Friday, May 15, 2015

PRAKTIKUM TERMOREGULASI



 LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI

A.TUJUAN
1.      Mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara oral dan aksila pada tubuh Manusia

2.      Mampu memahami perebedaan berbagai temperatur diberbagai tempat
di tubuh

3.      Mampu mengetahui berbagai faktor yang berpengaruh pada pengukuran
suhu tubuh

B.DASAR TEORI
                  Thermoregulasi adalah proses pengaturan suhu tubuh. Panas tubuh adalah merupakan hasil akhir dari proses oksidasi didalam tubuh. Pada waktu istirahat, semua energy yang didapat dari oksidasi diubah menjadi panas. Seperti diketahui bahwa semua proses biologis akan berlangsung dengan baik bila suhu tubuh dipertahankan sesuai dengan kebutuhan pada proses biologis tersebut. Pada suhu 0oC, proses biologis itu akan terhambat bahkan bias berhenti sama sekali. Bila suhu tubuh naik, maka proses oksidasi akan naik sampai mencapai keadaan maksimum pada suhu optimal (Sumanto.1996:126).
        Suhu tubuh yang biasa dikatakan normal berkisar pada 37oC.Namun, sebenarnya tidak ada suhu yang normal, karena suhu bervariasi dari organ ke organ.Dalam termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti di tengah (central core) dengan lapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell).
Yang termasuk suhu inti berada pada organ-organ abdomen dan toraks, sistem saraf pusat serta otot rangka.Suhu inti internal inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh yang harus dipertahankan kestabilannya.Penambahan panas harus seimbang dengan pengurangan panas agar suhu inti tetap stabil. Suhu inti mengandung panas total tubuh maka untuk mempertahankan kandungan panas yang konstan sehingga suhu inti stabil. Pemasukan panas melalui penambahan panas dari lingkungan eksternal dan produksi panas internal.Sedangkan pengurangan panas terjadi melalui pengurangan panas dari permukaan tubuh yang terpejan ke lingkungan eksternal. Biasanya manusia berada di lingkungan yang suhunya lebih dingin daripada tubuh mereka, sehingga ia harus terus menerus menghasilkan panas secara internal untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Pembentukan panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolik yang berasal dari makanan (Isnaeni, 2006).
Karena fungsi sel peka terhadap fluktuasi suhu internal, manusia secara homeostatis mempertahankan suhu tubuh pada tingkat yang optimal bagi kelangsungan metabolisme yang stabil.Bahkan peningkatan suhu tubuh sedikit saja sudah dapat menimbulkan gangguan fungsi saraf dan denaturasi protein yang ireversibel.Suhu tubuh normal secara tradisional dianggap berada pada 370C (98,60F).
Sebenarnya tidak ada suhu tubuh “normal” karena suhu bervariasi dari organ ke organ.Dari sudut pandang termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti di tengah (central core) dengan lapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell). Suhu di inti bagian dalam yang terdiri dari organ-organ abdomen dan toraks, sistem saraf pusat, serta otot rangka, umumnya relative konstan sekitar 37,80C (1000F) .Suhu inti internal inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh dan menjadi subjek pengaturan ketat untuk mempertahankan kestabilannya.Suhu kulit dapat berfluktuasi antara 200C (680F) dan 400C (1040F) tanpa mengalami kerusakan.Ini karena suhu kulit sengaja diubah-ubah sebagai tindakan kontrol untuk membantu mempertahankan agar suhu di tengah tetap konstan (Sherwood, 2001).
Suhu oral rata-rata adalah 370C (98,60F), dengan rentang normal 36,10C sampai 37, 0C (97-990F).Suhu rektum rata-rata sekitar 0,60C (10F) lebih tinggi, yaitu 37,60C (99,70F), berkisar dari 36,10C sampai 37,80C (97-1000F).ukuran tersebut bukan merupakan petunjuk absolute suhu inti internal, yang rata-rata sekitar 37,80C (1000F). Walaupun suhu inti dipertahankan relatif konstan, terdapat beberapa faktor yang sedikit dapat mengubahnya, antara lain :
1.      Sebagian besar suhu inti manusia dalam keadaan normal bervariasi sekitar 10C (1,80F) selama siang hari, dengan tingkat terendah terjadi di pagi hari sebelum bangun (jam 6-7 pagi) dan titik tertinggi terjadi di sore hari (jam 5-7 sore). Variasi ini disebabkan oleh irama biologis inheren atau “jam biologis”.

