Thursday, July 2, 2015

GLIMEPIRID



GLIMEPIRID (Ditjen Binfar, 2007)
1.        Indikasi
Diabetes Melitus Tipe II  yang tidak dapat dikendalikan hanya dengan diet dan olahraga

2.        Mekanisme Aksi
Glimepirid merangsang produksi insulin oleh sel-sel Beta-Langerhans kelenjar pankreas dan meningkatkan sensitivitas sel-sel Beta-Langerhans terhadap stimulus glukosa fisiologis. Glimepirid juga memiliki efek ekstrapankreatik walaupun terbatas, yaitu mereduksi produksi glukosa hepatic basal meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin.

3.        Dosis, cara pemberian dan lama pemberian
Ø  Terapi obat hipoglikemik oral selalu dimulai dari dosis rendah 1 kali pemberian per hari, setelah itu dosis dapat dinaikkan sesuai dengan respons terhadap obat
Ø  Dosis rendah dapat diberikan 1 kali sehari, sebelum atau bersama sarapan, dosis tinggi diberikan dalam dosis terbagi
Ø  Glimepirid dapat diberikan bersama metformin atau insulin.
Ø  Dosis awal 1-2 mg sekali sehari, pada saat sarapan pagi. Bagi penderita yang lebih sensitif dosis dimulai dengan 1 mg sekali sehari. Sesuai dengan respon pasien, dosis dapat ditingkatkan sampai 4 mg sekali sehari.
Ø  Dosis maksimum yang dianjurkan 8 mg per hari
Ø  Menaikkan dosis setelah 2 mg per hari harus dilakukan secara bertahap, tidak boleh lebih dari 2 mg per interval waktu 1-2 minggu.

4.    Farmakologi
Ø  Glimepirid dapat diberikan untuk pasien yang berisiko tinggi, yaitu pasien usia lanjut, pasien dengan gangguan ginjal atau yang melakukan aktivitas berat.
Ø  Dibandingkan dengan glibenklamid, glimepirid lebih jarang menimbulkan efek hipoglikemik pada awal pengobatan
Ø  Memiliki waktu mula kerja yang pendek dan waktu kerja yang lama, sehingga umum diberikan dengan cara pemberian dosis tunggal.
Ø  Absorpsi glimepirid melalui usus sangat baik sehingga dapat diberikan per oral. Hampir seluruh glimepirid diserap ke dalam darah setelah pemberian per oral. Konsentrasi serum puncak (Cmax) tercapai dalam waktu 2,5 jam.
Ø  Terdapat hubungan langsung antara dosis dan Cmax. Makanan umumnya tidak mempengaruhi absorpsi glimepirid.
Ø  Setelah absorpsi, obat ini tersebar ke seluruh cairan ekstra sel. Volume distribusi setelah pemberian intra vena pada subyek normal lebih kurang 8,8 liter (113 ml/kg). Hampir seluruh glimepirid yang dikonsumsi terikat pada protein plasma (> 99%).
Ø  Glimepirid tidak diakumulasi di dalam tubuh.
Ø  Waktu paruh eliminasi glimepirid lebih kurang 5 – 8 jam setelah pemberian per oral. Namun, semakin tinggi dosis maka waktu paruh juga akan semakin panjang.
Ø  Glimepirid dimetabolisme secara sempurna melalui biotransformasi oksidatif terutama oleh enzim sitokrom P450 2C9. Metabolit utama glimepirid adalah turunan sikloheksil hidroksi metil (M1) dan turunan karboksil (M2).
Ø  M1 masih memiliki efek farmakologis glimepirid sebesar 40%. M1 dapat langsung diekskresi melalui urin atau dimetabolisme lebih dahulu menjadi M2 oleh beberapa enzim sitosolik.

5.    Efek Samping
Ø  Efek samping utama yang harus diwaspadai adalah hipoglikemia. Gambaran klinis hipoglikemik yang parah menyerupai stroke.
Ø  Gejala hematologik termasuk leukopenia, trombositopenia, agranulosistosis dan anemia aplastik dapat terjadi walau jarang sekali.
Ø  Golongan sulfonilurea cenderung meningkatkan berat badan

6.    Kontraindikasi
·         Hipersensitif terhadap glimepirid atau senyawa OHO golongan sulfonilurea lainnya
·         Gangguan fungsi hati dan ginjal yang cukup berat
·         Ketoasidosis atau riwayat ketoasidosis
·         Diabetik pra koma atau koma
·         Kehamilan dan menyusui



No comments:

Post a Comment