2. PENGENALAN
DAN PENANGANAN BEBERAPA HEWAN
PERCOBAAN
Syarat dan macam hewan percobaan:
§ Jenis dan variasi biologis (spesies dan
strain) harus jelas
§
Sehat dengan tingkah laku normal
§
Seragam (umur, berat badan dan jenis kelamin)
§ Terkondisi (died,
kandang/situsasi, stres, temperatur dsb.)
1.
Mencit
2.
Tikus
3.
Marmot
4.
Kelinci
5.
Kucing
6.
Anjing
7.
Kera
Cairan yang sering digunakan untuk
pelarutan obat adalah :
1.
Normal saline
Merupakan larutan 0.9% NaCl dalam air.
Cairan ini merupakan cairan yang isotonis dengan darah manusia, tidak toksik
untuk pemberian injeksi (i.p). Biasa digunakan sebagai media pensuspensi
dari ekstrak.
2.
Aquadestilata
Merupakan
pembawa yang innert dari kebanyakan material, namun toksisitasnya lebih besar
berbanding saline untuk pemakaian i.p. Biasanya digunakan untuk melarutkan
ekstrak air.
3.
Dimethyl Sulfoxide (100%)
Baik
sekali digunakan untuk ekstrak-ekstrak yang tidak larut di dalam air, karena
volume pemakaiannya lebih sedikit. Namun pemakaiannya amat dibatasi karena
sifat iritasi dan toksisitasnya.
4.
Polyethylene Glycol-200 (100%)
Polyethylene
Glycol adalah toksik untuk pemberian i.p., Shideman dan Procita (1951)
menemukan LD50 PEG-400 (i.p.) sebesar 9.2 gm/kg pada mencit. Viskositasnya
tinggi, dan toksisitasnya (i.p dan i.v.) lebih tinggi berbanding pelarut lain.
Pemberian oaral pada tikus dan kelinci mempunyai LD50 sebesar 50 gm/kg.
5.
Propylene Glycol (100%)
Sama
dengan PEG, toksisitas oral lebih rendah (6 kali) berbanding injeksi. Mempunyai
LD50 sebesar 11.4 gm/kg (Davis and Jenner) dan 9.7 gm/kg (Lampe and Esterday)
bila diberikan i.p. pada mencit.
6.
Ethanol (100% EtOH)
Efek
toksik dan iritan pada pemberian etanol 95% melaui injeksi pada mencit (Latven
and Molitar).
7.
Larutan Sterol
Biasa
diberikan untuk pelarut ekstrak untuk
hewan (Goldstein), karena mempunyai toksisitas yang rendah. Biasanya digunakan
untuk resuspensi bahan yang tidak dapat digunakan dengan saline.
No comments:
Post a Comment