2.      Suhu inti wanita juga mengalami irama bulanan dalam kaitannya dengan daur haid. Suhu inti rata-rata 0,50C (0,90F) lebih tinggi selama separuh terakhir siklus dari saat ovulasi ke haid.

3.      Suhu inti meningkat selama olahraga karena peningkatan luar biasa produksi panas oleh otot-otot yang berkontraksi. Selama olahraga berat, suhu inti dapat meningkat sampai setinggi 400C (1040F).

4.      Karena mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif, suhu inti dapat sedikit berubah-ubah jika tubuh terpajan ke suhu yang ekstrim.
Dengan demikian, suhu inti dapat bervariasi antara sekitar 35,60C sampai 400C (960F-1040F), tetapi biasanya menyimpang kurang dari beberapa derajat.Nilai yang relatif konstan ini dimungkinkan oleh adanya berbagai mekanisme termoregulatorik yang dikoordinasikan oleh hipotalamus.
Hipotalamus berfungsi sebagai thermostat tubuh. Hipotalamus sebagai pusat intergrasi termoregulasi tubuh, menerima informasi aferen mengenai suhu di berbagai bagian tubuh dan memulai penyesuaian-penyesuaian terkoordinasi yang sangat rumit dalam mekanisme penambahan atau pengurangan panas sesuai dengan keperluan untuk mengkoreksi setiap penyimpangan suhu inti dari “patokan normal”. Hipotalamus mampu berespons terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,010C.tingkat respons hipotalamus terhadap penyimpangan suhu tubuh disesuaikan secara sangat cermat, sehingga panas yang dihasilkan atau dikeluarkan sangat sesuai dengan kebutuhan untuk memulihkan suhu ke normal (Isnaeni, 2006).
Untuk membuat penyesuaian-penyesuaian hingga terjadi keseimbangan antara mekanisme pengurangan panas dan mekanisme penambahan serta konservasi panas, hipotalamus harus secara terus menerus mandapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti melalui reseptor-reseptor khusus yang peka suhu yang disebut termoreseptor.Termoreseptor perifer memantau suhu kulit di seluruh tubuh dan menyalurkan informasi mengenai perubahan suhu permukaan ke hipotalamus. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor sentral, yang terletak di hipotalamus itu sendiri serta di tempat lain di susunan saraf pusat dan organ-organ abdomen (Isnaeni, 2006).
 Di hipotalamus terdapat dua pusat pengaturan suhu.Regio posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks-refleks yang memperantarai produksi panas dan konservasi panas.Regio anterior, yang memperantarai pengurangan panas(Sherwood, 2001).
Bagian otak yang mempengaruhi terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus anterion dan hipotalamus posterior.Hipotalamus anterior berperan meningkatkan hilangnya panas, vasilodatasi dan menimbulkan keringat.Hipotalamus posterior berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloenektik, menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatnya produksi hormon tiroid dan mensekresi epinefrin dan norepnefrin serta meningkatkan basal metabolism rate. Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homoestatis yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme feel back negative untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000).
a.       Pengeluaran panas (aliran panas eksternal) melalui beberapa mekanisme :
1.             Radiasi. Banyaknya panas yang dipindahkan dari satu tubuh ke lainnya oleh radiasi adalah seperempat fungsi kekuatan dari suhu tubuh yang beradiasi. Hal ini berlaku untuk kulit, di satu pihak, dan untuk yang dekat tubuh manusia atau objek, di pihak lain. Bila suatu objek lebih panas daripada kulit, tubuh mengambil radiasi darinya, tetapi bila objek lebih dingin (atau bukan suatu tubuh yang beradiasi) maka kulit akan kehilangan panas dengan cara radiasi.

2.             Konduksi panas dari kulit ke udara sekitar. Ini memerlukan udara yang lebih sejuk daripada kulit, berarti, suatu gradien suhu harus ada. Macam pengeluaran ini sangat ditingkatkan bila lapisan udara yang dihangatkan oleh kulit dihilangkan (misalnya, dengan angin sepoi-sepoi) dan digantikan dengan suatu lapisan yang kering dan lebih sejuk.

