Monday, May 11, 2015

PENCERNAAN



SISTEM PENCERNAAN


Organ Pencernaan Pada Manusia
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan system pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh. Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: proses mekanis dan proses kimiawi.
1.      Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta     peremasan makanan yang terjadi didalam lambung.
2.      Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut.
1.      Ingesti: pemasukan makanan kedalam tubuh melalui mulut.
2.      Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3.      Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4.      Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5.      Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6.      Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
            Makanan yang kita makan tidak dapat langsung diserap dan digunakan oleh alat-alat tubuh kita. Agar dapat diserap oleh sel-sel jonjot usus, makanan harus dicerna terlebih dahulu oleh alat-alat pencernaan.:
Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:
  • Penyerapan. Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.
  • Penyingkiran. Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui defekasi.
  • Injesti. Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
  • Pencernaan Mekanik. Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.
  • Pencernaan Kimiawi. Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.

Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia
Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:
Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.
Organ pencernaan tambahan
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.

Saluran Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar  yang pencernaan. Fungsi sistem pencernaan adalah memperoleh zat-zat makanan
 yang dibutuhkan bagi tubuh.  Struktur Histologi Umum Saluran Pencernaan  Saluran pencernaan umumnya mempunyai sifat struktural tertentu yang  terdiri atas 4 lapisan utama yaitu: lapisan mukosa, submukosa, lapisan otot, dan  lapisan serosa.
  • Lapisan mukosa terdiri atas (1) epitel pembatas; (2) lamina propria yang terdiri dari jaringan penyambung jarang yang kaya akan pembuluh darah kapiler dan limfe dan sel-sel otot polos, kadang-kadang mengandung juga kelenjar-kelenjar dan jaringan limfoid; dan (3) muskularis mukosae.
  • Submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dengan banyak pembuluh darah dan limfe, pleksus saraf submukosa (juga dinamakan Meissner), dankelenjar-kelenjar dan/atau jaringan limfoid.
  • Lapisan otot tersusun atas: (1) sel-sel otot polos, berdasarkan susunannya dibedakan menjadi 2 sublapisan menurut arah utama sel-sel otot yaitu sebelah dalam (dekat lumen), umumnya tersusun melingkar (sirkuler); pada sublapisan luar, kebanyakan memanjang (longitudinal). (2) kumpulan saraf yang disebut pleksus mienterik (atau Auerbach), yang terletak antara 2 sublapisan otot. (3) pembuluh darah dan limfe.
  • Serosa merupakan lapisan tipis yang terdiri atas (1) jaringan penyambung jarang, kaya akan pembuluh darah dan jaringan adiposa; dan (2) epitel gepeng selapis (mesotel).

Fungsi utama epitel mukosa saluran pencernaan adalah:
  • Menyelenggarakan sawar (pembatas), bersifat permeabel selektif antara isi saluran dan jaringan tubuh.
  • Mempermudah transpor dan pencernaan makanan
  • Meningkatkan absorpsi hasil-hasil pencernaan (sari-sari makanan). Sel-sel pada lapisan ini selain menghasilkan mukus juga berperan dalam pencernaan atau absorpsi makanan.

Nodulus limfatikus yang banyak terdapat pada lamina propria dan lapisan submukosa sebagai sistem pertahanan tubuh atau pelindung dari infeksi mikroorganisme dari invasi virus dan bakteri.  Muskularis mukosae dan lapisan otot untuk pergerakan lapisan mukosa secara independen (otonom) dari pergerakan saluran  pencernaan lain, sehingga meningkatkan kontak dengan makanan. Kontraksi lapisan mukosa mendorong (peristaltik) dan mencampur makanan (segmentasi) dalam saluran pencernaan. 
Pleksus-pleksus saraf mengatur kontraksi muskuler ini, yang membentuk gangglia parasimpatis. Banyaknya jala-jala serabut pre- dan postganglionik sistem saraf otonom dan beberapa serabut-serabut sensoris  viseral dalam ganglia ini memungkinkan komunikasi diantara mereka. Kenyataan bahwa saluran pencernaan menerima banyak persyarafan dari sistem saraf otonom memberikan penjelasan anatomik akan besarnya pengaruh gangguan emosi pada saluran pencernaan – suatu fenomena yang penting pada pengobatan psikosomatis.

