuran larutan ini dilarutkan 8.5 gram NaCl dengan pengadukan
memakai magnetik stirer selama 5 menit.
4.
Pembuatan larutan Tripan Blue (1.5 %) untuk Pewarnaan
150
mg Tripan Blue dilarutkan di dalam larutan Saline (NaCl 0.9%) dengan pengocokan
menggunakan magnetik stirer selama 24 jam. Atur keasaman larutan
menggunakan larutan NaOH 1N hingga pH
larutan mencapai 7.2. Larutan ini dapat digunakan dalam satu minggu.
5. Pembuatan larutan Polyethylenamine untuk coating
Larutkan
1 ml larutan Polyethylenamine 50% di dalam 100 ml larutan 0.15 M Acid Boric
Buffer (pH 8.4). Larutan ini disimpan sebagai larutan stock.
Bila
hendak digunakan maka larutan stock ini dapat diencerkan menjadi 1/5 kalinya
dengan menggunakan larutan 0.15 M Acid Boric Buffer (pH 8.4). Kemudian
disterilakan dengan cara penyaringan (0.22 mm). Kosentrasi akhir
adalah 0.1 % v/v.
6.
Penyalutan coverslip dengan larutan Polyethylenamine
Digunakan
coverslip plastik ukuran 22 x 22 mm, kemudian dibagi menjadi 9 buah covers;ip
kecil-kecil dengan ukuran 7 x 7 mm. Pengguntingan ini dapat dilakukan di luar
clean bench.
Untuk
pengerjaan selanjutnya harus dilakukan di dalam clean bench yaitu :
a. Rendam coverslip dalam air steril selama 2
jam, kemudian pindahkan ke dalam etanol 70% selama 2 jam lalu dicuci cuci 3
kali dengan air steri.
b. Kemudian direndam di dalam larutan
polyethylenamine steril pH 8.4 selama satu malam di bawah sinar U.V
c. Cuci coverslip 7 kali dengan air steril (3
kali dalam flacon, 4 kali dalam flacon dish).
d. Letakkan coverslip dalam flacon dish (60
mm) sebanyak 15-18 buah/dish, kemudian sterilkan dan keringkan di bawah sinar
U.V. selama 3 jam dengan tutup dish terbuka (blower clean bench dihidupkan)
e. Kemudian dibungkaus dengan allumunium
foil, simpan di dalam refrigator sebelum digunakan.
7.
Penyalutan dasar flacon dish dengan larutan polyethylenamine
Pengerjaan dilakukan di dalam clean bench sebagai berikut
a. Masukkan 4 ml larutan polyethylenamin 0.1%
ke dalam tiap flacon dish 60 mm, kemudian disimpan semalam di bawah sinar U.V.
b. Cuci flacon dish 7 kali dengan 5 ml air
steril
c. Kemudian flacon dish dikeringkan dan
disterilkan di bawah sinar U.V. selama 3 jam dengan tutup selalu terbuka,
blower/van clean bench dihidupkan
d. Bungkus dengan alluminium foil dan simpan
di dalam refrigator sebelum digunakan.
Teknik Pengujian
A. Pengeluaran fetal dan peisahan kepala
1.
Tikus dengan kehamilan 17-19 hari di anestesi dengan
Nembutal (60 mg/kgBB) secara intra peritoneal.
2.
Kemudian badan tikus dibilas dengan larutan “Hibitone
solution” 1% pada suhu kamar
3.
Tikus ditelentangkan di atas serbuk es yang beralaskan
alluminium foil
4.
Di sekitar perut tikus didesinfeksi dengan larutan
“Isodine”
5.
Buka bahagian hypogastrik dengan menggunakan gunting
operasi (Anatomy scissors)
6.
Keluarkan untaian embrio, dan masukkan fetal tikus ke
dalam beberapa beker gelas yang sudah
berisi larutan Hank’s
7.
Pisahkan fetal dengan pembungkusnya, masukkan ke dalam
cawan petri yang sudah berisi larutan Hank’s
8.
Pisahkan bahagian kepala fetal dengan memotong bahagian
lehernya, masukkan ke dalam cawan petri lain yang sudah berisi larutan Hank’s
9.