3.             Radiasi dan konduksi tidak cukup untuk mencegah pemanasan tubuh selama pengerahan tenaga yang berat atau pada suhu sekitar yang tinggi. Pada keadaan ini, pengeluaran panas ditingkatkan oleh evaporasi air (Sibernagl, 1998 : 192).
Temperatur kulit badan tidak sama di semua tempat, makin banyak berhubungan dengan udara luar, temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Temperature tubuh yang normal sekitar 36.Temperatur yang paling mendekati temperature tubuh sebenarnya adalah temperature rektar (melalui dubur), tetapi kurang praktis dan tidak estetis. Oleh karena itu, yang sering dikerjakan pengukuran temperature aksilar (melalui ketiak) atau oral (mulut) (Tim Dosen Pembina, 2013 : 21).
Pengukuran suhu badan sering sekali dalam klinis. Adanya penyakit infeksi menyebabkan suhu badan meninggi, juga kelainan kelenjar endokrin menunjukkan perubahan suhu badan (Tim Dosen Pembina, 2013 : 21).


Suhu diregulasi oleh sistem saraf dan oleh sistem endokrin.
 Sistem saraf
            1.      Pendinginan dan pemanasan kulit merangsang ujung saraf yang sensitive terhadap suhu dengan menghasilkan respons yang sesuai-menggigil pada dingin, berkeringat pada panas.
            2.      Hipotalamus dalam otak berespons terhadap suhu darah yang lewat di dalam kapiler. Hipotalamus terdiri dari dua pusat untuk pengaturan panas. Yang satu berespons terhadap peningkatan suhu dengan menyebabkan vasodilatasi dan kehilangan panas. Yang lain berespons terhadap penurunan suhu dengan menyebabkan vasokonstriksi dan aktivasi produksi panas lebih lanjut.

Sistem endokrin
1.      Medulla adrenal : dingin meningkatkan sekresi adrenalin, yang merangsang metabolisme dan dengan demikian meningkatkan produksi panas.
2.      Kelenjar tiroid : dingin meningkatkan sekresi tiroksin, dengan meningkatkan metebolisme dan produksi panas (Gibson, 2002 : 238-239).
Demam biasanya terjadi melalui tiga tahap :
a.       Serangan menggigil; menggigil berat disebut rigor. Pembuluh darah kulit berkonstriksi dan kehilangan panas dikurangi sampai minimal.
b.      Suhu meningkat; pembuluh darah berdilatasi, kelenjar keringat biasanya tetap tidak aktif, proses metabolic ditingkatkan dan terdapat produksi panas yang lenih besar.
c.       Suhu turun, kehilangan panas lebih besar daripada produksi panas; keringat sangat banyak (Gibson, 2002 : 240).
       Suhu tubuh dapat di periksa melalui pemerikasaan dengan metode oral dan paraxiler. Cara peroral merupakan sala satu cara mengukur suhu tubuh dengan menaruh termometer di dalam mulut,tepatnya dibagian bawah lidah.sedangkan cara paraxiler dengan meletakkan termometer dibawah ketiak. Pengukuran yang dilakukan dengan cara peraxiler menunjukkan suhu yang lebih rendah dari pengukuran dengan cara peroral sekitar 0,5
            Pengukuran suhu tubuh dapat di lakukan dengan 4 macam cara yaitu peroral (sublingual),yaitu mengukur suhu melalui oral (mulut). Peraxiler, yaitu mengukur suhu melalui aksila (ketiak), Perrektal,yaitu mengukur suhu melalui rektum (dubur) dan Peroftal,yaitu mengukur suhu melalui telinga, setiap tempat pengukuran ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

pengukuran suhu tubuh, terdapat empat (4) macam cara, yaitu :
1.Peroral (sublingual), yaitumengukur suhu melalui oral(mulut).

Keuntungan:
a.       Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi.
b.      Nyaman bagi klien.
c.       Memberi pembacaan suhu permukaan yang akurat.

Kerugian:
a.       Tidak boleh dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut.
b.      Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan.
c.       Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif.
d.      Risiko terpapar cairan tubuh



           
2. Peraxila, yaitumengukur suhu melalui axila(ketiak).

Keuntungan:
a.       Aman dan non-invasif
b.      Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dank lien yang tidak kooperatif.

Kerugian:
a.       Waktu pengukuran lama
b.      Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien

3.Perrektal, yaitumengukur suhu melalui rektum(dubur).

