Distribusi
Obat dan Alat Kesehatan
Pendistribusian
obat dan alat kesehatan yang dilakukan di IRNA Anak dilakukan dengan sistem UDD,
Individual Prescription, dan Emergency
Kit yang merupakan bentuk dari WFS.
a. Sistem
UDD
Unit
Dose Dispensing atau UDD adalah suatu sistem distribusi
obat kepada pasien di rawat inap, yang disiapkan dalam bentuk dosis terbagi
siap pakai untuk pemakaian selama 24 jam. Tujuan UDD adalah memudahkan
pelayanan kepada pasien (patient care),
mencegah atau mengurangi Drug Related Problems (DRPs), mendukung kebijakan rumah sakit mengenai pelayanan
farmasi satu pintu, mengurangi biaya pengobatan pasien dan meningkatkan nursing care. Sistem distribusi obat
secara UDD merupakan tanggung jawab farmasis yang juga terkait dengan staf
medis, perawat dan bagian administrasi.
Saat
ini, UPF IRNA Anak tengah mengupayakan sistem pelayanan satu pintu yaitu
seluruh kebutuhan obat dan alat kesehatan dipenuhi oleh Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Dr. Soetomo. Melalui sistem satu pintu ini diharapkan dapat mempermudah
dalam pemantauan distribusi obat kepada pasien, menghindarkan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam peresepan seperti adanya duplikasi obat, interaksi
obat yang sering terjadi pada kasus polifarmasi serta memudahkan dalam
memonitor efek samping obat.
Pada sistem UDD, dokter menuliskan instruksi di
dokumen medik kesehatan atau rekam medik dan menulis resep. Farmasis
menyediakan obat sesuai dengan yang diinstruksikan atau diresepkan oleh dokter,
lalu farmasis menyerahkan obat kepada perawat, dan selanjutnya perawat yang
akan menyerahkan obat yang telah disiapkan oleh farmasis kepada pasien atau
keluarga pasien. Obat yang diracik melalui sistem UDD dikemas dalam wadah
kantong plastik dengan warna etiket yang berbeda sesuai waktu pemberian obat.
Pemberian pagi hari jam 06.00 menggunakan etiket merah, siang hari jam 14.00
menggunakan etiket hijau, malam hari jam 21.00 menggunakan etiket kuning, dan
pemberian obat di luar jam tersebut menggunakan etiket warna putih. Dengan
adanya sistem UDD di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr. Soetomo dapat memberikan
pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien sehingga dapat
meningkatkan kualitas hasil terapi dan dapat mengurangi atau mencegah timbulnya
Drug Related Problems (DRPs)
karena adanya pengawasan penggunaan obat oleh farmasis.
Sistem
distribusi di IRNA Anak yang dilakukan melalui Unit Dose Dispensing meliputi obat-obat oral, injeksi dan alat
kesehatan. Obat yang sudah diracik untuk UDD, diserahkan kepada perawat dan
disimpan dalam Jelly Box berdasarkan nama pasien yang ada di ruang perawatan, dan
diberikan oleh perawat ke pasien pada setiap jam pemberian yang telah
ditentukan. Di luar jam kerja atau saat hari libur sistem distribusi yang
digunakan adalah kombinasi antara UDD dan Individual Prescription.
Farmasis
di UDD memiliki peran yaitu melakukan pemantauan terhadap terapi obat pasien
berdasarkan DMK (Dokumen Medis Kesehatan) dan KCO (Kartu Catatan Obat) atau
(DFP) Dokumen Farmasi Penderita dan melakukan review terhadap
kemungkinan adanya DRPs yang
aktual terjadi maupun yang potensial akan terjadi dan memberikan rekomendasi
kepada dokter atau perawat serta melakukan konseling kepada pasien atau
keluarga pasien.
b. Individual Prescription
Individual
prescription adalah suatu sistem dimana dokter
menuliskan resep untuk masing-masing pasien, kemudian resep tersebut disiapkan
dan didistribusikan oleh UPF rawat inap. Kelebihan dari sistem individual prescription adalah
permintaan obat dapat diawasi oleh dokter, farmasis, perawat, pasien serta
mudah untuk mengontrol persediaan obat. Sedangkan kekurangan dari sistem individual prescription adalah ada
kemungkinan terlambat mendapatkan obat, biaya dapat meningkat dan dapat
menimbulkan DRP.
c. Emergency Kit (EK)
Emergency
kit
adalah bentuk dari sistem WFS dimana perbekalan farmasi yang disediakan
merupakan perbekalan farmasi yang bersifat emergency, dan digunakan
untuk pelayanan kefarmasian di ruangan. Emergency kit memiliki fungsi
vital dalam keadaan darurat, yaitu untuk menyelamatkan jiwa pasien dan
menghindari adanya kecacatan (life saving),
sehingga emergency kit harus selalu
tersedia di ruangan.
Perbekalan
farmasi yang disediakan di dalam ruangan disesuaikan dengan jenis penyakit yang
ada di ruangan tersebut. Obat-obat yang harus tersedia dalam emergency kit terutama untuk penanganan
kasus syok anafilaksis, antara lain adrenalin, difenhidramin, dexamethasone,
aminophyllin dan diazepam.
Perbekalan farmasi di sistem emergency kit disimpan dalam tool box
yaitu kotak khusus yang terbagi-bagi dalam kotak terpisah, praktis, mudah
dibawa, dan disegel. Masing-masing jenis perbekalan farmasi diberi identitas
dengan tujuan untuk menghindarkan dari kesalahan pengambilan obat oleh perawat,
dan memudahkan pengontrolan oleh farmasis.
No comments:
Post a Comment