Semua bahagian kepala fetal dimasukkan ke dalam tube
flacon 50 ml yang berisi larutan Hank’s
B. Isolasi Cortex dan Striatum fetal
1. Letakkan kepala fetal dalam cawan
petri yang berisi larutan Hank’s dengan bahagian batok kepala sebelah atas
2. Buka kulit kepala dengan spatel runcing
3. Putung batok kepala dengan gunting 4 arah
4. Keluarkan otak dengan bantuan mikro
spatula
5. Pisahkan bagian-bagian otak ke dalam cawan
petri lain yang berisi larutan Hank’s
6. Bahagian-bahagian otak dibuka di bawah
stereomikroskop dengan bantuan gunting mikro untuk mengambil neuron kortek dan
neuron ttriatum
7. Pisahkan bahagian lemak, dan buang
bahagian hipocampus, buang membran, lalu pisahkan bahagian striatum dan
bahagian cortek kedalam masing-masing flacon 15 ml yang sudah berisi larutan
Hank’s.
8. Cuci bahagian cortek dan striatum
masing-masing 10 kali dengan larutan Hank’s dalam Clean bench.
C.
Pembuatan Kultur sel
1.
Setelah pencucuan dengan larutan Hank’s, bahagian
kortek atau striatum diletakkan dalam cawan petri persis pada bahagian sentral
2. Kemudian dipotong halus dengan menggunakan
dua pisau tajam dengan posisi saling bersilangan
3. Suspensikan sel hasil penghalusan dengan 5
ml larutan Hank’s, kemudian di saring
4. Bilas lagi cawan petri dengan 5 ml larutan
Hank’s, kemudian disaring kedalam filtrat 3
5. Suspensi sel yang terkumpul disentrifuge
selama 3 menit (1000 rpm), kemudian supernatan (larutan Hank’s) dibuang
6.
Sisa (sel) disuspensikan dalam 10 ml EMEM-FCS
7.
Lakukan penghitungan kerapatan sel dengan bantuan
Hemasitometer, kemudian diencerkan dengan medium EMEM-FCS sampai kerapatan sel
menjadi 1.5 – 1.7 X 106 sel/ml
8.
Kemudian pipetkan suspensi sel tersebut ke dalam 2
cawan petri berisi 9 cover slip masing-masingnya 3 ml, lalu dieram dalam
inkubator CO2 selama 24 jam
9.
Lakukan penukaran medium (medium Change) EMEM-FCS
setiap 2 hari selama 6 hari, dan EMEM-HS selama 4 hari berikutnya
10. Pada
hari ke 6 (setelah medium change ke 3) ke dalam eraman sel ditambahkan larutan
Ara-C sebagai faktor tumbuh.
D.
Penambahan konsentrasi zat uji
1.
Untuk bahan uji yang mempunyai aktivitas kuat
(efektifitas besar), ditambahkan ke dalam eraman sel beberapa jam sebelum
dilakukan penghitungan sel pada hari 11 atau 12
2.
Untuk bahan uji dengan efektifitas rendah ditambahkan
ke dalam eraman sel mulai dari penukaran medium (medium change) 1, ke 2 atau ke
3 (hari ke 2, 4 atau ke 6) dihitung dari mula kulturing (penanaman sel)
E.
Penghitungan sel (Counting)
1.
Penghitungan kerapatan sel sebaiknya dilakukan pada
hari ke 11-12 dihitung dari mula
kulturing (penanaman sel), atau 12-24 jam setelah dilakukan penukaran medium
EMEM-HS yang ke dua
2.
Sebelum dilakukan penghitungan sel, terlebih dahulu
civer slip yang mengandung biakan sel diwarnai dengan memasukan ke dalam
larutan Trypan Blue beberapa detik
3.
Pengamatan dan penghitungan sel dilakukan dibawah
floresen mikroskop yang dilengkapi dengan kamera foto
4.
Sel yang mati ditandai dengan warna yang gelap setelah
pewarnaan dengan larutan Trypan blue, sedangkan untuk sel yang hidup warnanya
lebih terang
5.
Lakukan penghitungan jumlah sel yang mati, bandingkan
persentasenya dengan perlakuakn kontrol
6.
Larutan sediaan uji sebelum ditambahkan ke dalam eraman
sel, harus dilakukan sterilisasi secara penyaringan di dalam clean bench
No comments:
Post a Comment