Keuntungan:
a.       Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh
b.      Menunjukkan suhu inti

Kerugian:
a.       Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah rektal, kelainan rektal, nyeri pada area rektal, atau cenderung perdarahan.
b.      Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan ansietas klien.
c.       Risiko terpajan cairan tubuh
d.      Memerlukan lubrikasi
e.       Dikontradiksikan pada bayi baru lahir.

4.Peroftal, yaitu mengukur suhu melalui telinga(jarang dipakai).

Keuntungan:
a.       tempat mudah dicapai
b.      perubahan posisi yang dibutuhkan minimal.
c.       memberi pembacaan inti yang akurat.
d.      waktu pengukuran sangat cepat (2-5 detik).
e.       dapat dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu klien

Kerugian:
a.       Alat bantu dengar harus dikeluarkan sebelum pengukuran.
b.      Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah telinga atau membrane timpani.
c.       Membutuhkan pembungkus probe sekali pakai.
d.      Impaksi serumen dan otitis media dapat mengganggu pengukuransuhu.
e.       Keakuratan pengukuran pada bayi baru lahir dan anak
f.       anak dibawah 3 tahun masih diragukan.

            Keempat macam cara ini dapat digunakan salah satunya saja. Karena pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. Namun, itu tergantung jenis bagian suhu mana yang ingin kita ketahui.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Badan

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya suhu badan:


Kecepatan Metabolisme  Basal
            Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.

2. Rangsangan saraf simpatis
            Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.

3. Hormone pertumbuhan
            Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.

4. Hormone tiroid
            Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.

5. Hormone kelamin
            Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.

6. Demam ( peradangan )
            Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

7. Status gizi
            Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.

8. Aktivitas
            Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.

9. Gangguan organ
            Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

10. Lingkungan
            Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
            Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

C.ALAT DAN BAHAN
1.Alat
              Termometer Digital
              Termometer Air Raksa
              Jam atau Stopwatch
              Tisu atau Kapas       
2.Bahan
              Alkohol 70%
              Air Es
 
