Sunday, July 26, 2015

VITAMIN K



VITAMIN K


Berfungsi sebagai vitamin koagulan (menghentikan pendarahan).

Vitamin K1 (filokuinon – fitonadion)
Vitamin K2 (senyawa menakuinon)
Vitamin K3 (menadion – derivat naftokuinon), dibuat secara sintetik

Sumber :
K1; pada kloroplas sayuran berwarna hijau dan buah-buahan.
K2; disintesis oleh bakteri usus (gram positif)
K3; dibuat secara sintetik, aktifitasnya menyerupai vitamin K alami

Pada defisiensi vitamin K, kerjanya meningkatkan biositesis beberapa faktor pembekuan darah (mis. protrombin), faktor VII (prokonvertin) dan faktor-faktor lain yang berlangsung di hati.
Mekanisme kerja; belum dikenal secara pasti.

Defisiensi :

Menyebabkan hipotrombinemia dan menurunnya beberapa faktor pembekuan darah, sehingga terjadi pendarahan yang berkepanjangan.

Pemberian K1 secara IV dapat memnimbulkan kemerahan pada muka, berkeringat, bronkospasma dan sianosis (kebiruan), sakit pada dada, kadang menyebabkan kematian.

Menadion bersifat iritasi pada kulit dan saluran nafas, menyebabkan kulit melepuh.
Pada bayi (terutama prematur), dapat menyebabkan anaemi haemolitik, hiperbilirubinemia, dan ichtrerus.
Pada hepatitis berat, dapat memperberat hipoprotrombenia.

Absorbsi, sangat tergantung dengan sifat kelarutannya.

Indikasi :
Mencegah atau mengatasi pendarahan akibat defisiensi vitamin K yang disebabkan oleh :

1.  Gangguan absorbsi vitamin K (gangguan fungsi usus)
2.  Berkurangnya bakteri pensitensis vitamin K pada usus (pemakaian AB &  Sulfonamida waktu lama.
3.  Pemakaian antikoagulan tertentu (mis. Kumarin)
Pada bayi yang baru dilahirkan, belum cukup bakteri usus untuk mensintesis vitamin K, dianjurkan pemberian vitamin K (0.5-1 mg, i.m atau i.v) sebagai propilaksis.

Vitamin K juga bermanfaat pada hipotrombinemia berat (salisilat dosis besar), racun ular (inaktivasi protrombin), dan asupan vitamin A yang berlebihan.

No comments:

Post a Comment