·
Ibuprofen
·
Asam Mefenamat
·
Aspirin
·
Natrium Diklofenat
1. Manakah
obat yang paling tepat pada kasus sakit gigi ?
Obat
yang paling tepat digunakan untuk kasus sakit gigi adalah asam mefenamat (ISO
Indonesia Volume 46, halaman 4). Asam mefenamat merupakan obat golongan non
steroidal anti inflammatory yang
digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Sesuai nama golongannya, “anti
inflammatory” atau anti inflamasi, obat ini berfungsi untuk mengurangi
peradangan yang terjadi dalam tubuh manusia dan meredakan rasa sakit tingkat
ringan hingga menengah, serta mengurangi inflamasi atau peradangan. Asam mefenamat berfungsi menghambat enzim yang
memroduksi prostaglandin. Prostaglandin
adalah senyawa yang dilepas tubuh dan menyebabkan rasa sakit serta inflamasi.
Dengan menghalangi produksi prostaglandin, asam mefenamat akan mengurangi rasa
sakit dan inflamasi.
Penggunaan
Asam Mefenamat sebaiknya digunakan secara bertahap dimulai dari 500 mg,
kemudian pada penggunaan berikutnya 4 X 250 mg, yang harus diperhatikan obat
ini tidak boleh diminum melebihi 2500mg per hari, rentan waktu
penggunaannya-pun jangan melebihi 7 hari. Efektifitas obat ini tergolong cukup
cepat, dalam beberapa jam biasanya sudah dirasakan pengaruhnya didalam tubuh,
khususnya untuk meredakan rasa nyeri. Sementara itu efektifitasnya terhadap
peradangan biasanya akan dirasakan setelah beberapa dosis dikonsumsi.
Asam
mefenamat sebaiknya dikonsumsi sesudah makan atau dengan cemilan untuk mencegah
efek samping. Pasien juga dianjurkan berhenti atau mengurangi rokok dan
konsumsi minuman keras selama mengonsumsi obat ini agar dapat mengurangi risiko
efek samping pendarahan pada lambung. Semua makanan yang masuk ke dalam tubuh
akan dikeluarkan setelah diproses. Asam mefenamat akan dibuang setelah diproses
di organ hati. Jadi untuk individu yang mengalami gangguan hati, proses
eliminasi asam mefenamat akan terganggu dan akan terkumpul dalam dosis yang
tinggi di dalam tubuh mengakibatkan banyak keluhan (dengan catatan, asam
mefenamat dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu panjang).
2. Manakah
yang paling tepat pada kasus rematik?
Obat
yang paling tepat digunakan untuk kasus rematik adalah natrium diklofenak (ISO
Indonesia Volume 46, halaman 32). Natrium (Na) diklofenak merupakan obat
golongan Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAID). Na diklofenak
digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, pembengkakan akibat peradangan,
dan kekakuan sendi akibat artritis (radang sendi),
seperti pada artritis reumatoid, osteoartritis, artritis gout, spondilitis
ankilosa, dan spondiloartritis. Na diklofenak juga dapat digunakan untuk
reumatik yang terjadi di luar persendian, seperti lumbago (nyeri punggung
bawah), bursitis
(peradangan kantung kecil yang berisi cairan dan berfungsi sebagai bantalan
tulang, tendon, dan otot di dekat sendi), dan miositis (peradangan otot).
Selain untuk nyeri dan kaku akibat reumatik, natrium diklofenak juga dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri akut ringan hingga sedang pada orang dengan dismenore
(nyeri haid)
dan migrain
akut.
Dosis yang diberikan sesuai dengan
kondisi kesehatan, respon terhadap pengobatan, dan obat-obatan lainnya yang
sedang diminum. Terdapat 3 jenis sediaan table Na diklofenak yang beredar di
pasaran, yaitu 25 mg, 50 mg, dan 75 mg.
·
Untuk
artritis reumatoid dosis yang digunakan adalah 50 mg 3–4 kali sehari atau 75 mg
2 kali sehari;
·
Untuk
osteoartritis adalah 50 mg 2–3 kali sehari atau 75 mg 2 kali sehari;
·
Untuk
spondilitis ankilosa dosis yang digunakan adalah 25 mg 4 kali sehari dan dapat
ditambah 25 mg lagi sesaat sebelum tidur.