Fungsi Sistem Pencernaan
Tubuh kita seperti mesin yang kompleks. Ini membutuhkan bahan bakar untuk menjalankannya. Bahan bakar ini disediakan oleh makanan yang kita makan. Nutrisi-karbohidrat dan lemak memberikan kita energi ini. Namun, seperti mesin mengalami keausan, sel-sel tubuh kita juga aus. Sel-sel baru yang diperlukan untuk mengganti sel-sel tua dan mati. Bahan baku untuk pertumbuhan ini disediakan oleh protein. Kita juga rentan terhadap sejumlah penyakit yang sistem kekebalan tubuh kita umumnya berjuang. Mineral adalah nutrisi yang memperkuat kekebalan kita. Namun, nutrisi ini perlu dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana, yang dapat diserap oleh sel-sel kita. Di sinilah fungsi dari sistem pencernaan dimulai.

Organ-organ yang membentuk saluran pencernaan terdiri dari:



1.      Mulut


Ini organ yang bertanggung jawab untuk memulai pencernaan adalah mulut. Selama berada di mulut, gigi mengunyah makanan menjadi potongan kecil, yang dicampur dengan air liur yang dikeluarkan oleh kelenjar ludah. Air liur mengandung enzim amilase dan lainnya yang bersama-sama melakukan pencernaan makanan secara parsial.
a.    Rongga mulut (cavum oris)
Pada rongga mulut makanan mulai dicerna secara mekanik dan kimiawi. Adapun alat kelenjar di dalam rongga mulut adalah gigi, lidah, dan kelenjar ludah
.
1)    Gigi (dentes)
Pada manusia gigi pertama kali tumbuh pada usia 6 bulan yang disebut gigi susu (dens lakteus) dan disusul dengan gigi sulung (dens desidui). Gigi berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanis dan untuk membantu berbicara.
Gigi manusia tertanam pada rahang dan terlindung oleh gusi. Adapun bagian-bagian gigi sebagai berikut:
a)      Mahkota gigi (korona), bagian yang nampak dari luar
b)      Leher gigi (kolum), bagian yang terlindung gusi
c)      Akar gigi (radiks), bagian yang tertanam di dalam rahang
Apabila gigi disayat memanjang akan terlihat bagian-bagian berikut:
a)      Email, bagian terluar dan terkeras
b)      Tulang gigi, tersusun atas zat dentin, dan saraf pembuluh darah (pulpa), serabut saraf, dan pembuluh darah
c)      Semen, pelapis tulang gigi yang masuk ke dalam rahang.
Secara umum dari bentuk dan letaknya, gigi dibedakan menjadi empat macam, yaitu gigi seri, (dens insivus), I, gigi taring (dens caninus) =  C, gigi geraham de[an (pre molare) = P, dan gigi geraham belakang (molare) = M

2)    Lidah (lingua)
Lidah tersusun atas otot serat lintang dengan permukaan tidak rata dan terdapat tonjolan (papila pengecap).
Fungsi lidah yaitu:
a)    Membantu mengaduk makanan didala rongga mulut
b)    Membantu membersihkan mulut
c)    Membantu bersuara
d)    Membantu mendorong makanan pada waktu penelanan, dan
e)    Sebagai indera pengecap

3)    Kelenjar ludah (glandula saliva)
Di dalam rongga mulut terdapat tiga pasang kelenjar ludah.
a)    Glandula parotis, berbentuk air yang terdapat dibawah telinga.
b)    Glandula submasilaris, berbentuk air dan lendir yang terdapat pada rahang bawah.
c)    Glandula sublingualis, berbentuk air dan lendir yang terdapat di bawah lidah.

