Naftaquinon merupakan pigmen kuning atau
orange yang berasal dari tumbuhan dan karakteristik pada beberapa famili
Angiosperm, termasuk Ebenaceae, Droseraceae, dan Bignoniaceae. Mereka umumnya
selalu dalm bentuk 1,4-naftaquinon dan pada kasus yang sangat jarang dalam
bentuk 1,2-naftaquinon. Substituen yang paling utama adalah gugus hidroksil dan
metil, pada C-2 pada cincin aromatik atau lainnya. Prenilasi jarang terjadi,
dan pada Ebenaceae, tidak terdapat struktur dimerik. Penggunaan farmsetik dari
senyawa ini sanagt terbatas.
SUNDEW
Drosera rotundifolia L., D. Angelica Huds. (= D.longifolia L.), D. Intermedia Hayne (= D.longifolia
auct.non L.), Droseraceae
Tanaman, obat. Sundew terdapat dalam
Farmakope Prancis edisi 10, dinyatakan bahwa speies ini berasal dari eropa dan
sangat langka dan sekarang dilindungi.
D.rotundifolia adalah tanaman kecil (
tinggi 5 cm ) dengan daun roset dan petiloa panjang. Belahan daun orbicular,
dan ditutpi oleh trikom merah panjang dengan apex globulus, dengan sekret
kental, cairan dengan indek bias tinggi ( oleh sebab itu dinamakan sundew ).
Satu atau dua tangkai tipis, tanpa daun, bunga rasemik dengan petal putih.
Spesies Eropa lain berbeda pada bentuk belahn daun: lanseolat dan attenuatus
samapi petiola contohnya pada D. Angelica, obovate pada D.intermedia.
simplisianya terdiri dari seluruh bagian tanaman, ia sering dipalsukan dengan
spesies dari Africa atau Madagascar.
Komposisi kimia. Pada Tanaman segar ditemukan glikosida yang
disebut rossolisida, 4-glukosida dalam bnetuk tereduksi dari plumbagin
(=2-metil-5-hidroksi-1,4-naftaquinon). Plumbagin mewakili 0,7 sampai 1 % obat
kering. Spesies eropa lainnya mempunyai komposisi yang mirip: pada D. Intermedia,
plumabgin terbentuk pada sisi
2-metil-5,8-hiroksi – adn 2-metil-3-kloro-5-hidroksi-1,4-naftaquinon (
1-2 % total quinon).
Test. Quinon dapat dikarakterisasi pada
sundew dengan analisa KLT dari tincturnya. Untuk quantiatatif , cara yang
mungkin digunakan adalah dengan destilasi uap: adanya quinon daalm distilat
dapat diekstraksi dengan kloroform, dan absorban dari pelarut organik dapat
diukur. Uji yang paling penting untuk identifikasi obat adalah pemeriksaan
mikrokopis pada morfologi tikom galndular- khususnya pada non-Eropa Drosera ( ramantaceae, peltata, dan lainnya ).
Khasiat dan Kegunaan. Percobaan pada
hewan menunjukkan bahwa tinktur sunsew merupakan antispasmodik: penghamabt
asetilkolin- menginduksi bronchospasme, menurunkan peristaltik pada isoalt usus
babi guinea.
Plumabagin mempunyai efek sebagai
antibakteri: pada konsentarsi rendah (1/50.000), ia aktif terhadap bakteri gram
positif ( Stapylococcus, streptococcus, pneumococcus), dan juga terhadap
bakteri garm negatif ( salmonella). Ia juga aktif terhadap jamur patogenik
tertentu dan beberapa protozoa parasitik ( leishmania). Pada dosis tinggi
plumbagin bersifat sebagai sitotoksik.
Bentuk umum penggunaan sundew adalah
dalam bentuk tinktur (1-3 g/hari0. eksrak juga sering digunakan. Tinktur dan
ekstrak adalah kandungan utama dalam
obat yang digunakan untuk pengobatan batuk spasmodik ( khususnya dalm bentuk
sirup ). Sundew tidak terdaftar dalm Annex sampai French Explanatory Note tahun
1998. monogarfi pada pemerintah jerman menaytakan bahwa sundew digunakan secara
oral untuk batuk biasa dan batuk iritasi.
Speies Drosera lainnya
Drosera peltata Sm. Spesies ini berasal
dari asia timur (Jepang, China, Malaysia, Filipina, dan India )mengandung
plumbagian pada bagian atas tanaman, dan plumbagin dan doseron
(2-metil-3,5-dihidroksi-1,4-naftaquinon pada bagian subterranean. Speies ini
dikarakterisasi dengan tuberkelnya, daun non-stipula nya ( daun basilar dengan
helai tajam disekelilingya, daun caulin dengan helai peltate asimetris) dan
bunga denngan petal putih.
Drosera ramantaceae Burch. Ex Harv. & Sond. Berasal dari Madagascar dan
Afrika timur. Ia dikarakterisasi melalui bunganya dengan petal ungu, daun caulin dengan
helai lanceolat ( tetapi tidak
rostte basilar ), dan tidak mmepunyai tuberkel. Walaupun ia mengandung quinon,
tetapi konsentrasinya sangat rendah ( kira-kira 10x lebih rendah dari spesies Drosera biasa ), dan kandungan utamanya
adalah 5-hydroksi-7-metil-1,4-naftaquinon atau ramantaceon, yang ditemukan
dalam bentuk glikosida pada tanaman segar. Obat ini berkhasiat sebagai
spasmolilik lemah.
