Data Dasar dan
Data Demografi
No. RM :
Nama :
Ny. Fz
Tanggal kontrol : 22 Oktober – 26 Desember 2012
Ruangan : Poli obgyn, ginekologi
Jenis kelamin : Perempuan
Umur :
26 tahun 2 bulan
Tinggi badan : 154 cm
Berat badan : 68 kg
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Lubuk Napa
Keluhan Utama
Pasien baru masuk dengan amenorrhoe ± 3 bulan. Nyeri perut sebelah kiri.
Riwayat
Penyakit Sekarang
Tidak haid sejak ± 3 bulan sebelumnya, dan sudah berobat ke RS. Hari pertama haid terakhir (HPHT) 30 Juli 2012. Planotest (-)
negatif. Bengkak di perut tidak ada. BAB dan BAK tidak ada kelainan.
Riwayat
Penyakit Dahulu
Menarche pada usia 12 tahun, siklus haid teratur, lama haid 5-6 hari, 2-3
kali ganti duk per hari, nyeri tidak ada.
Pada tahun 2005 – 2007, 1 kali datang haid.
Pada tahun 2007 – 2011, siklus haid 1x3 bulan, lama haid 5-6 hari, 2-3
kali ganti duk per hari, nyeri tidak ada.
Pada tahun
2011, mendapatkan obat 6x (selama 6 bulan), haid datang 1x sebulan, lamanya 5-6
hari, banyaknya 2-3 kali ganti duk per hari, nyeri haid (-).
Menikah 1 kali,
pada Juni 2011, suami berusia 31 tahun, belum mempunyai anak.
Riwayat trauma
(-), keputihan (-), disparenia (-), postcoital bleeding (-).
Riwayat
Keluarga/Sosial
Tidak ada.
Riwayat Pengobatan
Pada tahun
2011, mendapatkan obat 6x (selama 6 bulan). Obat tidak dikenali (tidak
diperoleh catatan medis).
Konsumsi jamu
tidak ada. Konsumsi obat pelangsing tidak ada.
Alergi
Makanan/Obat
Alergi obat : -
Alergi makanan : -
Hasil
Pemeriksaan Fisik
22 Desember
2012
Umum
|
Kondisi umum:
sedang
Kesadaran:
compos mentis cooperative
Tekanan
darah: 120/80 mmHg
Denyut nadi:
80 kali/menit
Laju
pernafasan 20 kali/menit
Suhu tubuh:
afebris
Tinggi
badan: 154 cm
Berat
badan: 68 kg (BMI = 28,7; overweight)
|
Mata
|
Konjunctiva anemis: (-) negatif
|
Abdomen
|
Status ginekologis
|
Genitalia
|
Status ginekologis
|
Dada
|
Dalam batas normal
|
Status
Ginekologis
Abdomen:
I : tidak membuncit
P : saepal, NT (-), NL (-), DM (-)
D : tympani
A : DU (+) N
Genitalia:
I: v/u tympani, PPV (-)
Inspekulo : tumor (-), lasersi (-), fluxus (-)
Portio : NP, ukuran normal, tumor (-), lasensi (-), fluxus (-),
VT
Bimanual:
Vagina : tremor (-)
Portio : NP, ukuran N, nyeri goyang (-), OUF tertutup
CUT :
AF, ukuran sebesar telur ayam
CD :
tidak menonjol
Hasil
Pemeriksaan Laboratorium
13 November
2012
Parameter
|
Hasil
|
Nilai Rujukan
|
Satuan
|
Endokrinologi
|
|||
LH
|
3,35
|
Perempuan
dengan menstruasi normal:
|
mIU/mL
|
Follicular
phase = 1,9 - 12,5
|
|||
Midcycle peak
= 8,7 - 76,3
|
|||
Luteal phase
= 0,5 - 16,9
|
|||
Perempuan
hamil = ≤1,5
|
|||
Postmenopausal
= 15,9 – 54
|
|||
Contraceptives
= 0,7 - 5,6
|
|||
FSH
|
5,89
|
Perempuan
dengan menstruasi normal:
|
mIU/mL
|
Follicular
phase = 2,5 - 10,2
|
|||
Midcycle peak
phase (>13 tahun) = 3,4 - 33,4
|
|||
Luteal phase
= 1,5 - 9,1
|
|||
Perempuan
hamil = <0,3
|
|||
Postmenopausal
= 23,0 - 116,3
|
|||
Estradiol
|
29,74
|
Perempuan:
|
pg/mL
|
Follicular
phase = 18 – 147
|
|||
Pre-ovulatory
= 93 – 573
|
|||
Luteal phase
= 43 – 214
|
|||
Menopause =
<58
|
Pemeriksaan
Penunjang
22 Oktober 2012
Galimanini gravid: (-) negatif
Hasil pemeriksaan USG:
·
Uterus AF ukuran dan bentuk normal.