Kelenjar ludah berfungsi untuk:
a)    Memudahkan penelanan dan pencernaan makanan (melarutkan makanan)
b)    Mencernakan makanan secara kimiawi
c)    Melindungi selaput rongga mulut dari panas, dingin, asam, dan basa.

Air ludah mengandung enzim ptialin yang berfungsi untuk mencegah amilum menjadi maltosa, dan bekerja pada lingkungan netral (pH7).
Dalam tubuh manusia, mulut (rongga mulut) adalah organ khusus untuk menerima makanan dan memecah massa organik besar. Di mulut, makanan diubah secara mekanis dengan menggigit dan mengunyah. Manusia memiliki empat jenis gigi: gigi seri adalah gigi berbentuk pahat di depan mulut untuk menggigit, gigi taring yang menunjukkan gigi untuk merobek, dan gigi graham untuk menggiling menghancurkan makanan.
Di mulut, makanan dibasahi oleh air liur, cairan lengket yang mengikat partikel makanan bersama-sama menjadi massa lembut. Tiga pasang kelenjar ludah-kelenjar parotis, kelenjar submaxillary, dan kelenjar sublingual -mensekresi air liur ke dalam mulut. Air liur mengandung enzim yang disebut amilase, yang mencerna molekul pati menjadi molekul yang lebih kecil dari maltosa disakarida.
Selama mengunyah, lidah menggerakan makanan dan dan memanipulasi itu menjadi massa disebut bolus. Bolus didorong kembali ke dalam faring (tenggorokan) dan dipaksa melalui pembukaan ke kerongkongan.
2.      Faring
Bagian atas pada kerongkongan disebut tekak (faring) yang merupakan pertemuan antara saluran pernapasan di depan (nasofaring) dan saluran pencernaan di belakang (orofaring) yang ditutup oleh epiglotis. Juga dikenal sebagai tenggorokan, faring adalah sebagian kecil dari sistem pencernaan yang terletak antara mulut dan kerongkongan (di belakang hidung). Dari mulut, makanan dicerna saat didorong, tertelan dan pindah ke kerongkongan melalui faring.

3.      Esofagus
Makanan dari faring dilewatkan melalui kerongkongan dan kemudian ke perut dengan gerakan peristaltik (kontraksi berirama lambat dan relaksasi otot-otot kerongkongan). Pada ujung distal esofagus, terletak lower esophageal sphincter (LES) yang mencegah makanan dari lambung kembali ke kerongkongan.
Kerongkongan adalah tabung berotot berdinding tebal terletak di belakang tenggorokan yang memanjang melalui leher dan dada ke perut. Ini bolus makanan bergerak melalui kerongkongan dengan gerakan peristaltik: serangkaian kontraksi ritmis otot yang mendorong bolus bersama. Kontraksi dibantu oleh tarikan gravitasi.

4.      Lambung

Lambung:
1.      Esofagus
2.      Kardia
3.      Fundus
4.      Selaput lendir
5.      Otot lapisan
6.      Lambung mukosa
7.      Tubuh perut
8.      Pilorik antrum
9.      Pilorus
10.  Usus dua belas jari (duodenum)

Kerongkongan bergabung dengan lambung pada titik tepat di bawah diafragma. Sebuah katup seperti cincin otot yang disebut sphincter jantung mengelilingi pembukaan ke perut. Sphincter rileks saat bolus melewati dan kemudian dengan cepat menutup.
lambung merupakan kantong kantong yang dapat membesar terletak tinggi di rongga perut. Lapisan kontraksi otot lambung pada bolus makanan dengan cairan lambung untuk membentuk cairan pekat yang disebut chyme.
Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah
  1. Kardia.
  2. Fundus.
  3. Pilorus.
1. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan itu sendiri .
2. Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat.
3. Pilorus adalah bagian bawah
Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni :
  1. Mucosa.
  2. Submucosa.
  3. Muscularis.
  4. Serosa.
5.                       Usus halus
Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus.Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Lakukan eksperimen berikut untuk mengetahui pengaruh lipatan terhadap proses penyerapan. Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut.