              Pada praktikum praktikum yang telah kami lakukan  kali ini adalah mengenai Pengukuran Suhu Tubuh pada Manusia (Termoregulasi) .Dalam praktikum ini kami memiliki tujuan yaitu Mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara oral dan aksila pada tubuh Manusia,Mampu memahami perebedaan berbagai temperatur diberbagai tempat di tubuh,Mampu mengetahui berbagai faktor yang berpengaruh pada pengukuran suhu tubuh.
.Untuk dapat memenuhi tujuan tersebut, maka kita perlu mempersiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum Termoregulasi pada manusia ini. Alat-alat yang dibutuhkan adalah termometer klinis yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh secara oral lewat mulut pengukuran suhu di mulut dengan bernafas melalui mulut, pengukuran suhu di mulut setelah berkumur dengan air es dan termometer raksa untuk mengukur suhu melali ketiak atau aksilar.Dan alat yang kedua adalah handuk/lap bersih atau tisu yang digunakan untuk membersihkan ketiak dan termometer setelah digunkan . Dalam pelaksanaan praktikum ini kita juga memerlukan beberapa bahan, yaitu alcohol dan air es yang digunakan ketika probandus akan diukur suhunya setelah berkumur dengan air es tersebut.
Untuk mendapatkan hasil percbaan dan untuk membandingkan hasilnya, kita harus melakukan beberapa langkah percobaan.Langkah-langkah ini diterapkan kepada 5 orang tanpa ada perbedaan. Langkah yang pertama adalah menyuruh pasien untuk duduk pada kursi yang telah di sediakan , lalu menurunkan suhu thermometer sampai 35ºC, setelah suhu sudah turun kita memasukkan thermometer digital ke dalam mulut di bawah lidah pasien dengan mulut tertutup. Setelah 2 menit kita menunggu kita membaca suhu tubuh pasien.Untuk perlakuan yang kedua, kita memasukkan thermometer digital ke dalam mulut di bawah lidah pasien, suhu tubuh pasien diukur sambil bernafas dengan mulut.Setelah menunggu selama 2 menit, kita membaca suhu tubuh dari pasien .Lalu dilanjutkan kembali hingga menit ke-4 kita baca lagi suhu pada probandus, lalu mencatatnya.Untuk perlakuan keempat kita memasukkan thermometer digital ke dalam mulut di bawah lidah pasien, setelah sebelumnya berkumur dengan air es selama 1 menit. Sama seperti sebelumnya, pengukuran suhu dilakukan selama 3 menit .Setelah pengukuran suhu tubuh pasien  di bagian mulut telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya kita melakukan pengukuran suhu tubuh di bagian ketiak.Kita harus mengeringkan ketiak dari keringat pasien menggunakan tisu .Dengan lengan dirapatkan ke badan, lalu thermometer diapitkan di bagian ketiaknya, lalu kita membaca suhu setelah 5 menit serta menulis semua hasil pengukuran ini dilakukan sebelum beraktivtas,setelah itu izinkan pasien untuk melakukan aktivitas seperti berolahraga,lari lari di tempat dan sebagainya agar dapat meluhat perbedaan suhunya,bersihkan lagi ketian pasien dengan tiu lalu izinkan pasien untuk mengepit termometer raksa selama 5 menit,lalu amati hasilnya.
Dalam praktikum kali ini terdapat 5 orang yang menjadi probandus, yaitu Rahmi Fitri Yeni, Resi Julisna, Sri Nurzalia A. ,Tanti Yusepa dan Tika Sari.
Rahmi adalah seorang perempuan yang berumur 19 tahun, memiliki berat badan sebesar 40 kg, dan memiliki tinggi badan 146 cm. Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan thermometer digital selama 2 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 37 . Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi dengan bernafas menggunakan mulut selama 2 menit, didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 37,3 , dilanjutkan pada menit ke 4, suhu tubuh dari Rahmi adalah sama yaitu37,3   . Setelah itu, suhu tubuh Rahmi diukur lagi di bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih dahulu dengan air dingin selama 1 menit. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer digital dipasang lagi di mulutnya, setelah 3 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 36,9.Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian ketiak.Sebelumnya, ketiak Rahmi harus di bersihkan dulu dari keringat menggunakan Tisu.Setelah itu, thermometer raksa diselipkan di ketiak Rahmi dengan lengan dirapatkan ke badan.Setelah 5 menit, kita baca suhu di thermometer raksanya. Suhu tubuh Rahmi saat itu ternyata 36,7.Kemudian Rahmi di suruh Berolahraga hingga 5 menit lalu di ukur kembali suhu badannya melalui ketiak selama 5 menit hasilnya menjadi 36,9
Probandus yang kedua adalah Resi.Resi adalah seorang Perempuan yang berumur 19 tahun, memiliki berat badan sebesar 40 kg, dan memiliki tinggi badan 147 cm. Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan thermometerdigital  selama2 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 37 . Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi dengan bernafas menggunakan mulut selama 2 menit, didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 37,1.Dilanjutkan pada menit ke 4, suhu tubuh dari Resiyaitu  37,2. . Setelah itu, suhu tubuh Resi diukur lagi di bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih dahulu dengan air dingin. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer diital dipasang lagi di mulutnya, setelah 3 menit ternyata suhu tubuhnya turun menjadi 36.4 . Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian ketiak.Sebelumnya, ketiak Resi harus di bersihkan dulu dari keringat menggunakan tisu.Setelah itu, thermometer raksa diselipkan di ketiak Resi dengan cara di kepit.Setelah 5 menit, kita baca suhu di thermometer raksa. Suhu tubuh Resi saat itu ternyata 37.Kemudian Resi di suruh Berolahraga hingga 5 menit lalu di ukur kembali suhu badannya melalui ketiak selama 5 menit hasilnya menjadi 37,1.