Na diklofenak baik dikonsumsi segera
setelah makan untuk meminimalisir efek samping di saluran pencernaan.
3. Manakah
yang paling tepat pada kasus demam?
Obat
yang paling tepat digunakan untuk kasus demam adalah Ibuprofen (ISO Indonesia
Volume 46, halaman 20). Ibuprofen termasuk jenis obat anti inflamasi
non-steroid. Obat ini dapat meredakan rasa sakit ringan hingga menengah serta
mengurangi inflamasi atau peradangan. Contoh kondisi atau gejala yang dapat
ditangani ibuprofen adalah artritis, keseleo, nyeri otot,
migrain,
nyeri menstruasi, sakit gigi, dan nyeri setelah operasi. Disamping
itu, ibuprofen juga dipakai untuk mengurangi gejala demam dan pegal-pegal
akibat flu.
Ibuprofen bekerja dengan menghambat enzim yang berperan dalam produksi
prostaglandin. Prostaglandin adalah senyawa yang dilepaskan tubuh yang
menyebabkan inflamasi dan rasa sakit. Dengan menghalangi produksi
prostaglandin, ibuprofen mengurangi inflamasi dan rasa sakit. Dosis penggunaan
ibuprofen tergantung kepada tingkat keparahan rasa sakit yang diderita pasien.
Jangan melebihi dosis maksimum ibuprofen untuk orang dewasa yaitu 2.400 mg per
24 jam. Ibuprofen sebaiknya dikonsumsi sesudah makan atau dengan segelas susu
untuk mengurangi efek sampingnya. Pastikan untuk mengurangi rokok serta
konsumsi minuman keras karena dapat meningkatkan risiko efek samping pendarahan
pada lambung.
Khasiat ibuprofen sebanding, bahkan lebih besar dari pada
asetosal (aspirin) dengan efek samping yang lebih ringan terhadap lambung.
Pada pemberian oral ibuprofen diabsorbsi dengan
cepat, berikatan dengan protein plasma dan kadar puncak dalam plasma tercapai 1
– 2 jam setelah pemberian. Adanya makanan akan memperlambat absorbsi, tetapi
tidak mengurangi jumlah yang diabsorbsi. Metabolisme terjadi di hati dengan
waktu paruh 1,8 – 2 jam. Ekskresi bersama urin dalam bentuk utuh dan metabolit
inaktif, sempurna dalam 24 jam.
4. Manakah
yang paling tepat pada kasus sakit kepala?
Obat
yang paling tepat digunakan untuk kasus sakit kepala adalah aspirin (ISO
Indonesia Volume 46, halaman 4). Aspirin sendiri tergolong dalam jenis obat
merupakan obat anti inflamasi non- steroid (NSAID) yang berfungsi sebagai
pereda rasa nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri otot, sakit gigi, sakit kepala
juga rasa nyeri yang disebabkan oleh menstruasi. Obat ini juga sering digunakan
untuk mengobati pilek, demam dan peradangan. Fungsi lain yang kerap kali
berguna adalah efek anti-trombotik (menghambat aktivasi trombosit) yang
merupakan efek yang sangat berguna sebagai pencegah serangan berulang pada
pasien dengan nyeri dada akibat sumbatan pada arteri koroner jantung,
dan juga pada pasien yang sedang mengalami kejadian nyeri dada akibat sumbatan
pada arteri koroner jantung. Aspirin adalah merupakan salah satu jenis obat
analgesic yang berfungsi sebagai pereda rasa sakit atau nyeri. Kadang
orang menyebut Aspirin dengan nama Asam asetilsalisilat. Aspirin mempunyai
bahan aktif yang disebut sebagai asam salisilat asetil yang merupakan turunan
sintetis dari senyawa salisin. Salisin sebetulnya dapat ditemukan secara alami
yang terkandung didalam beberapa tanaman terutama pada tanaman Willow. Salisin
yang ditemukan pada tanaman Willow sudah banyak digunakan oleh masyarakat
sebagai pereda rasa nyeri sejak ratusan tahun silam. Saat ini Aspirin banyak
digunakan sebagai analgesic dan banyak dijual dipasaran. Efektifitas Aspirin
akan dirasakan selama 3 sampai 4 jam karena analgesic ini hanya larut dalam
usus kecil dan bukan didalam lambung.
No comments:
Post a Comment