1.       Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenumakan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

2.        Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner.Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern.Arti aslinya berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti “kosong”.

3.       Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.Pada sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul-molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung, molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa.Sementara itu molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan.Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus.Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.

a.       Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim.Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan.Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut.
1.      Air, berguna sebagai pelaru tutama.
2.      Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus.
3.      Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air (mengemulsikan lemak).

Cairan ini dihasilkan oleh hati.Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh yang beratnya ± 2kg.Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak.Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.

b.      Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas.Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin.Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau-pulau yang disebut pulau-pulau langerhans.Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus.Dalam pankreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amilase membantu dalam pemecahan pati.
Getah pankreas mengandung tripsinogen, karbohidrase pankreas, lifase pankreas, dan garam NaHCO3.
a.         Tripsinogen adalah proteinase yang belum aktif. Karena pengaruh enterokinase, tripsinogen diubah menjadi enzim tripsin. Enzim ini berfungsi untuk menghidrolisis pepton menjadi asam-asam amino.
b.        Karbohidrase pankreas berupa disakarase. Enzim ini berfungsi untuk menghdrolisis disakarida menjadi monosakarida. Disakarase yang penting adalah maltase, sukrase, dan laktase.
c.         Lipase pankreas atau steapsin berfungsi untuk menghidrolisasi emulsi lemak menjadi asam lemak + gliserin.
d.      Garam NaHCO3 memberikan lingkungan getah pankreas menjadi bersifat basa.
c.       Getah Usus

Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus.Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.
1.      Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2.      Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul glukosa.
3.      Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
4.      Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan ileum.Selain itu vitamin dan mineral juga diserap.Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus).Di dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet.Di sini asam amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak.Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi.Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali.Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).

6.      Hati dan Pankreas
Hati adalah organ vital yang mengeluarkan air empedu untuk pencernaan lemak. Empedu dari hati disimpan dalam kantong empedu (struktur seperti kantung kecil) dan kemudian dilepaskan ke usus kecil. Demikian juga, pankreas juga merupakan organ terkait pencernaan yang menghasilkan campuran enzim untuk pencernaan karbohidrat, lemak dan protein.
Hati memiliki fungsi penting dalam pengolahan produk-produk dari pencernaan manusia. Sebagai contoh, sel-sel hati menghilangkan kelebihan glukosa dari aliran darah dan mengubah glukosa menjadi polimer yang disebut glikogen untuk disimpan.
Hati juga berfungsi dalam metabolisme asam amino. Dalam proses yang disebut deaminasi, itu mengkonversi beberapa asam amino menjadi senyawa yang dapat digunakan dalam metabolisme energi. Dengan demikian, hati menghilangkan gugus amino dari asam amino dan menggunakan kelompok amino untuk memproduksi urea. Urea dikeluarkan dari tubuh dalam urin. Lemak diproses menjadi dua-unit karbon yang dapat memasuki siklus Krebs untuk metabolisme energi. Hati juga menyimpan vitamin dan mineral, bentuk banyak protein darah, mensintesis kolesterol, dan menghasilkan empedu untuk pencernaan lemak.
Berlangsungnya proses pencernaan makanan juga dibantu oleh kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan itu adalah:

1.      Hepar (hati)
Hati merupakan kelenjar terbesar dan  terpenting dalam tubuh. Hati terdiri atas dua lobus.Setiap lobus memiliki saluran untuk mengangkut cairan empedu, yakni duktus hepatikus. Fungsi hati adalah :
a.       Mengemulsikan lemak dalam usus halus.
b.      Mengabsorbsi lemak.
c.       Membantu dalam pengeluaran kolesterol dari dalam tubuh.

