GLIMEPIRID
(Ditjen Binfar, 2007)
1.
Indikasi
Diabetes Melitus Tipe II yang tidak
dapat dikendalikan hanya dengan diet dan olahraga
2.
Mekanisme Aksi
Glimepirid merangsang produksi insulin oleh sel-sel Beta-Langerhans
kelenjar pankreas dan meningkatkan sensitivitas sel-sel Beta-Langerhans
terhadap stimulus glukosa fisiologis. Glimepirid juga memiliki efek
ekstrapankreatik walaupun terbatas, yaitu mereduksi produksi glukosa hepatic
basal meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin.
3.
Dosis, cara pemberian dan lama pemberian
Ø
Terapi
obat hipoglikemik oral selalu dimulai dari dosis rendah 1 kali pemberian per
hari, setelah itu dosis dapat dinaikkan sesuai dengan respons terhadap obat
Ø
Dosis
rendah dapat diberikan 1 kali sehari, sebelum atau bersama sarapan, dosis
tinggi diberikan dalam dosis terbagi
Ø
Glimepirid
dapat diberikan bersama metformin atau insulin.
Ø
Dosis
awal 1-2 mg sekali sehari, pada saat sarapan pagi. Bagi penderita yang lebih
sensitif dosis dimulai dengan 1 mg sekali sehari. Sesuai dengan respon pasien,
dosis dapat ditingkatkan sampai 4 mg sekali sehari.
Ø
Dosis
maksimum yang dianjurkan 8 mg per hari
Ø
Menaikkan
dosis setelah 2 mg per hari harus dilakukan secara bertahap, tidak boleh lebih
dari 2 mg per interval waktu 1-2 minggu.
4. Farmakologi
Ø
Glimepirid
dapat diberikan untuk pasien yang berisiko tinggi, yaitu pasien usia lanjut,
pasien dengan gangguan ginjal atau yang melakukan aktivitas berat.
Ø
Dibandingkan
dengan glibenklamid, glimepirid lebih jarang menimbulkan efek hipoglikemik pada
awal pengobatan
Ø
Memiliki
waktu mula kerja yang pendek dan waktu kerja yang lama, sehingga umum diberikan
dengan cara pemberian dosis tunggal.
Ø
Absorpsi
glimepirid melalui usus sangat baik sehingga dapat diberikan per oral. Hampir
seluruh glimepirid diserap ke dalam darah setelah pemberian per oral.
Konsentrasi serum puncak (Cmax) tercapai dalam waktu 2,5 jam.
Ø
Terdapat
hubungan langsung antara dosis dan Cmax. Makanan umumnya tidak mempengaruhi
absorpsi glimepirid.
Ø
Setelah
absorpsi, obat ini tersebar ke seluruh cairan ekstra sel. Volume distribusi
setelah pemberian intra vena pada subyek normal lebih kurang 8,8 liter (113
ml/kg). Hampir seluruh glimepirid yang dikonsumsi terikat pada protein plasma
(> 99%).
Ø
Glimepirid
tidak diakumulasi di dalam tubuh.
Ø
Waktu
paruh eliminasi glimepirid lebih kurang 5 – 8 jam setelah pemberian per oral.
Namun, semakin tinggi dosis maka waktu paruh juga akan semakin panjang.
Ø
Glimepirid
dimetabolisme secara sempurna melalui biotransformasi oksidatif terutama oleh
enzim sitokrom P450 2C9. Metabolit utama glimepirid adalah turunan sikloheksil
hidroksi metil (M1) dan turunan karboksil (M2).
Ø
M1
masih memiliki efek farmakologis glimepirid sebesar 40%. M1 dapat langsung
diekskresi melalui urin atau dimetabolisme lebih dahulu menjadi M2 oleh beberapa
enzim sitosolik.
5.
Efek Samping
Ø
Efek
samping utama yang harus diwaspadai adalah hipoglikemia. Gambaran klinis
hipoglikemik yang parah menyerupai stroke.
Ø
Gejala
hematologik termasuk leukopenia, trombositopenia, agranulosistosis dan anemia
aplastik dapat terjadi walau jarang sekali.
Ø
Golongan
sulfonilurea cenderung meningkatkan berat badan
6.
Kontraindikasi
·
Hipersensitif
terhadap glimepirid atau senyawa OHO golongan sulfonilurea lainnya
·
Gangguan
fungsi hati dan ginjal yang cukup berat
·
Ketoasidosis
atau riwayat ketoasidosis
·
Diabetik
pra koma atau koma
·
Kehamilan
dan menyusui
No comments:
Post a Comment