VITAMIN K
Berfungsi
sebagai vitamin koagulan (menghentikan pendarahan).
Vitamin
K1 (filokuinon – fitonadion)
Vitamin
K2 (senyawa menakuinon)
Vitamin
K3 (menadion – derivat naftokuinon), dibuat secara sintetik
Sumber
:
K1;
pada kloroplas sayuran berwarna hijau dan buah-buahan.
K2;
disintesis oleh bakteri usus (gram positif)
K3;
dibuat secara sintetik, aktifitasnya menyerupai vitamin K alami
Pada
defisiensi vitamin K, kerjanya meningkatkan biositesis beberapa faktor
pembekuan darah (mis. protrombin), faktor VII (prokonvertin) dan faktor-faktor
lain yang berlangsung di hati.
Mekanisme
kerja; belum dikenal secara pasti.
Defisiensi
:
Menyebabkan
hipotrombinemia dan menurunnya beberapa faktor pembekuan darah, sehingga
terjadi pendarahan yang berkepanjangan.
Pemberian
K1 secara IV dapat memnimbulkan kemerahan pada muka, berkeringat, bronkospasma
dan sianosis (kebiruan), sakit pada dada, kadang menyebabkan kematian.
Menadion
bersifat iritasi pada kulit dan saluran nafas, menyebabkan kulit melepuh.
Pada
bayi (terutama prematur), dapat menyebabkan anaemi haemolitik,
hiperbilirubinemia, dan ichtrerus.
Pada
hepatitis berat, dapat memperberat hipoprotrombenia.
Absorbsi,
sangat tergantung dengan sifat kelarutannya.
Indikasi
:
Mencegah
atau mengatasi pendarahan akibat defisiensi vitamin K yang disebabkan oleh :
1.
Gangguan absorbsi vitamin K (gangguan fungsi usus)
2. Berkurangnya bakteri
pensitensis vitamin K pada usus (pemakaian AB & Sulfonamida waktu lama.
3. Pemakaian
antikoagulan tertentu (mis. Kumarin)
Pada
bayi yang baru dilahirkan, belum cukup bakteri usus untuk mensintesis vitamin
K, dianjurkan pemberian vitamin K (0.5-1 mg, i.m atau i.v) sebagai propilaksis.
Vitamin
K juga bermanfaat pada hipotrombinemia berat (salisilat dosis besar), racun
ular (inaktivasi protrombin), dan asupan vitamin A yang berlebihan.
No comments:
Post a Comment