ANTITUSIF (= Penekan batuk)
Bekerja
sentral pada SSP dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang
batuk.
Dipakai untuk batuk kering, mis. batuk karena
alergi.
Ada 2 golongan antitusif :
§ Antitusif narkotik
§ Antitusif non narkotik
Antitusif
narkotik :
1.
Kodein
Efek antitusifnya lebih kuat dari efek depresi
pernafasan (morfin sebaliknya), sehingga kodeni sering dipakai
ES : Mual, Muntah,
Konstipasi, depresi pernafasan
Dosis : Anak-anak
: 1 mg/tahun
Dewasa : (15 – 20)mg
2. Hidrokodon
Jarang
dipakai karena menyebabkan adiksi dan habituasi
3. Metadon
Efek
depresi nafasnya lemah
Adiksi
lebih kuat dari kodein
Analgetik sama dengan morfin
4. Normetadon
Menimbulkan adiksi
Daya
analgeti, antitusif lebih besar dari kodein
Antitusif Nonnarkotik
1. Dekstrometorfan
§ Tidak berefek analgetik atau
bersifat adiktif
§ Kerja meningkatkan ambang
rangsang refleks batuk secara sentral
§ Daya antitusifnya sama
dengan kodein
§ Jarang menimbulkan rasa
kantuk dan gangguan saluran cerna
§ Dosis besar menyebabkan
depresi pernafasan
Dosis :
Dewasa 10-30 mg (3 kali
sehari)
Anak-anak : 5-10 mg (3
kali sehari)
2. Noskapin
§ Adalah alkaloid alam yang
didapat dari candu
§ Menghambat kontraksi jantung dan otot polos (tapi tidak timbul pada
dosis antitusif)
§ Pada dosis terapi tidak berefek terhadap SSP, kecuali sbg antitusif
§ Pada dosis besar menimbulkan bronkokonstriksi dan hipotensi, karena
kerjanya dapat melepaskan histamin
§ Tidak menimbulkan habituasi
dan adiksi
Difenhidramin
Juga mempunyai efek sebagai anti histamin ===>
batuk alergi
Pada dosis terapi menyebabkan kantuk
Dosis: Dewasa 25 mg 3-4 kali sehari
Anak-anak 12.5 mg 3-4 kali sehari
No comments:
Post a Comment