Artemisia
Annua dan Artemisinin
Artemisia Annua (Compositae/Asteraceae) dikenal sebagai qinghao dalam
oabat tradisional china, dimana telah digunakan selama berabad-abad dalam
mengobati demam dan malarian. Tanaman ini kadang-kadang dikenal dengan tanaman
tahunan atau sweet wormwood dan cukuptersebar luas. bisa ditemukan dieropa, amerika
utara dan selatan sama baiknya sepeti di china. Artemisinin (qinghaosu)diekstraksi
secara bertingkat dan menunjukan reaksi sebagai anti malaria. menjadi efektif
terhadap darh manusia yang terinfeksi
malaria dan hampir tidak ada toksisitas. malaria disebabkan oleh
protozoa genus Plasmodium. Terutama P.falciparum, memasuki system
peredaran darah melalui kelenjar air liur nyamuk. dan di dunia menyebabkan
kematian 2-3 juta tiap tahunnya. dibuat sebagai obat anti malaria seperti
chloroquine yang terbukti kurang efektif dalam pengobatan malaria yang mengakibatkan
resistensi obat terhadap P.falciparum. Artemisinin saat ini efektif
terhadap resistensi obat.
Artemisinin
adalh lakton seskuiterpen yang mengandung rantai peroksida yang langka.dimana
penting untuk aktivitasnya. Beberapa tanaman Artemisia annua ditemukan
memproduksi 1% artemisinin tapi normalnya menghasilkan lebih sedikit antar
0,05-0,2%. terlepas dari satu atau dua spesies yangmenghasilkan, komponen ini
tidak ditemukan pada spesies lainnya dari genus Artemisia (sekitar 400
spesies).
Kandungan yang lebih sedikit (sekitar 0,01%) dari struktur rangkaian
peroksida Artemisitene juga ditemukan pada A.Annua, walaupun aktivitas
malarianya rendah.kandungan seskuiterpen terbanyak pada tanaman ini adalah asam
artemisinic (asam artenuic,asam qinghao) (antara 0,2-0,8%) dan kandungan
terkecil (0,1%) arteannuin B (qinghaosu-II) untungnya asam artenuic bisa diubah
secara kimia menjadi artemisinin dengan proses yang relatit mudah dan efisien. Artemisinin
bisa dikurangi menjadi laktol (hemiacetal) dihidroartemisinin dan ini digunakan
untuk semi sintesis dengan struktur yang diinginkan.dimana acetalnya Artemether
dan Arteether,dan air dapat melarutkan garam natrium dari asam artelinc dan
artesunic dimana sangat menjanjikan sebagai anti malaria. senyawa ini memiliki
aktivitas lebih dibanding Artemisinin dan kemungkinan untuk terinfeksi kembali
juga bisa duikurangi. Arteether memiliki aksi lebih cepat disbanding
chloroquine yang resisten terhadap malaria P.falciparum dan saat ini digunakan untuk formula injeksi. arteether
memiliki aktivitas yang sama dengan
Arteether.dibuat dalam asetal, Artemethe dan Arteether keduanya terurai
secar luas dalam keadaan asam, tapi stabil di dalam alkali. Esternya asam
artesunic juga digunakan dalam bentuk injeksi tapi tidak stabil dalam larutan
alkali, karena dihidrolisis menjadi dihidroartemisinin. Eternya asam artelinic
dianggap lebih stabil. kedua komponen
ini memiliki aksi cepat dan terutama untuk pengobatan malaria celebral
yang fatal. Dihidroartemisinin lebih aktif dibanding Artemisinin dan
menunjukkan metabolisme utama dari obat ini didalam tubuh. Obat-obat ini secara
cepat membesihkan darah dari parasit-parasit tetapi tidak memiliki efek
prophylactic. Secara kimia, bahan ini tidak sama dengan kelompok antimalaria
lainnya,dan ketika telah selesai dievaluasi. obat-obat ini bisa menjadi
komponen obat penting dalam melawan penyakit malaria.
Hubungan
antara rantai peroksida dan aktivitas anti malaria cukup kuat dengan isolasi
dari peroksida seskuiterpen yang mana memiliki level aktivitas sama seperti
Artemisinin, jadi akar dari tanaman yingzhao (Artabotrys uncinatus ;Annonaceae)
yang mana juga digunakan sebagai obat tradisional untuk penyakit
malaria.mengandung turunan bisabolyl, yingzhaosu A dan yingzhaosu C yang kedua
ini mengandung cincin aromatis dari isopren asli (dibanding monoterpen timol
dan carvacrol) Artemisinin dan peroksida
lainnya yang mengandung bahan antimalaria,membentuk kompleks dengan
haemin,yang mana dapat larut dalam bahan besi-porphyrin yang dibebaskan dari
haemoglobin sebagai hasil dari proteolisi pencernaan oleh parasit malaria bahan
ini adalah racun bagi Plasmodium. jadi secara normal diubah menjadi
senyawa yang bukan racun yang tidak larut Haemozin (pigmen malaria) oleh enzim
polimerasi, bahan seperti chloroquine menggangu proses polimerasi. Kompleksasi
haemin dengan artemisinin, dengan koordinasi dari jembatan peroksida dari atom
besi menggangu proses detoksifiksi dan menjadikan generasi spesies radikal
bebas melalui hemolisis oleh peroksida menghasilakn radikal yang membahayakan
protein di dalam Plasmodium.
No comments:
Post a Comment