Probandus yang ke 3 adalahSri Nurzalia seorang perempuan yang berumur 19 tahun, memiliki berat badan sebesar 50 kg, dan memiliki tinggi badan 159 cm. Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan thermometer digital selama 2 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 37 . Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi dengan bernafas menggunakan mulut selama 2 menit, didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 37 , dilanjutkan pada menit ke 4, suhu tubuhSri Nurzalia adalah sama yaitu37,1   . Setelah itu, suhu tubuh Sri Nurzalia diukur lagi di bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih dahulu dengan air dingin selama 1 menit. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer digital dipasang lagi di mulutnya, setelah 3 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 36,4.Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian ketiak.Sebelumnya, ketiak Sri Nurzalia harus di bersihkan dulu dari keringat menggunakan Tisu.Setelah itu, thermometer raksa diselipkan di ketiak Sri Nurzalia dengan lengan dirapatkan ke badan.Setelah 5 menit, dibaca suhu di thermometer raksanya. Suhu tubuh Sri Nurzalia ternyata 37.Kemudian Sri Nurzalia di suruh Berolahraga hingga 5 menit lalu di ukur kembali suhu tubuhnya melalui ketiak selama 5 menit hasilnya menjadi 37,2
Probandus yang ke-4 adalah Tnti.Tanti adalah seorang Perempuan yang berumur 19 tahun, memiliki berat badan sebesar 45 kg, dan memiliki tinggi badan 153cm. Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan thermometerdigital  selama2 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 37 . Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi dengan bernafas menggunakan mulut selama 2 menit, didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 37,2.Dilanjutkan pada menit ke 4, suhu tubuh dari Tantiyaitu  37,3. . Setelah itu, suhu tubuh Tanti diukur lagi di bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih dahulu dengan air dingin. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer diital dipasang lagi di mulutnya, setelah 3 menit ternyata suhu tubuhnya turun menjadi 36.4 . Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian ketiak.Sebelumnya, ketiak Tantiharus di bersihkan dulu dari keringat menggunakan tisu.Setelah itu, thermometer raksa diselipkan di ketiak Tanti dengan cara di kepit.Setelah 5 menit, kita baca suhu di thermometer raksa. Suhu tubuh Tanti saat itu ternyata 37.Kemudian Tanti di suruh Berolahraga hingga 5 menit lalu di ukur kembali suhu badannya melalui ketiak selama 5 menit hasilnya menjadi 37,4.
Probandus yang terakhir adalah Tika.Tika adalah seorang Perempuan yang berumur 20 tahun, memiliki berat badan sebesar 45 kg, dan memiliki tinggi badan 153 cm. Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan thermometerdigital  selama2 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 37 . Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi dengan bernafas menggunakan mulut selama 2 menit, didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 37.Dilanjutkan pada menit ke 4, suhu tubuh dari Tikayaitu  37,2. . Setelah itu, suhu tubuh Tika diukur lagi di bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih dahulu dengan air dingin. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer diital dipasang lagi di mulutnya, setelah 3 menit ternyata suhu tubuhnya turun menjadi 36.3 . Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian ketiak.Sebelumnya, ketiak Tikaharus di bersihkan dulu dari keringat menggunakan tisu.Setelah itu, thermometer raksa diselipkan di ketiak Tika dengan cara di kepit.Setelah 5 menit, kita baca suhu di thermometer raksa. Suhu tubuh Tika saat itu ternyata 37.Kemudian Tika di suruh Berolahraga hingga 5 menit lalu di ukur kembali suhu badannya melalui ketiak selama 5 menit hasilnya menjadi 37,1.
Dari hasil di atas, dapat kita ketahui bahwa semua probandus memiliki suhu tubuh normal, yaitu antara kurang lebih >36 tidak lebih dari 37,4.Setelah dilakukan percobaan yang kedua yaitu ketika suhu tubuh diukur melalui mulut sambil bernafas, ternyata suhu tubuh probandus mengalami kenaikan meskipun hanya sedikit. Rahmi tidak mengalmi kenaikan suhu ,Resi mengalami kenaikan suhu sebesar 0,1, sritidak mengalami kenaikan suhu ,tanti tidak mengalami kenaikan atau penurunan suhu ,tika mengalami kenaikan suhu tubuh 0,1 . di menit ke 3 setelah selesai berkumur dengan air es selama 1 menit di peroleh hasil bahwa suhu tububuh ke 5 probandus berkurang ,pada saat bernafas suhu mengalami perbedaan hal ini dapat terjadi  karena suhu tubuh probandus melakukan penyesuaian dengan suhu tubuh di luar tubuh yang memiliki temperature lebih rendah.Disini terjadi pertukaran panas tubuh dengan lingkungan secara konveksi, yaitu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekeliling yang lebih dingin. Udara yang berkontak dengan tubuh melalui mulut menjadi lebih hangat dan karenanya menjadi lebih ringan dibanding udara dingin. Udara yang lebih hangat ini bergerak ke atas dan digantikan dengan udara yang lebih dingin.
Setelah berkumur dengan air es selama 1 menit suhu tubuh probandus berkurang. Dari hasil pengukuran tersebut dapat kita simpulkan bahwa saat menit ke 2 awal, tubuh menyesuaikan dengan keadaan suhu es yang ada di mulut, sehingga suhunya menurun.Namun pada menit ke 4 suhu probandus mengalami kenaikan, hal ini disebabkan bahwa homeostatis tubuh telah melakukan penyesuaian sehingga kembali mengalami kenaikan suhu di dalam tubuh.Disini terjadi pertukaran panas tubuh secara konduksi, yaitu perpindahan panas tubuh dengan benda (dalam hal ini air es) yang berbeda suhunya karena terjadi kontak secara langsung. Sewaktu berkumur dengan air es, tubuh kehilangan panasnya karena panas dipindahkan secara langsung ke air es yang suhunya lebih rendah. Kemudian suhu oral, yang lebih rendah, yang diukur merupakan suhu kesetimbangan. Ini artinya apabila suhu lingkungan dingin, maka tubuh akan memproduksi panas yang berasal posterior hipotalamus.
Dari hasil pengukuran suhu tubuh di bagian ketiak, dapat kita simpulkan bahwa suhu tubuh probandus di bagian ketiak/aksilar memiliki suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh di bagian mulut/oral. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa temperature kulit badan kita tidak sama di semua tempat, makin banyak berhubungan dengan udara luar, temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Mulut lebih banyak berhubungan dengan udara luar dibandingkan dengan ketiak, sehingga suhunya juga lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan.dan dapat di ketahui pula dari percobaan setelah melakukan aktivitas suhu tubuh bertambah hal ini dapat d sebabkan karena pada saat berolahraga sirkulasi darah meningkat dan energi pun lebih banyak di keluarkan dalam bentuk keringat sehingga tubuh menjadi terasa lebih panas dan udara di dalm mulut pun menjadi lebih panas dari sebelumnya .
Pada percobaan yang kami lakukan suhu yang selalu besar adalah suhu tubuh tanti yusepa karena dapat di ketahui bahwa suhu tubuhnya selalu tinggi walaupun tidak di pengaruhi faktor lainnyan .
 