WALNUT TREE
Juglans regia L., Juglandaceae
Bagian
dari tumbuhan ini yang digunakan adalah anak daun (foliole) kering, yang mengandung tidak kurang 2% dari
flavonoid total.
Walnut
tree, aslinya berasal dari Timur, ia dibudidayakan di Prancis ( didaerah Perigord dan Dauphine 0
untuk menghasilkan walnut. Daunnya berbentuk imparipinnate, mmepunyai lima
sampai 9 anak daun, ovate-lanceolat, acuminatus, dan coriaceous rendah.
Simplisia yang diperdagangkan biasanya
terdiri dari anak daun, yang telah dibersihkan dan dipisahkan dari rachisnya (
yangmengandung tidak lebih 18% rachis dari dahan muda ). buahnya berbentuk
drupa dengan eksocarp hijau, yang berubah menjadi kehitaman bila masak karena
teroksidasi ( yang akan mewarnai walnut ); endokarp berkelopak dua disekeliling
dua “cerebriform” dan kotiledon volimineus.
Kandungan
utamanya diektahui berupa Juglone (5-hidroksi-1,4-naftaquinon), yang terdapat
pada tanaman segar (daun, stain) sebagai glikosida 1,4,5-trihidroksinafatlen ( 2% dalam
stainnya, 0,6 % di daun), tetapi juga berada dalam bentuk bebas, khusunya pada
lilin epicuticular. Selain juglone juga terdapat naftaquinon ( dapat dideteksid
engan GC) dan turunan tereduksi. Daun
dan pericarp kaya akan tanin yang dapat terhidrolisis. Daunnya juga mengandung
sejumlah essensial oil, asam ascorbat, dan flavonoid. Juglone memounyai
khasiats sebagai antibakterial dan fungisidal.
Kotiledon
biji digunakan sebagai makanan dan sumber minyakl, yang mengadung 50 % atau lebih
Asam linoleat dan α-asam linolenat, dan komsumsinya di Prancis sangat jauh terbatas.
Walnut stain juga digunakan sebagai pewarna kayu.
Foliole
walnut mungkin meruapakna komposisi pada pengobatan herbal, dan diakui
mempunyai kativitas sebagai berikut ( French Expl. Note 1998 ): 1. secara oral
digunakan untuk mengobati gejala gangguan vena, seperti memar pada lenagn,
gejala wasir, dan gejala diare. 2. secara lokal digunakan untuk mengatasi gatal
pada kulit kepala, kulit mengelupas dan ketombe. Dan sebagai emmolien tambahan dan
untuk menghilangkan gatal pada penyakit kulit: sebagai tropik protektif agent
untuk kulit pecah-pecah, lecet, radang dingin, merekah. Dan gigitan serangga.;
untuk mengatasi kulit terbakar; kemerahan karena popok; dan sebagai antalgik
pada penyakit rongga mulut, faring, atau lainnya ( penyegar atau colutoria )
Di Jerman,
obat ini digunakan sebagi adstringen untuk penggunaan luar, untuk inflamasi
pada kulit, dan pelembaba kaki dan tangan. Sejak bungkus buah tidak menunjukkan
aktivitas apa-apa , tumbuhan ini tidak lagi digunakan ( juglon bersifat
mutagenik atau bahkan karsinogenik ).
HENNA
Lawsonia inermis L., Lythraceae
Sebuah
tumbuhan semak yang berduri, dibudidayakan di Afrika utarai Timur tengah dan
India ( ia mengikuti penyebaraN Isalm ), henna digunakan bagian daunnya, yang
berbentuk ovate-acuminatus, mucronat, dan revolutus pada ujungnya. Henna segar
mengandung glikosida. , yang melepaskan lawsone (2-hydroksi-1,4-nafatquinon)
melalui hidrolisis. Quinon ini larut dalam plearut alkali yang akan memberikan
waran range-merah. Ia tidak bersifat toksik dan merupakan fungicida kuat. Kadar
lawsone dalam simplisia kering sekitar 1 %. Daun henna juga mengandung
falvonoid, kumarin dan xanthon. Bunganya yang beraroma mengandung essensial oil
berupa ionon. Ekatrak etanol daun bersifats sebagai analgesik, antipiretik, dan
anti-inflamasi pada tikus (0.25-2 g/kg, per os).
Henna
digunakan dalam pengobatan Ayurweda, untuk pengobatan penyakit kulit, terbakar,
luka, dan diare, juga sebagai taenasida, antiepilepsi dan abortifacient agen.
Digunakan sebagi pewaran dalam kosmetik, yang telah digunakan hampir selama
toga ribu tahun, sebagai pewarana rambut, cat kuku, dan pada masyarakat muslim
tradisional digunakan untuk menghiasi telapak kaki dan telapak tangan. Obat ini
digunkans secara luas dalam bidang kosmetologi untuk bahan pencelup.,
disebabakan ikatannya yang kuat anatara lawsone dan rambut, mungkin melalui
reaksi gugus thiol dengan keratin ( shampo dan lotion rambut ). Walaupun
digunakan pada bagian luar untuk produk-produk rambut, ia sering menimbulkan
reaksi alergi serius, yang telah terjadi
dan berakibat fatal, setelah pemberian atau pengguanaan tincture henna dan
p-phenylenediamin. Sekarang ini diduga bahwa lawsone pada henna menyebabakan
anemia hemolitik kaut yang diteliti pada bayi baru lahir yang kekurangan
kongital G6PD. Hasil dari studi in
vitro mendukung hipotesis ini karena Naftaquinon mempunyai daya oksidasi yang
cukup kuat.
No comments:
Post a Comment