Thursday, May 21, 2015

PRAKTIKUM BIOKIMIA LEMAK




PERATURAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

1.    Tata Tertib
1.      Berpakaian dan berlaku sopan
2.      Memakai jas pratikum dan membawa alat-alat keperluan praktek yang sudah ditentukan oleh DPP (tabung reaksi kecil 10, besar 10, pipet, lap bersih, penjepit kayu, dan spatula)
3.      Masuk laboratorium minimal tepat waktunya. Terlambat lebih dari 15 menit tidak diijinkan masuk.

2.     Kehadiran
1.      Bagi  mahasiswa baru, syarat kehadiran 75% dari seluruh acara praktikum.
2.      Bagi  mahasiswa lama, syarat kehadiran 50% dari acara praktikum tertentu
3.      Bagi  mahasiswa yang persentase kehadirannya kurang dari yang persyaratan yang , ditentukan, maka tidak diperkenankan mengikuti ujian.
4.      Bagi  mahasiswa yang berhalangan hadir harus memberikan ijin tertulis.
5.      Tidak diperkenankan mengubah-ubah jadwal praktikum.

3.        Laporan
1.      Laporan resmi diserahkan pada seminggu berikut sebelum praktikum dimulai
2.      Terlambat menyerahkan laporan berarti tidak mempunyai nilai laporan praktek.
3.      Laporan ditulis tangan rapi, singkat, dan padat (kertas boleh ditulis bolak-balik) sesuai yang dipraktekkan.
4.      Format Laporan :
·         Judul pratikum
·         Pendahuluan (uraian latar belakang teori secara ringkas)
·         Tujuan percobaan
·         Bahan dan cara kerja
·         Hasil dan pembahasan
·         Kesimpulan
·         Kepustakaan

IV. Tes Tertulis
Sewaktu-waktu akan diadakan post-test untuk materi yang sudah dipraktekkan. Nilai tes tertulis berpengaruh pada nilai akhir.
V. Penilaian
     Kompenen Penilaian:
·         Kehadiran = 10 %
·         Laporan, tugas, dan tes = 20 %
·         Ujian I (midtes) = 30 %
·         Ujian II (UAS) = 40 %
VI. Ujian
1.      Ujian I dan II dapat bersifat tertuis maupun praktek. Untuk itu, diskusi saat praktikum & penulisan laporan harus diperhatikan.
2.      Syarat untuk mengikuti ujian :
a.       Inventaris wajib dilakukan sebelum praktek dimulai dan dianggap sah bila ak ib waditandatangani oleh DPP atau Asisten maksimal setelah 30 menit berlangsung.
b.      Alat yang hilang, pecah, rusak wajib diganti oleh kelompok yang bersangkutan
c.       Setelah praktikum selesai, buku inventaris dan kunci lemari alat dikembalikan ke ruang DPP


PRAKTIKUM
LEMAK


DASAR TEORI
Lemak adalah senyawa ester asam lemak dan gliserol. Asam lemak adalah asam organik rantai panjang yang memiliki atom C dari 4 sampai 24, asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang yang menyebabkan kebanyakan lemak bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Gliserol adalah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom C. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester yang disebut monogliserida, digliserida, trigliserida. Asam lemak dapat sama atau berbeda. Penggolongan lemak dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu
1.      Lemak sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau lemak netral atau trigliserida atau trigliserol dan lilin (waxes)
2.      Lemak gabungan, yaitu ester asam lemak yang memiliki gugus tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida
3.      Derivat lemak, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisi lemak, contohnya asam lemak, gliserol, sterol (kolesterol)
Sifat-sifat lemak antara lain:
1.      Pada umumnya bersifat zat padat pada suhu ruangan, sedangkan yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair
2.      Lemak yang mengandung azam lemak jenih memiliki titik lebur tinggi, sedangkan lemak cair atau minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh memiliki titik lebur rendah
3.      Derajat ketidakjenuhan asam leamk dapat diukur dengan bilangan iodium. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada satu ikatan rangkap.  Bilangan iodium adalah banyaknya gram iodium yang dapat bereaksi dengan 100 g lemak. Makin banyak ikatan rangkap, makin besar bilangan iodium.
4.      Pada proses hidrolisis/ penyabunan terbentuk asam lemak dan gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa atau enzim tertentu. Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 g lemak. Besar kecilnya bilangan penyabunan tergantung panjang pendeknya rantai karbon asam lemak, makin panjang rantainya makin besar bilangan penyabunan.
5.      Oksidasi asam lemak pada ikatan rangkap akan terbentuk perosida dan selanjutnya terbentuk aldehid. Aldehid inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa tidak enak/tengik. Kelembaban udara, cahaya, suhu tinggi, dan adanya bakteri perusak dapat menyebabkan terjadinya ketengikan lemak.
6.      Bila lemak dicampur dengan KHSO4 padat dan dipanaskan, maka akan timbul senyawa akrolein (akrilaldehid)  berbau tajam khas seperti bau walang sangit.

Beberapa asam lemak yang terdapat di alam:
Atom karbon
Nama sistematik
Nama umum

12
14
16
18
20
24


16
18
18
18
20
Asam lemak jenuh
n-Dodekanoat
n-Tetradekanoat
n-Heksadekanoat
n-Oktadekanoat
n-Eikosanoat
n-Tetrakosanoat

Asam lemak tidak jenuh



Asam Laurat
Miristat
Palmitat
Stearat
Arakhidat
Lignoserat


Palmitoleat
Oleat (1 ikatan rangkap)
Linoleat (2 ikatan rangkap)
Linolenat (3 ikatan rangkap)
Arakhidonat

Asam lemak omega 3, 6, atau 9 adalah asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada atom C3, 6, dan 9 yang penentuan urutan C dimulai dari ujung CH3 atau ujung (omega) asam lemak, bukan dimulai dari gugus karboksil. Contoh asam oleat adalah asam omega 9, asam linoleat adalah asam omega 6 dan asam linolenat adalah asam omega 3, 6, dan 9.