·
Tidak tampak mio ataupun adenomiosis.
·
Ovarium kiri dan kanan normal.
·
Kesan: tidak tampak kelainan organik pada genitalial uterin.
Diagnosis Utama
Amenorrhoe sekunder ± 3 bulan
Pengobatan yang Diberikan
R/ Diane 35 1x1 selama 21 hari
Klonifen sitrat selama 5 hari
Follow Up
Pasien
22 Oktober 2012
Pasien baru masuk dengan keluhan amenorrhoe sekunder
± 3 bulan.
Galimanini gravid: (-) negatif
Hasil pemeriksaan USG:
·
Uterus AF ukuran dan bentuk normal.
·
Tidak tampak miom ataupun adenomiosis.
·
Ovarium kiri dan kanan normal.
Kesan: tidak tampak kelainan organik
pada genitalial uterin.
|
Advice:
Cek hormonal: LH, FSH, estradiol
|
20 November 2012
Pasien kontrol ulang dengan keluhan amenorrhoe.
Hasil lab:
LH = 3,35 mIU/mL
FSH = 5,89 mIUmL
Estradiol = 29,24 pg/mL
|
Advice:
Pasien overweight, disarankan untuk olahraga dan diet teratur.
Terapi:
R/ Diane 35 1x1 sampai datang haid
Suami: analisis sperma
Setelah haid datang dan hasil analisis sperma normal, lakukan
induksi ovulasi dengan klomifen sitrat
|
5 Desember 2012
Kontrol ulang amenorrhoe.
Hasil lab sperma suami: teratozoospermia.
|
Konsultasi konsulen Repman; high-grade papillary serous
carcinoma (HG-PSC)
Advice:
Untuk pasien: lanjutkan terapi
R/ Diane 35 1x1 selama 21 hari
Untuk suami pasien: hentikan rokok
|
18 Desember 2012
Pasien saat ini haid hari ke-2.
|
Advice:
Induksi ovulasi dengan klonifen sitrat, hentikan pada hari ke-5.
|
19 Desember 2012
Pasien kontrol ulang dengan keluhan sudah keluar haid (hari ke-3)
|
|
26 Desember 2012
HPHT 16 Desember 2012
|
Advice:
USG TV untuk menilai folikel
|
ANALISIS
KASUS
Seorang pasien wanita usia 26
tahun 2 bulan datang dengan keluhan
amenorrhoe ± 3 bulan dan nyeri perut sebelah kiri.
Riwayat penyakit sekarang: pasien tidak haid sejak ±
3 bulan sebelumnya, dan sudah berobat ke RS. Hari pertama haid
terakhir (HPHT) 30 Juli 2012. Planotest (-) negatif. Bengkak di perut tidak
ada. BAB dan BAK tidak ada kelainan.
Riwayat
penyakit dahulu: menarche pada usia 12 tahun, siklus haid teratur, lama haid
5-6 hari, 2-3 kali ganti duk per hari, nyeri tidak ada. Pada tahun 2005 – 2007,
1 kali datang haid. Pada tahun 2007 – 2011, siklus haid 1x3 bulan, lama haid
5-6 hari, 2-3 kali ganti duk per hari, nyeri tidak ada. Pada tahun 2011,
mendapatkan obat 6x (selama 6 bulan), haid datang 1x sebulan, lamanya 5-6 hari,
banyaknya 2-3 kali ganti duk per hari, nyeri haid (-). Menikah 1 kali, pada
Juni 2011, suami berusia 31 tahun, belum mempunyai anak. Riwayat trauma (-),
keputihan (-), disparenia (-), postcoital bleeding (-).
Riwayat pengobatan: pada tahun 2011, mendapatkan obat 6x (selama 6
bulan). Obat tidak dikenali (tidak diperoleh catatan medis). Konsumsi jamu
tidak ada. Konsumsi obat pelangsing tidak ada.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, pasien didiagnosis
secondary amenorrhoe ± 3 bulan. Terapi yang diterima pasien berupa Diane 35 1x1 selama 21
hari dan klonifen sitrat selama 5 hari.
Analisis Penatalaksanaan Secondary Amenorrhoe
Secondary amenorrhoe adalah berhentinya haid selama 6 bulan atau lebih pada wanita yang
sudah pernah mengalami haid, dan bukan pada wanita yang
hamil, menyusui, ataupun menopause. Pada kasus ini, pasien mengalami henti siklus haid selama ± 3 bulan, dengan riwayat sebelumnya
pernah mengalami haid secara teratur, tetapi pada 5 tahun terakhir mengalami
ketidakteraturan haid (1 kali dalam 3 bulan).