A.Kesimpulan
Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas sehingga suhu tubuh dpat di pertahankan.Suhu mengacu pada derajat panas atau dinginnya suatu zat..Suhu normal tubuh manusia adalah 36-37.Pengukuran suhu tubuh manusia dapat dilakukan di rectal, aksial, oral dan pada telinga .karena memiliki suhu tubuh paling dekat dengan suhu tubuh. Banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubuh manusia, seperti usia, jenis kelamin, hormone, berat badan, tinggi badan dan lain.lain.Dari hasil percobaan suhu setiap orang berbeda-beda tetapi normalnya manusia mempunyai kisaran suhu 36-37,dan setelah beraktivitas yang dapat menghasilkan keringan biasanya suhu tubuh manusi menjadi naik dri normalnya ,tetapi setelah mengkonsumsi minuman seperti es suhu tubuh dapat turun karena suhu tubuh yang panas dapat di dinginkan oleh minuman yang di konsumsi dan pengaturan pernafasan.

B. Saran
  Untuk kelancaran praktikum termoregulasi lakukan dengan baik dan teliti,agar mendapat hasil yang akurat ,serta hal yang harus di ingat ketika bergntian menggunakan termometer terutama yang berhubungan dengan mulut harus di bersihkan hingga benar-benar bersih ketika di gunakan bergantian,karena jika tidak di bersihkan maka kuman akan menempel pada termometer digital dan akan masuk ke dalam mulut orang lain.sehingga dapat menjadi sumber penyakit.


Daftar Pustaka
Dwienggal.2013.termoregulasi.from.http://dwienggal.blogspot.com/2013/termoregulasi-29.html
Diakses tanggal 20 April 2015 pukul 18.53
Hyuumia.2012.faktor-faktor yang mempengaruhi suhu.from.http://hyuumia.blogspot.com/2012/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-suhu.html
Diakses tanggal 20 April 2015 pukul 18.53
Nurhayatihamzah.2012.laporan praktikum anatomi fisiologi.from.http://nurhayatihamzahbiologi.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-anatomi-fisiologi.html
Diakses tanggal 20 April 2015 pukul 18.53

No comments:

Post a Comment