Wednesday, July 29, 2015

TEB KOLAGOGUM



TEKNIK EVALUASI AKTIVITAS KOLAGOGUM


Obat yang bekerja pada kantong empedu dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
Kholeretik : senyawa yang dapat meningkatkan produksi cairan empedu oleh hati
Kolagogum : senyawa yang dapat meningkatkan kontraksi kantong empedu
Kholesistokinetik : senyawa yang dapat meningkatkan laju sekresi empedu sehingga kejenuhan asam-asam empedu dan kolesterol akan menurun.
Istilah kolagogum, kholeretik dan kholesistokinetik sering tidak dibedakan dan paling sering disebut sebagai kholagogum dengan pengertian bahwa kholagogum merupakan zat-zat yang meningkatkan  sekresi asam empedu dan garamnya oleh sel parenchim hati. Jadi kolagogum terlihat pada peningkatan aliran empedu dari hati melalui saluran empedu ke dalam duodenum. Garam empedu merupakan kandungan aktif dari empedu yang berperan membantu absorbsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak di usus.
Untuk mengetahui efek kolagogum ini dapat dilakukan beberapa pengukuran seperti pengukuran volume empedu yang disekresikan dalam jangka waktu tertentu, penentuan kadar konstituen padat empedu, penentuan kadar asam empedu serta penentuan kolesterol dan pospolipid empedu. Namun yang paling banyak dilakukan dalam percobaan adalah penentuan debit empedu karena pengerjaannya sederhana, praktis dan ekonomis.

Prosedur
Tikus dikelompokan menurut variasi dosis seidiaan uji yang telah direncanakan, kemudian dipuasakan 6 jam untuk menjaga sekresi empedu yang teratur sebelum laparaktomi. Pemberian sediaan uji dapat dilakukan dengan dosis tunggal atau dosis berganda beberapa hari sebelum dilakukan laparaktomi. Untuk sediaan senyawa murni dapat juga diberikan secara akut selesai laparaktomi melalui vena jugularis atau vena femoralis. Sebagai baku pembanding dapat dipakai senyawa Natrium dehidrokholat dengan dosis 32 mg/kb BB.

Teknik Laparaktomi dan kanulasi saluran empedu
Tikus dianestesi umu dengan uretan 125 g/kg BB atau pentotal 60 mg/kg BB secara i.p. Setelah tikus terbius sempurna, tikus ditelentangkan dimeja operasi dengan keempat kaki diikat. Dibuat insisi pada garis tengah abdomen, posterior terhadap tulang rawan xifoid. Duodenum dikeluarkan dari rongga abdomen dengan sedikit usus halus dan diletakkan di atas kasa yang telah dibasahi larutan fisiologis dan terletak di atas abdomen. Jalan saluran empedu yang terletak ditengangah jaringan pankreas sampai ke hileum hati sepanjang 0.5-1 cm, dibersihkan dari jaringan pankreas dan jaringan ikat lainnya. Kemudian dilakukan kanulasi pada saluran empedu dengan memasang jarum berkateter polietilen dengan diameter dalam 0.28 mm, diameter luar 0.61 mm. Lakukan pengikatan dengan benang untuk bagian saluran yang berlawanan dengan hati dan tepat di atas jerum berkateter agar kanula jangan terlepas. Duodenum dan usus halus dikembalikan ke dalam rongga abdomen di atas kateter. Cairan empedu yang mengalir melalui kateter ditampung dalam tabung yang berskala ml. Jumlah cairan empedu yang dihasilkan oleh tikus normal berkisar 0.4-0.62 ml per jam, marmot normal berkisar 0.4-0.65 ml/10 menit.
Volume cairan empedu yang tertampung dicatat selang setengah jam selama 6 jam. Data 60 menit pertam cairan empedu yang diproduksi tidak dicatat, untuk mencapai kondisi mantap (steady state).
Persentase peningkatan produksi cairan empedu dapat dihitung sebagai berikut :

A = (Cm – Cb) X 100%
          Cb

A = Peningkatan produksi cairan empedu (%)
Cb = Kecepatan aliran cairan empedu sebelum perlakuan atau kelompok kontrol
Cm = Kecepatan aliran cairan empedu setelah perlakuan atau kelompok perlakuan

No comments:

Post a Comment