PENYAKIT
JANTUNG BAWAAN (PJB)
1.
BATASAN
PJB
adalah penyakit yang dibawa oleh anak sejak ia dilahirkan akibat proses pembentukan
jantung yang kurang sempurna. Proses pembentukan jantung ini terjadi pada awal
pembuahan (konsepsi). Pada waktu jantung mengalami proses pertumbuhan di dalam
kandungan, ada kemungkinan mengalami gangguan. Gangguan pertumbuhan jantung
pada janin ini terjadi pada usia tiga bulan pertama kehamilan, karena jantung
terbentuk sempurna pada saat janin berusia empat bulan (Penyakit Jantung
Bawaan, 2008).
2. JENIS
PJB
a.
PJB Non Sianotik
Penyakit
Jantung Bawaan (PJB) non sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung
yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di sekat
jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah satu katup
jantung dan penyempitan alur keluar ventrikel atau pembuluh darah besar tanpa
adanya lubang di sekat jantung. Masing-masing mempunyai spektrum presentasi
klinis yang bervariasi dari ringan sampai berat tergantung pada jenis dan
beratnya kelainan serta tahanan vaskuler paru (Penyakit Jantung Bawaan, 2008).
-
Ventricular Septal Defect (VSD)
Pada VSD besarnya aliran darah ke paru
ini selain tergantung pada besarnya lubang, juga sangat tergantung pada
tingginya tahanan vaskuler paru. Makin rendah tahanan vaskuler paru makin besar
aliran pirau dari kiri ke kanan. Pada bayi baru lahir dimana maturasi paru
belum sempurna, tahanan vaskuler paru umumnya masih tinggi dan akibatnya aliran
pirau dari kiri ke kanan terhambat walaupun lubang yang ada cukup besar. Tetapi
saat usia 2–3 bulan dimana proses maturasi paru berjalan dan mulai terjadi
penurunan tahanan vaskuler paru dengan cepat maka aliran pirau dari kiri ke
kanan akan bertambah. Ini menimbulkan beban volume langsung pada ventrikel kiri
yang selanjutnya dapat terjadi gagal jantung (Penyakit Jantung Bawaan, 2008).
-
Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Pada PDA kecil umumnya anak asimptomatik
dan jantung tidak membesar. Sering ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan
rutin dengan adanya bising kontinyu yang khas seperti suara mesin (machinery
murmur) di area pulmonal, yaitu di parasternal sela iga 2–3 kiri dan di bawah
klavikula kiri. Tanda dan gejala adanya aliran ke paru yang berlebihan pada PDA
yang besar akan terlihat saat usia 1–4 bulan dimana tahanan vaskuler paru
menurun dengan cepat. Nadi akan teraba jelas dan keras karena tekanan diastolik
yang rendah dan tekanan nadi yang lebar akibat aliran dari aorta ke arteri
pulmonalis yang besar saat fase diastolik. Bila sudah timbul hipertensi paru,
bunyi jantung dua komponen pulmonal akan mengeras dan bising jantung yang
terdengar hanya fase sistolik dan tidak kontinyu lagi karena tekanan diastolik
aorta dan arteri pulmonalis sama tinggi sehingga saat fase diastolik tidak ada
pirau dari kiri ke kanan. Penutupan PDA secara spontan segera setelah lahir
sering tidak terjadi pada bayi prematur karena otot polos duktus belum
terbentuk sempurna sehingga tidak responsif vasokonstriksi terhadap oksigen dan
kadar prostaglandin E2 masih tinggi. Pada bayi prematur ini otot polos vaskuler
paru belum terbentuk dengan sempurna sehingga proses penurunan tahanan vaskuler
paru lebih cepat dibandingkan bayi cukup bulan dan akibatnya gagal jantung
timbul lebih awal saat usia neonatus (Penyakit Jantung Bawaan, 2008).
-
Atrial Septal Defect (ASD)
Pada ASD presentasi klinisnya agak
berbeda karena defek berada di septum atrium dan aliran dari kiri ke kanan yang
terjadi selain menyebabkan aliran ke paru yang berlebihan juga menyebabkan
beban volum pada jantung kanan. Kelainan ini sering tidak memberikan keluhan
pada anak walaupun pirau cukup besar, dan keluhan baru timbul saat usia dewasa.