Secara umum, hati mempunyai fungsi:
a.       Memproduksi cairan empedu.
b.      Memetabolisme protein, lemak dan karbohidrat
c.       Penyimpanan mineral dan vitamin larut lemak
d.      Pusat detoksifikasi zat yang beracun di dalam tubuh.
e.       Penyimpanan darah
f.       Memproduksi panas

2.      Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang besifat endokrin dan eksokrin.Bersifat endokrin karena menghasilkan hormone insulin dan hormone glukogen yang dimasukkan ke darah.Bersifat eksokrin karena menghasilkan enzim pencernaan.Keluarnya enzim dari pankreas karena dipengaruhi oleh enzim pankreozimin. Pankreas menghasilkan enzim-enzim pencernaan sebagai berikut:
a.       Tripsinogen, diaktifkan oleh enzim enterokinase menjadi tripsin. Tripsin berfungsi mengubah polipeptida menjadi peptida.
b.      Kimotripsinogen, diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin yang berfungsi membantu tripsin.
c.       Peptidase, berperan mengubah senyawa peptide menjadi asam amino.
d.      Lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
e.       Amilase, berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
f.       Nuklease, berfungsi memecah asam nukleat menjadi nukleotida.
g.      NaHCO3atau KHCO3 atau ion bikarbonat HCO3-, berfungsi menetralkan suasana asam yang berasal dari lambung.

7.      Usus Besar
Usus kecil bergabung dengan usus besar pada perut bagian kanan bawah tubuh. Kedua organ bertemu di kantung buta disebut sekum dan proses seperti jari kecil  yang disebut usus buntu. Ahli biologi evolusi percaya sekum dan usus buntu merupakan sisa-sisa organ yang lebih besar yang mungkin telah fungsional dalam nenek moyang manusia.
Usus besar (sekitar 5 meter) terdiri dari bagian yang berbeda – sekum, usus besar, usus buntu dan rektum. Makanan dari usus kecil melewati bagian sekum, dimana air dan elektrolit yang diserap. Sisa makanan yang tidak tercerna (atau limbah) ditransfer ke kolon asendens dulu, lalu ke usus besar arah melintang dan kolon sigmoid. Limbah dari kolon sigmoid dipindahkan ke rektum, di mana disimpan sampai saat buang air besar. Akhirnya, limbah dilewatkan sebagai tinja melalui anus.
Usus besar juga dikenal sebagai kolon. Ini dibagi menjadi asending, transversal dan bagian Desending, masing-masing sekitar satu kaki panjangnya. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyerap air dan untuk menyimpan, mengolah, dan menghilangkan residu berikut pencernaan dan penyerapan. Masalah usus yang tersisa setelah air telah direklamasi dikenal sebagai tinja. Tinja terdiri dari makanan non dicerna (seperti selulosa), miliaran bakteri kebanyakan tidak berbahaya, pigmen empedu, dan bahan lainnya. Kotoran disimpan dalam rektum dan dikeluarkan melalui anus untuk menyelesaikan proses pencernaan.

Fakta Sistem Pencernaan Manusia
Berikut adalah beberapa fakta tentang sistem pencernaan:
·         Kita memproduksi hampir satu liter air liur setiap hari.
·         Air liur adalah air 98% dan hanya 2% enzim.
·         Panjang saluran pencernaan adalah sekitar 30 kaki.
·         Makanan tetap di dalam perut selama hampir 2 sampai 3 jam.
·         Usus halus hampir 20 meter.
·         Makanan membutuhkan waktu hampir 4 jam untuk melakukan perjalanan melalui usus halus.
·         Usus besar berukuran sampai dengan 5 meter panjangnya.
·         Kita mengeluarkan bahan limbah padat melalui anus, ketika otot sphincter lapisan itu, rileks.
·         Hati dan pankreas bukan merupakan bagian dari saluran pencernaan tetapi mereka membantu dalam pencernaan dengan mensekresi enzim yang kuat.