Kolesterol
Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan manusia. Pada manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (cortex adrenal) dan jaringan saraf.
Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, seperti eter, kloroform, benzen, dan alkohol panas. Dalam konsentrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau dan memiliki titik lebur 150-1510C.
Endapan kolesterol dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang disebut aterosklerosis karena dinding pembuluh darah menjadi semakin tebal. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kelenturan/ elastisitas pembuluh darah sehingga aliran darah dapat terganggu. Antung harus memompa darah lebih keras untuk mengatasi gangguan ini.

ALAT DAN BAHAN
A.      ALAT


§  Tabung Reaksi
§  Kertas Phloroglusinol
§  Sumbat karet
§  Mikroskop
§  Desk glass
§  Objek glass
§  Penjebit tabung reaksi
§  Lampu spiritus



B.       BAHAN


§  KHSO4
§  Minyak kelapa
§  Gliserol
§  Margarin
§  Kolesterol
§  Lemak padat (lemak domba)
§  Larutan Hubi (Iodium)
§  Kloroform
§  HCl pekat
§  H2SO4 pekat
§  Eter 0,1%
§  H2O2
§  Asam asetat anhidrida
§  CaCO3
§  Alkohol


PROSEDUR KERJA
A.      TES AKROLEIN (REAKSI DEHIDRASI)
Metode:
1.      Masukkan bubuk halus KHSO4 padat sebanyak kira-kira 0,5 cm.
2.      Teteskan 3-4 tetes sampel kedalam tabung. Panaskan hati-hati diatas nyala api.
3.      Perhatikan bau yang terbentuk. Jika pemanasan dilakukan secara mendadak dan kuat, maka akan terbentuk SO2 yang baunya merangsang seperti akrolein (bau walang sangit).
4.      Bandingkan baunya dengan sampel gliserol.
5.      Lakukan percobaan dalam lemari asam!
Sampel : minyak kelapa, gliserol

B.       TES ASAM LEMAK TIDAK JENUH (REAKSI ADISI)
Metode:
1.      Ambillah 3 buah tabung reaksi kering
2.      Masukkan 2 ml minyak kelapa 2% dalam kloroform kedalam tabung pertama, 2 ml margarin 2% dalam kloroform kedalam tabung kedua, dan 2 ml lemak padat (lemak domba) 2% dalam kloroform kedalam tabung ketiga.
3.      Teteskan larutan Hubi (Iodium) kedalam setiap tabung, goyangkan pada setiap penambahan Iodium.
4.      Hitung jumlah tetesan sampai warna larutan Hubi tidak hilang.
5.      Bandingkan dan terangkan apa yang terjadi
Larutan Hubi:
Campurkan larutan 26 g Iodium dalam 500 ml etanol 95% dengan larutan 30 g HgCl2 dalam 500 ml etanol 95%

C.      UJI KETENGIKAN (MODIFIKASI JACOBS)
Metode:
1.      Masukkan 5 ml minyak kelapa kedalam tabung reaksi (ukuran besar) atau erlenmeyer (ukuran kecil) kering, tambahkan 5 ml HCl pekat.
2.      Sediakan sebuah sumbat yang telah dilengkapi (tergantung) dengan kertas phloroglusinol dalam eter 0,1%.
3.      Masukkan hablur CaCO3 atau 5-6 gumpalan CaCO3 dan segera tutup dengan sumbat karet yang dijepit kertas phloroglusinol sehingga kertasnya tergantung.
4.      Biarkan 10-20 menit, lalu perhatikan perubahan warna pada kertas tersebut. Apabila kertas berwarna merah muda berarti bahan yang dicoba sudah tengik. Kepekatan warna yang terbentuk menentukan derajat ketengikan bahan.
Cara membuat minyak tak jenuh menjadi tengik:
Minyak jenuh segar ditambah H2O2, biarkan di udara terbuka selama 2-3 menit.

D.      PERCOBAAN KOLESTEROL
1)      Uji Liebermann Burchard
Metode:
1.      Masukkan 2 ml larutan kolesterol 0,05% dalam kloroform kedalam tabung reaksi kering.
2.      Tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrida dan 2-3 tetes asam sulfat pekat. Kocoklah hati-hati.
3.      Larutan akan menjadi merah, kemudian biru dan hijau. 

2)      Uji Salkowski
Metode:
1.      Masukkan 1 ml larutan kolesterol 0,05% dalam kloroform kedalam tabung reaksi kering.
2.      Tambahkan 1 ml asam sulfat pekat, lalu dikocok.
3.      Diamkan sebentar sambil diamati hingga kedua lapisan terpisah.
4.      Setelah kedua lapisan cairan terpisah akan timbul warna berturut-turut merah, biru, dan ungu dalam lapisan kloroform (bagian atas), sedangkan lapisan lemak (bagian bawah) berfluoresensi kuning.

3)      Bentuk kristal Kolesterol
Metode:
1.      Larutkan sejumlah kolesterol padat dalam alkohol panas.
2.      Letakkan larutan diatas objek glass dan biarkan sampai semua alkohol menguap.
3.      Periksalah bentuk kristal yang terjadi dengan menggunakan mikroskop.



HASIL PENGAMATAN
No
Metode
Gliserol
Minyak
Margarin
Lemak padat
Kolesterol
1
Tes Akrolein





2
Reaksi Adisi





3
Uji Ketengikan

A
B



4
Liebermann Burchard





5
Salkowski





6
Reaksi Kristal






KETERANGAN / KESIMPULAN




No comments:

Post a Comment