KALIUM SUSTAINED RELEASE (Ditjen Binfar, 2007)
1.
Indikasi
Ø
Mengatasi
kekurangan/penurunan kadar kalium darah. Penggantian kehilangan kalium terutama
diperlukan pada:
o
Penggunaan
digoksin atau obat-obatan anti arrhytmia, hal ini karena kekurangan kalium
dapat menginduksi aritmia
o
Pasien
dengan hiperaldosteronis sekunder, misalnya stenosis arteri ginjal, sirosis
hati, sindrom nefrotik dan gagal jantung yang berat
o
Pasien
yang banyak kehilangan kalium melalui feses, seperti : diare kronik yang
berhubungan dengan intestinal malabsorpsi atau penyalahgunaan laksatif
Ø
Kalium
juga diberikan untuk mengatasi kekurangan kalium pada penderita lanjut usia
karena asupan kalium yang kurang memadai (lihat peringatan pada insufisiensi
ginjal).
Ø
Selain
itu juga diperlukan selama penggunaan obat jangka panjang yang diketahui dapat menginduksi
kehilangan kalium(seperti kortikosteroid).
Ø
Suplemen
kalium jarang diperlukan pada penggunaan dosis rendah diuretik pada pengobatan
hipertensi; untuk mencegah terjadinya hipokalemia pada diuretik seperti furosemid atau tiazida untuk
menghilangkan oedema.
2.
Mekanisme Aksi
Kalium merupakan kation utama pada cairan intraseluler
dan penting untuk konduksi impuls syaraf di jantung, otak dan otot skeletal;
kontraksi jantung, otot halus dan skeletal; mempertahankan fungsi ginjal
normal, keseimbangan asam basa, metabolisme karbohidrat, dan sekresi lambung.
3.
Dosis, cara pemberian dan lama pemberian
Ø
Bila
garam kalium diberikan untuk mencegah hipokalemia dosis kalium klorida 2 – 4
g (kira-kira 25 – 50 mmol) tiap hari
peroral dapat diberikan pada pasien dengan diet normal.
Ø
Dosis
yang lebih kecil harus digunakan bila terdapat insufisiensi ginjal (biasanya
terjadi pada penderita lanjut usia) bila tidak ada bahaya hiperkalemia.
Ø
Jika terdapat
kekurangan kalium yang berat dosis yang lebih besar dapat diberikan,
jumlahnya tergantung dari besarnya
kehilangan kalium (diperlukan monitoring konsentrasi plasma kalium dan
kosultasi kepada ahlinya).
Ø
Garam
kalium lebih baik diberikan dalam bentuk sediaan cairan (atau effervescent)
daripada dalam bentuk sediaan tablet modified-release, obat harus diberikan
dalam bentuk klorida (penggunaan tablet kalium effervescent harus dibatasi
untuk keadaan hyperchloaemic)
4. Farmakologi
Ø
Absorpsi:
diabsorpsi dengan baik pada saluran
cerna bagian atas.
Ø
Distribusi
: masuk ke dalam sel melalui transport aktif dari cairan ekstraselular.
Ø
Ekskresi
: terutama melalui urin; kulit dan feses (dalam jumlah sedikit); sebagian besar
kalium di usus akan direabsorpsi
5.
Efek Samping
Ø
Garam
kalium menyebabkan mual dan muntah (gejala yang berat dapat merupakan tanda
obstruksi) sehingga rendahnya kepatuhan pengobatan merupakan kendala utama
efektifitas obat; jika memungkinkan penggunaan diuretik hemat kalium lebih dianjurkan
Ø
Efek
samping yang lain berupa ulserasi pada oesophagus dan usus kecil. Efek samping
yang jarang terjadi skin rash
6.
Kontraindikasi
·
Kerusakan
ginjal yang berat kadar plasma kalium diatas 5 mmol/L
No comments:
Post a Comment