Hanya sebagian kecil bayi atau anak dengan ASD besar yang simptomatik dan
gejalanya sama seperti pada umumnya kelainan dengan aliran ke paru yang
berlebihan yang telah diuraikan di atas. Auskultasi jantung cukup khas yaitu
bunyi jantung dua yang terpisah lebar dan menetap tidak mengikuti variasi
pernafasan serta bising sistolik ejeksi halus di area pulmonal. Bila aliran
piraunya besar mungkin akan terdengar bising diastolik di parasternal sela iga
4 kiri akibat aliran deras melalui katup trikuspid. Simptom dan hipertensi paru
umumnya baru timbul saat usia dekade 30 – 40 sehingga pada keadaan ini mungkin
sudah terjadi penyakit obstruktif vaskuler paru (Penyakit Jantung Bawaan,
2008).
- Aorta Stenosis (AS)
Aorta
Stenosis derajat ringan atau sedang umumnya
asimptomatik sehingga sering terdiagnosis secara kebetulan karena saat
pemeriksaan rutin terdengar bising sistolik ejeksi dengan atau tanpa klik
ejeksi di area aorta; parasternal sela iga 2 kiri sampai ke apeks dan leher.
Bayi dengan AS derajat berat akan timbul gagal jantung kongestif pada
usia mingguminggu pertama atau bulan-bulan pertama kehidupannya. Pada AS yang
ringan dengan gradien tekanan sistolik
kurang dari 50 mmHg tidak perlu dilakukan intervensi. Intervensi bedah
valvotomi atau non bedah Balloon Aortic Valvuloplasty harus segera dilakukan
pada neonatus dan bayi dengan AS valvular yang kritis serta pada anak
dengan AS valvular yang berat atau gradien tekanan sistolik 90 – 100
mmHg (Penyakit Jantung Bawaan, 2008).
- Coarctatio
Aorta (CoA)
Coartatio
Aorta pada anak yang lebih besar umumnya juga
asimptomatik walaupun derajat obstruksinya sedang atau berat. Kadang-kadang ada
yang mengeluh sakit kepala atau epistaksis berulang, tungkai lemah atau nyeri
saat melakukan aktivitas. Tanda yang klasik pada kelainan ini adalah tidak
teraba, melemah atau terlambatnya pulsasi arteri femoralis dibandingkan dengan
arteri brakhialis, kecuali bila ada PDA besar dengan aliran pirau dari
arteri pulmonalis ke aorta desendens. Selain itu juga tekanan darah lengan
lebih tinggi dari pada tungkai. Obstruksi pada AS atau CoA yang
berat akan menyebabkan gagal jantung pada usia dini dan akan mengancam
kehidupan bila tidak cepat ditangani. Pada kelompok ini, sirkulasi sistemik
pada bayi baru lahir sangat tergantung pada pirau dari kanan ke kiri melalui PDA
sehingga dengan menutupnya PDA akan terjadi perburukan sirkulasi
sistemik dan
hipoperfusi
perifer (Penyakit Jantung Bawaan, 2008).
- Pulmonal Stenosis (PS)
Status gizi
penderita dengan PS umumnya baik dengan pertambahan berat badan yang
memuaskan.
Bayi dan anak dengan PS ringan umumnya asimptomatik dan tidak sianosis
sedangkan neonatus dengan PS berat atau kritis akan terlihat takipnu dan
sianosis. Penemuan pada auskultasi jantung dapat menentukan derajat beratnya
obstruksi. Pada PS valvular terdengar bunyi jantung satu normal yang diikuti
dengan klik ejeksi saat katup pulmonal yang abnormal membuka. Klik akan
terdengar lebih awal bila derajat obstruksinya berat atau mungkin tidak
terdengar bila katup kaku dan stenosis sangat berat. Bising sistolik ejeksi
yang kasar dan keras terdengar di area pulmonal. Bunyi jantung dua yang tunggal
dan bising sistolik ejeksi yang halus akan ditemukan pada stenosis yang berat
(Penyakit Jantung Bawaan, 2008).
No comments:
Post a Comment