Thursday, July 2, 2015

KALIUM SUSTAINED RELEASE



KALIUM SUSTAINED RELEASE (Ditjen Binfar, 2007)
1.        Indikasi
Ø  Mengatasi kekurangan/penurunan kadar kalium darah. Penggantian kehilangan kalium terutama diperlukan  pada:
o   Penggunaan digoksin atau obat-obatan anti arrhytmia, hal ini karena kekurangan kalium dapat menginduksi aritmia
o   Pasien dengan hiperaldosteronis sekunder, misalnya stenosis arteri ginjal, sirosis hati, sindrom nefrotik dan gagal jantung yang berat
o   Pasien yang banyak kehilangan kalium melalui feses, seperti : diare kronik yang berhubungan dengan intestinal malabsorpsi atau penyalahgunaan laksatif
Ø  Kalium juga diberikan untuk mengatasi kekurangan kalium pada penderita lanjut usia karena asupan kalium yang kurang memadai (lihat peringatan pada insufisiensi ginjal).
Ø  Selain itu juga diperlukan selama penggunaan obat jangka panjang yang diketahui dapat menginduksi kehilangan kalium(seperti kortikosteroid).
Ø  Suplemen kalium jarang diperlukan pada penggunaan dosis rendah diuretik pada pengobatan hipertensi; untuk mencegah terjadinya hipokalemia pada diuretik seperti furosemid atau tiazida untuk menghilangkan oedema.

2.        Mekanisme Aksi
Kalium merupakan kation utama pada cairan intraseluler dan penting untuk konduksi impuls syaraf di jantung, otak dan otot skeletal; kontraksi jantung, otot halus dan skeletal; mempertahankan fungsi ginjal normal, keseimbangan asam basa, metabolisme karbohidrat, dan sekresi lambung.

3.        Dosis, cara pemberian dan lama pemberian
Ø  Bila garam kalium diberikan untuk mencegah hipokalemia dosis kalium klorida 2 – 4 g  (kira-kira 25 – 50 mmol) tiap hari peroral dapat diberikan pada pasien dengan diet normal.
Ø  Dosis yang lebih kecil harus digunakan bila terdapat insufisiensi ginjal (biasanya terjadi pada penderita lanjut usia) bila tidak ada bahaya hiperkalemia.
Ø  Jika  terdapat  kekurangan kalium yang berat dosis yang lebih besar dapat diberikan, jumlahnya tergantung dari  besarnya kehilangan kalium (diperlukan monitoring konsentrasi plasma kalium dan kosultasi kepada ahlinya).
Ø  Garam kalium lebih baik diberikan dalam bentuk sediaan cairan (atau effervescent) daripada dalam bentuk sediaan tablet modified-release, obat harus diberikan dalam bentuk klorida (penggunaan tablet kalium effervescent harus dibatasi untuk keadaan hyperchloaemic)

4.    Farmakologi
Ø  Absorpsi: diabsorpsi dengan baik pada  saluran cerna bagian atas.
Ø  Distribusi : masuk ke dalam sel melalui transport aktif dari cairan ekstraselular.
Ø  Ekskresi : terutama melalui urin; kulit dan feses (dalam jumlah sedikit); sebagian besar kalium di usus  akan direabsorpsi

5.    Efek Samping
Ø  Garam kalium menyebabkan mual dan muntah (gejala yang berat dapat merupakan tanda obstruksi) sehingga rendahnya kepatuhan pengobatan merupakan kendala utama efektifitas obat; jika memungkinkan penggunaan diuretik hemat kalium lebih dianjurkan
Ø  Efek samping yang lain berupa ulserasi pada oesophagus dan usus kecil. Efek samping yang jarang terjadi skin rash

6.    Kontraindikasi
·           Kerusakan ginjal yang berat kadar plasma kalium diatas 5 mmol/L 
Allergi  terhadap obat , penyakit Addison’s, dehidrasi akut, kadar serum kalium dalam darah tinggi

No comments:

Post a Comment