Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi efek obat tersebut :
1.
obat
a.
cara formulasi dan bentuk
b.
dosis obat
c.
cara pakai
d.
waktu pemakaian
e.
tempat pemakaian
f.
cara penyimpanan
2.
Psien
a.
umur
b.
keadaan penderita
c.
jenis kelamin
d.
genetik
e.
dsb
Efek
samping (efek samping, efek ikutan)
Efek yang diberikan oleh obat
disamping/selain khasiat utamanya
Mis.
CTM untuk menekan/mengurangi alergi ====> mengantuk
Efek toksik (efek keracunan)
Efek yang timbul akibat pemberian dosis yang
berlebih (dosis tinggi)
Biasanya
yang timbul berupa keracunan pada organ-organ tertentu.
Mis. Parasetamol
untuk analgetik ==========> hepatotoksik
Obat-obat yang menyebabkan disfungsi
ginjal, hati dsb.
Obat-obat yang menyebabkan keracunan pada
fetus/janin (Teratogen)
(berkhasiat untuk ibu, tetapi racun
buat fetus/janin)
Talidomid ===========> cacat pada bayi yang baru
dilahirkan
Efek
idiosinkrasi
Suatu obat memberikan efek yang
berlainan dengan efek normal/utamanya karena adanya kelainan genetik pada
pasiennya.
Mis.
Penisilin =========> timbul alergi pada pasien tertentu
Efek
adiksi/ketergantungan (phisis dan psikis)
Efek adiksi timbul akibat
pemakaian obat berulang secara terus menerus, sehingga kalau terjadi pemutusan
obat maka pasien tidak akan dapat hidup normal (mempengaruhi mental dan fisik).
Mis.
Obat-obat yang dapat menimbulkan efek halusinasi
(morfin, thebain dsb)
Efek
toleransi
Terjadinya penurunan kepekaan tubuh terhadap obat
karena pemakaian obat tersebut secara berulang (waktu lama) sehingga untuk
selanjutnya diperlukan dosis yang lebih besar
·
Toleransi primer (bawaan/genetik)
·
Toleransi sekunder (pemakaian obat dalam jangka waktu lama), sehingga
sudah menjadi kebiasaan bagi orang tersebut untuk memakan obat tertentu.
·
Toleransi silang (terjadi pada obat yang mempunyai struktur kimia yang
hampir sama)
Mis. Obat-obat penyembuhan
TBC, karena terjadinya adaptasi dari mikroba dengan cara mengubah sistem enzim
pada mikroba tersebut yang dapat mengubah/menguraikan AB tersebut.
Efek resistensi
Terjadi ketidak mampuan obat untuk membunuh kuman
yang disebabkan karena meningkatnya sistem pertahanan dari kuman tersebut untuk
melawan kerja dari obat anti kuman (AB).
Mis. Pemakaian AB atau Sulfonamida yang tidak
menurut aturan
No comments:
Post a Comment