Jadi, Anda dapat melihat bagaimana berbagai organ sistem pencernaan bekerja dalam koordinasi satu sama lain untuk memecah makanan yang kita makan menjadi bentuk yang lebih sederhana. Sistem ini mendukung penyerapan nutrisi penting oleh sel-sel tubuh kita. Berfungsinya sistem pencernaan sangat penting bagi kesehatan pencernaan dan kesehatan kita secara keseluruhan.

     Tempat Absorpsi
Selain kelarutan dan pH, kecepatan absorpsi obat juga dipengaruhi oleh dimana obat tersebut diabsorsi. Kecepatan absorpsi obat semakin cepat jika luas permukaan membran semakin luas, dan bertambah lambat ketika mambran tersebut semakin tebal.
Kita ambil contoh obat oral. Obat oral sebagian besar diabsorpsi di usus halus, karena di usus halus memiliki membran luas permukaan terluas daripada di lambung yang hanya memiliki luas permukaan yang sempit. Selain itu pada usus halus jaringan epithelnya tipis sehingga lebih mudah digunakan untuk menyerap obat daripada menembus membran kulit yang berlapis (bayangkan dikulit harus melalui epidermis, endodermis, dan lain sebagainya terlebih dahulu).

Kelarutan
Seperti yang pernah kita bahas, agar bisa diabsorpsi obat harus melarut terlebih dahulu di tempat absorpsi. Sehingga kecepatan melarut obat akan sangat menentukan seberapa cepat ia akan diabsorpsi ke dalam sirkulasi sistemik. Maka dari itu obat dalam bentuk larutan adalah obat yang paling cepat untuk diabsorspi. Hal ini dikarenan obat dalam bentuk larutan sendiri sudah melarut sehingga lebih mudah untuk diabsorpsi daripada sediaan lain seperti serbuk, tablet, dan sebagainya yang perlu waktu untuk melarut pada tempat absorpsi. Untuk itu, sebaiknya sediaan obat padat diminum dengan cairan yang cukup untuk membantu mempercepat kelarutan obat.

pH
Selain dari kecepatan melarut, kecapatan absorpsi obat juga dipengaruhi oleh pH, baik pH tempat obat melarut maupun pH dari obat itu sendiri. Ketika obat belum masuk ke dalam tubuh kebanyakan bentuknya adalah non ionik, dan ketika obat itu masuk ke dalam tubuh dan melarut dalam cairan tubuh, si obat tadi yang awalnya tak terion bisa berubah menjadi senyawa yang terion. Hal ini dikarenakan terdpata perbedaan pH dari obat dengan tubuh.
Misalnya saja ada obat basa lemah yang masuk tubuh. Begitu obat tersebut masuk ke dalam lambung, maka obat tersebut akan terionisasi karena lambung mempunyai suasana asam. Mari kita ingat-ingat kembali saja pelajaran kimia SMA, jika ada dua senyawa satunya basa satunya asam maka nantinya akan terjadi reaksi. Hal ini berbeda jika senyawa itu sama-sama asam atau sama-sama basa, mungkin terjadi reaksi perubahan, tetapi tidak sedrastis kalau beda pH CMIIW (Correct Me If I Wrong).
Seperti yang kita ketahui bahwa struktur dari membran sel tubuh kita sebagian besar adalah lemak, dan kebetulan sekali obat yang relatif tak terionkan (karena menurut saya pastilah ada sedikit yang terionkan) akan lebih mudah menembus membran sel sehingga bisa diabsorpsi oleh tubuh.
Sebagai contoh kita ambil saja aspirin yang bersifat asam. Aspirin ini nantinya akan lebih mudah menembus membran lambung yang asam daripada menembus dinding usus halus. Hal ini dikarenakan ketika di lambung, aspirin relatif tak terionkan sehingga lebih mudah untuk diabsorpsi membran sel di lambung. Sedangkan obat-obat basa lemah akan lebih mudah diabsorpsi di usus halus karena di usus halus relatif tidak terionisasi.