Secondary amenorrhoe
dapat terjadi pada wanita yang
mengkonsumsi pil kontrasepsi atau menerima terapi hormon, seperti Depo-Provera,
dapat mengalami amenorrhoe. Amenorrhoe juga dapat disebabkan oleh konsumsi
obat-obatan lain, seperti bisulfan, klorambusil, siklofosfamid, dan fenotiazin.
Faktor risiko terjadinya amenorrhoe pada wanita, antara lain:
1.
Obesitas.
2.
Kadar lemak
tubuh kurang dari 15-17%.
3.
Penurunan
berat badan yang drastis (misalnya setelah melakukan diet ekstrim atau post
operative gastric bypass.
4.
Kecemasan dan
stres emosional.
5.
Olahraga yang
berlebihan dalam jangka waktu lama.
6.
Tumor otak
(pituitary).
7.
Kemoterapi
kanker.
8.
Penggunaan
obat-obat antipsikosis.
9.
Hipertiroid.
10. Sindrom ovarium polikistik.
11. Penurunan fungsi ovarium.
12. Kegagalan dilasi dan kuretase yang dapat menyebabkan
sindrom asherman.
Pada kasus ini, pasien
tidak mengkonsumsi pil kontrasepsi ataupun obat-obatan lain dan obat-obat
tradisional (jamu). Berdasarkan hasil pemeriksaan USG, tidak tampak kelainan
organik pada genitalial uterin pasien. Hasil pemeriksaan hormonal pasien
menunjukkan kadar LH = 3,35
mIU/mL, FSH = 5,89 mI/UmL, dan estradiol = 29,24 pg/mL. Hasil pemeriksaan
sperma suami menunjukkan adanya teratozoospermia. Faktor risiko yang dimiliki
pasien adalah obesitas, dengan BMI 28,7.
Tujuan terapi pada kasus secondary amenorrhoe ini adalah untuk meredakan
gejala ketidakseimbangan hormon, untuk mengembalikan siklus normal menstruasi,
mencegah komplikasi yang terkait dengan amenorrhoe, dan/atau untuk mencapai
kesuburan.
Bentuk penatalaksanaan terapi secondary amenorrhoe tergantung pada
penyebabnya. Pada kasus ini, obesitas yang dialami pasien perlu dikoreksi
sehingga pasien perlu disarankan untuk melakukan olahraga dan diet teratur.
Dalam kasus ini, pasien mendapatkan terapi Diane 35 1x1 tablet selama 21
hari dan klonifen
sitrat selama 5 hari (klonifen diberikan setelah pasien mengalami haid). Diane
35 mengandung cyproterone acetate 2 mg dan ethinyl estradiol 0,035 mg.
Cyproterone acetate
merupakan agen yang memiliki efek antiandrogen dengan mekanisme inhibisi
produksi androgen pada wanita. Selain sebagai antiandrogen, cyproterone acetate
juga berperan dalam progestational action. Pemberian cyproterone acetate secara
tunggal dapat menyebabkan disturbansi siklus menstruasi. Oleh karena itu,
pemberian cyproterone acetate dikombinasikan ethinylestradiol.
Sebagai turunan
sintetik dari estradiol alami, etinilestradiol memacu pertumbuhan endometrium
serta penebalan, stratifikasi, dan kornifikasi vagina. Etinilestradiol
menyebabkan pertumbuhan duktus kelenjar mammae, namun menghambat laktasi. Etinilestradiol
juga menghambat sekresi hormon-hormon dari hipofisis anterior dan menyebabkan
dilatasi kapiler, retensi cairan dan anabolisme protein.
Pemberian etinilestradiol dilakukan dalam siklus (misalnya 3
minggu diberikan, 1 minggu tidak). Penghentian terapi atau pengurangan dosis
harus dilakukan setiap interval 3-6 bulan. Dosis yang umum, 1 tablet 0,02 mg
atau 0,05 mg sekali sehari. Dalam beberapa kasus, dosis yang efektif adalah
0,02 mg sekali dua hari.
Pada terapi secondary amenorrhoe, pemberian cyproterone
acetate dan etinilestradiol dapat dilanjutkan dengan pemberian klomifen sitrat
untuk menginduksi ovulasi.
Klomifen dapat
menghambat feedback negatif esterogen di hypothalamus dan pituitary yang menstimulasi
sekresi pituitary gonadotrophic hormones sehingga dapat terjadi stimulasi
ovulasi.
Pemberian klomifen
dengan dosis 50 mg per hari selama 5 hari saat siklus menstruasi kembali normal
setelah amenorrhoe. Jika ovulasi tidak terjadi, pemberian klomifen untuk kedua
kalinya dapat diberikan dengan dosis 100 mg selama 5 hari. Pemberian klomifen
maksimal selama 6 siklus.
No comments:
Post a Comment