Transformasi Asksi dari Morfin
Morfin merupakan obat analgesik yang termasuk dalam golongan opioid. Morfin bekerja dengan cara mengikat reseptor opioid yaitu Mu atau yang biasa disebut MOR (Mu Opioid Reseptor). Morfin bersifat agonis karena morfin bekerja dengan cara mengaktivasi reseptor Mu yang terdapat pada sistem syaraf pusat.
Berawal dari terjadinya nyeri hebat atau nyeri dalaman dimana rasa nyeri terjadi akibat adanya kerusakan pada jaringan maupun sel-sel dalam tubuh sehingga merangsang pelepasan neurotransmiter nyeri oleh sistem syaraf pusat. Morfin yang merupakan obat analgesik narkotik bekerja dengan 2 mekanisme diantaranya menutup kanal ion Ca2+ dan menghambat pelepasan substansi P.
Morfin berikatan dengan reseptor Mu opioid lalu dihubungkan dengan protein G yang secara langsung mempengaruhi saluran K+ dan Ca2+. Pada keadaan normal protein G yang memiliki GDP yang mengikat sub unit α, β, γ dalam kondisi istirahat atau tidak aktif. Namun saat opioid berinteraksi dengan reseptornya, sub unit GDP terdisosiasi dan berubah menjadi GTP dengan mekanisme perubahan konformasi. GTP ini aka mendisosiasi subunit α sehingga terikat padanya. GTP yang terikat pada subunit α ini memerintahkan sel saraf untuk menurunkan aktifitas listriknya dengan meningkatkan pemasukan K+ dan menghambat pemasukan Ca2+. Dengan terikatnya GTP pada sub unit α juga dapat menghambat terbentuknya enzim adenilat siklase. Enzim ini merupakan enzim yang berperan sebagai messenger pada penyampaian pesan untuk sel saraf. Jika pembentukan enzim adenilat siklase dihambat maka pembentukan substansi P yang merupakan neurotransmiter nyeri juga dihambat, sehingga rasa sakitnya berkurang. Demikianlah morfin bekerja, dengan kedua hal inilah maka morfin akan menurunkan aktivitas listrik saraf dan menurunkan pelepasan neurotransmiter nyeri.
Menurut Beckett and Casy terdapat 3 sisi interaksi antara morfin dengan reseptor opioid yaitu:
1.      Struktur bidang datar yang mengikat cincin aromatik morfin melalui interaksi hidrofobik.
2.       Sisi anionik yang berikatan dengan sisi kationik morfin.
3.       Lubang yang sesuai untuk rantai –CH2-CH2- dari proyeksi cincin piperidin..

Dalam pengobatan klinis, morfin dianggap sebagai standar emas, atau patokan, dari analgesik digunakan untuk meringankan penderitaan berat atau sakit dan penderitaan . Seperti opioid lain, misalnya oksikodon (OxyContin, Percocet, Percodan), hidromorfon (Dilaudid, Palladone), dan diacetylmorphine ( heroin ), morfin langsung mempengaruhi pada sistem saraf pusat (SSP) untuk meringankan rasa sakit . Morfin memiliki potensi tinggi untuk kecanduan , toleransi dan psikologis ketergantungan berkembang dengan cepat, meskipun Fisiologis ketergantungan mungkin membutuhkan beberapa bulan untuk berkembang.
Jadi, morfin merupakan Alkaloid Tirosin. Morfin adalah alkaloid utama dalam opium dan berfungsi sebagai prototipe candu analgesik dan narkotika. Morfin memiliki sifat meliputi induksi analgesia atau pembiusan. Efek morfin terjadi pada susunan syaraf pusat dan organ yang mengandung otot polos. Morfin tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi dapat menembus kulit yang luka. Morfin dan opioid lain terutama diidentifikasikan untuk meredakan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesik non-opioid.

No comments:

Post a Comment